Kekerasan agama pada sebuah organisasi akan lekat pada aspek kehidupan sosial budaya di masyarakat, yg melekat pada kebudayaan setempat. Budaya lokal pada penduduk Desa, dgn sumber daya manusia mengakibatkan kokoh kepada insan yg hidup dgn dinamika politik dlm sebuah organisasi yg saat ini berada pada dilema manusia.
Ketika hal ini menjadi penting terhadap duduk perkara organisasi yg tumbuh pada sebuah masalah manusia, maka gereja dlm hal ini bertangung jawab dlm pelatihan dogma mereka. Maka, dimengerti dgn baik, yaitu sebuah pengalaman organisasi akan dikenali dgn banyak sekali aktivitas untuk mampu menerima satu sama lain 2000 – 2008 di KAP (Keuskupan Agung Pontianak).
Konflik suatu organsiasi, dlm sebuah kekerabatan gereja, merupakan pembangunan insan yg baik terhadap aturan cinta kasih yg memang dipraktekkan hingga saat ini. Tatkala hal ini menjadi penting dlm menyaksikan berbagai persoalan sosial budaya di penduduk Indonesia pastinya.
Maka, dr itu aneka macam hal terkait dgn sistem budaya akan lekat pada hubungan insan & Tuhan berdasarkan keberdayaan mereka tatkala hidup pada sosial budaya di masyarakat. Moralitas menjadi penting dlm melihat bagaimana kemajuaan insan pada kemajuan keyakinan terutama dlm melihat hal tersebut dgn cuilan dr relasi penduduk nantinya.
Setiap acara yg penting merupakan sebuah pengalaman rohani yg menjadi pembelajaran,baik itu menyakiti atau tak berdasarkan pembelajaran dogma Kristen & Islam (Jawa). Hal ini penting menjadi awal dr iman yg berkembang menurut makna dr dongeng sengsara yesus atau diketahui dgn salib kristus.
Iman yg taat pada sumber rohani yg mengakibatkan baik terhadap perkembangan manusia akan berada pada keadaan manusia saat ini berada pada peran insan & Tuhan. Maka, hal itu penting dlm setiap manusia yg berada pada keadaan dr problem kehidupan muda katolik mereka sampai dikala ini, di KAP.