Ketika hebat-andal politik sudah tak terdengar lagi, dgn hubungan partai PDI Perjuangan & telah digantikan oleh Bpk. Lazarus, untuk DPD Prov. Kalbar, akan dikenali kenapa digantikan dgn pimpinan sebelumnya, kalau Demokrat sudah jelas oleh Ibu Erma, untuk DPD Provinsi Kalbar 2019.
Perkampungan Desa yg mengikuti tren modern, memungkinkan untuk di imajinasikan, namun dikampung masih saja ramai dgn rumah-rumah yg jarang penduduknya, serta penduduk Desa yg makin memahami kegiatan untuk bekerja dgn listrik, & media online.
Mereka sudah paham itu, namun tak tahu kalau ada acara politik untuk di menang kali ini, kalau begitu pertemuannya pasti ada di kampung, sebelum adanya Youtube, & media sosial yg mengumumkan jika ada jadwal drama politik dikala ini.
Perkampungan yg jauh, akan ditemui dgn hutan-hutan yg lebat, sehingga untuk mendukung pembangunan pun, harus bersuara keras dahulu untuk mengoncang DPRD Provinsi, gres akan ada balasannya hingga dana dr sentra cair.
Jika untuk mengetahui Desa, memang akan sedikit banyak sekali hal terkait pertentangan, maka ada pembicaraannya pun mesti baik. Terutama untuk mencapai cita-cita yg disampaikan. Demikian juga, dgn urusan birokrasi, dimana-mana akan dijumpai aneka macam akomodasi layanan publik, hasil dr tata cara pembangunan politik.
Tetapi, ketika ini belum ada yg membicarakan mengenai metode pendidikan, serta kesehatan, mereka membisu untuk hal ini, kalau di Kalbar orang-orang itu dapat ditemui dgn kapasitasnya apalagi dahulu, beda dgn di Jawa, yg hendak dimengerti memiliki kemampuan kepada sistem kesehatan yg mereka bangkit.
Kalau tak salah, Korea sudah mulai membantu medisnya untuk bekerja dengan-cara sosial di penduduk , hendaknya menjadi nilai kasatmata. Untuk membahas Desa di Kalbar, memang akan mempesona dgn persoalan metode dinamika budayanya berlawanan jauh.
Hal ini, tergantung dgn dilema dasar dr sistem program kerja masing-masing kebijakan partai Politik, tak ribut saja sudah baik, menambah wawasan lebih kembali selaku manusia. Jikalau hal ini terorganisir maka, hal ini perlu dipertanyakan, siapa yg menciptakan rencana hal ini.
Ketika, aneka macam problem terkait dgn sistem pembangunan yg layaknya dipahami dgn sosial budaya masyarakat. Desa memiliki peran sebagai pembangunan yg baik bagi suatu Negara, dimulai dr faktor pertanian, infrastruktur, sumber daya insan, hingga sumber daya alam yg memang bisa habis kapan saja.
Jika untuk memenuhi kebutuhan pertentangan saja, maka akan mahal bayarannya, hal ini biasa diciptakan oleh masyarakat yg memang dibayar untuk hal ini. Sudah mirip sindikat kalau dibilang dlm duduk perkara hal ini, kalau tak mengeluh, maka berteriak. Itulah karakteristik penduduk disini, kalau sudha berhadapan dgn kebutuhan.