– Pembelajaran Literasi Berbasis Potensi Lokal untuk Mengembangkan Kearifan Lokal untuk Pemberdayaan Perempuan.
Kita menyepakati bahwa setiap orang berhak untuk memperoleh pendidikan yg layak & bermutu tanpa memandang usia, jenis kelamin, ras, golongan maupun agama tertentu.
Pendidikan merupakan salah satu pemenuhan Hak Asasi Manusia untuk berbagi kepribadian & karakter yg menghargai keleluasaan berpikir.
Menumbuhkan & menggalakkan perilaku saling pengertian, toleransi, persahabatan, & perdamaian. Itulah yg digembar gemborkan dlm Deklarasi HAM.
Apabila kita cermati pernyataan di atas, ada beberapa kesenjangan, di satu sisi bahwa pendidikan tak memandang usia, jenis kelamin, & golongan tertentu.
Tetapi di sisi yg lain, terjadi perbedaan potensi untuk memperoleh pendidikan antara kaum perempuan & laki-laki.
Kaum perempuan apalagi yg hidup di pedesaan dianggap tak perlu sekolah, karena perempuan dipandang.
Tidak pantas melakukan pekerjaan diluar peran reproduksi & kegiatan kerumahtanggaan. Anggapan ini sepertinya sudah melekat menjadi nilai budaya penduduk kita.
Akibat fikiran di atas, banyak terjadi para perempuan pedesaan yg tak berpendidikan sehingga mereka tak mempunyai kesanggupan berbahasa (membaca & menulis).
Dengan kondisi tersebut, fungsi perempuan pula menjadi terbatas. Mereka cuma bisa bekerja di dlm rumah.
Data pada BPS menawarkan bahwa penduduk wanita yg tak /belum pernah sekolah yaitu lebih tinggi dibandingkan dgn penduduk lelaki (BPS, 2012).
Selain itu, Dirjen PNFI mengatakan bahwa sekitar 64% perempuan Indonesia belum melek aksara (2010).
Persoalan tersebut disebabkan oleh tiga hal, yakni putus sekolah, tak mempunyai terusan, & problem budaya.
Kenyataan tersebut menuntut peningkatan kualitas perempuan baik dr sisi pengetahuan, sikap maupun keterampilannya.
Dalam persoalan peningkatan mutu perempuan, peranan sektor pendidikan, baik formal maupun nonformal dapat mengoptimalkan diri melakukan upaya strategis bagi pemecahan duduk perkara tersebut.
Di Indonesia, berbagai upaya telah dilaksanakan pemerintah untuk memenuhi hak pendidikan setiap warganya.
Termasuk pemenuhan hak untuk mendapatkan pendidikan bagi perempuan pedesaan yg telah sampaumur dgn melaksanakan pendidikan masyarakat.
Pendidikan masyarakat merupakan upaya pendidikan yg diprakarsai pemerintah yg diwujudkan dengan-cara terpadu.
Dengan penduduk setempat dgn melihat potensi kawasan untuk meningkatkan kondisi sosial, ekonomi, budaya yg lebih bermanfaat & mempekerjakan penduduk .
Sejatinya, pengembangan pendidikan masyarakat inilah yg akan menjadi pendongkrak kenaikan mutu personal orang cukup umur.
Sebagai anggota masyarakat dlm upaya proses penyadaran long life education, utamanya di golongan kaum perempuan pedesaan.
Dalam GBHN, Kebijakan pemerintah kaitan dgn peningkatan peranan perempuan diarahkan pada kenaikan kedudukan.
Dan peranan perempuan dlm kehidupan berbangsa & bernegara dlm rangka melanjutkan usaha pemberdayaan perempuan serta kesejahteraan keluarga & penduduk .
Dalam GBHN tersebut tersirat bahwa perempuan selain mampu melaksanakan peranannya dgn baik.
Di dlm keluarga selaku ibu & istri pula mempunyai potensi untuk lebih berdaya dlm menunjang & menyukseskan pembangunan.
Pembelajaran Literasi Berbasis Potensi Lokal untuk Mengembangkan Kearifan Lokal untuk Pemberdayaan Perempuan.
Keberadaan perempuan pedesaan yg tak memiliki potensi mengenyam pendidikan yg layak.
Di sekitar kita merupakan fenomena yg wajar & mesti diterima selaku serpihan dr kehidupan penduduk Indonesia dengan-cara keseluruhan.
Hal yg perlu digaris bawahi yaitu bagaimana upaya kita selaku anggota keluarga besar bangsa Indonesia ini untuk turut.
Serta mencari penyelesaian dlm rangka mempekerjakan mereka semoga tak mengalami keterpurukan yg berkesinambungan.
Salah satu upaya yg mampu dikerjakan untuk memberdayakan mereka adalah dgn peningkatan mutu hidup lewat jalur pendidikan nonformal yakni dgn mengikutsertakan mereka ke dlm acara keaksaraan (literacy) yg berbasis kearifan lokal.
Program Literasi mampu dijadikan pilihan bagi perempuan pedesaan yg mengalami kekurangan dlm kesanggupan membaca & menulis.
Dengan banyak sekali strategi pembinaan yg berbasis potensi lokal untuk berbagi kearifan setempat, lambat laun ketidakmampuan mereka dlm membaca & menulis akan dapat terselesaikan.
Hal tersebut akan terjadi baik bagi perempuan pedesaan cukup umur yg dulunya tak pernah bersekolah, maupun perempuan pedesaan sampaumur yg putus sekolah.
Mengapa? Suatu keahlian bila dilatihkan dgn terus menerus, dilakukan dgn taktik yg sempurna, tutor yg pintar & cekatan.
Media yg tepat, materi yg sesuai dgn kebutuhan mereka, pula ditunjang dgn motivasi yg baik, maka akan ada hasil yg dapat dibanggakan.
Strategi pembelajaran literasi yg berbasis potensi setempat mampu diterapkan pada aneka macam tempat dgn berbagai potensi yg ada pada tempat masing-masing.
Lingkunganlah yg nantinya akan mampu selektif memilihkan, potensi setempat mana yg akan dikembangkan untuk dijadikan materi pembelajaran.
Pembelajaran dapat dikerjakan dgn menambahkan bahan-bahan yg ada di sekitar daerah mereka pula dgn menggunakan media bahasa setempat.
Bahasa lokal yg dipakai dlm proses pembelajaran literasi mampu dgn sangat baik mengakomodir kebutuhan para perempuan untuk data mempekerjakan hidupnya.
Kemampuan yg ditemukan dr taktik pembelajaran literasi berbasis potensi setempat untuk membuatkan kearifan lokal.
Akan mampu dijadikan kesanggupan awal oleh para perempuan yg berencana untuk memperbaiki hidup & kehidupan mereka.
Mengembangkan potensi literasi yg diambil dr sumber mereka hidup akan lebih bisa dimanfaatkan.
Untuk menjaga hidup para perempuan yg menyadari kemampuannya untuk membantu keluarga & lingkungannya masing-masing.
Para perempuan dapat mengembangkannya menjadi banyak sekali macam resep kuliner sekaligus mengembangkan tulisan wacana daerahnya masing-masing.
Mereka pula dapat menuliskan aneka macam macam budaya tempat masing-masing agar kawasan mereka mampu dikenal oleh penduduk luar.
Bukan hanya itu imbas dr pengembangan literasi berbasis potensi & kearifan setempat ini akan menggiring masyarakatnya.
Untuk menjadi sadar rekreasi, supaya daerah mereka mampu dikenal lebih erat oleh orang lain.
Akan banyak muncul kawasan tempat rekreasi yg tetap menghargai kearifan lokal & potensi lokal mereka.
Dengan begitu, budaya kita akan mampu dilestarikan & semakin kukuh. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia yg vital.
Dalam usahanya untuk mempertahankan hidup & menyebarkan dirinya dlm kehidupan bermasyarakat & bernegara.
Pendidikan dirasakan selaku suatu keperluan yg vital lantaran makin pesatnya kemajuan ilmu wawasan.
Dan teknologi akan mengakibatkan berbagai perubahan pada segenap aspek kehidupan & penghidupan insan.
Tanpa pendidikan, manusia akan mengalami kesulitan dlm menyesuaikan diri dgn lingkungannya. Karena tuntutan hidup, kehidupan, & penghidupan senantiasa berganti.
Dengan demikian, pendidikan menjadi suatu keperluan yg harus dipenuhi sepanjang usia manusia, sejak lahir hingga simpulan hayatnya.
Perempuan di Indonesia yg mempunyai keterbatasan dlm pendidikan yg menimbulkan mereka tak mampu membaca & menulis.
Masih mampu kita pecahkan dgn menjajal mengkolaborasikan pendidikan keaksaraan berbasis potensi setempat untuk membuatkan kearifan setempat.
Strategi pembelajaran di atas diharapkan mampu memecahkan permasalahan bagi perempuan Indonesia.
Yang mempunyai banyak kekurangan biar tetap terwujud pendidikan sepanjang hayat sehingga mereka masih bermanfaat bagi lingkungannya.
Akhirnya, mudah-mudahan dgn adanya usaha-perjuangan di atas akan membuat perempuan Indonesia menjadi lebih berdaya.
Melalui pemberdayaan ini dibutuhkan akan mempunyai kekuatan-kekuatan.
Kekuatan yg dimaksudkan bukan kuat dr segi wawasan & kemampuan saja, melainkan pula mempunyai kekuatan untuk melaksanakan pergeseran.
Perubahan sikap positif dapat diberdayakan untuk bisa melaksanakan peningkatan partisipasi & kreativitas.
Yang selanjutnya akan mendorong perempuan memiliki keinginan untuk melakukan pergeseran.
Diantaranya perubahan untuk memiliki kemampuan membaca & menulis, pula mempunyai keterampilan untuk bekal hidup mereka.
Demikian pembahasan tentang Pembelajaran Literasi Berbasis Potensi Lokal untuk Mengembangkan Kearifan Lokal untuk Pemberdayaan Perempuan.
Artikel :
Pembelajaran Literasi Berbasis Potensi Lokal Untuk Pengembangan Kearifan Lokal Dalam Upaya Pemberdayaan Perempuan Desa Janggawana Kecamatan Janapria
Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi
Universitas Hamzanwadi
Penulis Artikel Oleh Resi Mahalalita – 190112020
Sumber Referensi :
Ahmad. N.S. (2011). Pendidikan & Masyarakat. Yogyakarta: Sabda Media.
Ahmadi, I. Kh. dkk. (2012). Mengembangkan Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal.
Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya.
Akhadiah,S.dkk..(1993).PembinaanKemampuanMenulisBahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga.
Alwasilah, A.C. (2012). Pokoknya rekayasa literasi. Bandung: PT Kiblat Buku Utama. Anwar. (2006). Pendidikan kecakapan hidup. Bandung: Alfabeta.
Arif, Z. (2012). Andragogi.Bandung: Angkasa.
Basleman, A. & Mappa, S..(2011). Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Biro Pusat Statistik. (2003). Jakarta: BPS & Ditjen PLSP. Biro Pusat Statistik. (2012). Jakarta: BPS & Ditjen PLSP
Chudari, I.N. (2007). Pemberdayaan perempuan lewat kesibukan keaksaraan Fungsional. Jurnal Pendidikan Dasar Vol I (8) Oktober 2007 [online]. Tersedia: http://www.google.com.diunduh 6 Juli 2013.