Menjamurnya restoran & kafe, tergolong coffee shop, yakni perjuangan menjawab sebuah pola hidup baru kaum urban. Makan di luar alias jajan, tumbuhnya wisata kuliner, bahkan ngopi di luar rumah membutuhkan kian banyak tenaga profesional berkualitas unggul selaku tulang punggung industri kuliner sebagai konsekuensinya.
Kualifikasi para tenaga di balik layar yg dipekerjakan oleh para pebisnis masakan akan menentukan keberlangsungan usaha mereka. Siapa yg unggul, dialah yg akan bertahan. Tak tersangkal lagi bahwa konsumen, di lain pihak, kini makin cerdas, kritis & memiliki citarasa yg kian peka & mutakhir. Tuntutan mereka pun dgn sendirinya bertambah tinggi.
Di antara jajaran pengajar, bertebaran executive pastry chef, selain pula tercantum nama Master Chocolatier Christophe Morel, Master Baker, Master Pastry Chef, World Pastry Champion, Molecular Cuisine Chef bahkan Vegan Cuisine Chef. Komposisi tenaga pengajar kelas dunia tersebut merupakan sebuah komitmen yg diambil oleh APCA selaku suatu institusi pendidikan kuliner mewah internasional.
Program didik
Sebagai suatu sekolah tinggi, APCA memperlihatkan acara bersertifikat yg terdiri atas Pastry & Bakery Arts Program dan Program In-Culinary Arts Program.
Program-program tersebut akan dibagi menjadi tiga tingkatan kemahiran, yakni Basic Certificate Program (12 minggu), Diploma Program (24 minggu) serta Advanced Diploma Program (36 minggu). Selain mutu & reputasi para pelatih yg berkelas dunia, kelebihan program didik APCA terletak pada pemilihan fokus bahan ajar berupa 90 persen praktik. Pembekalan teori sebatas sepuluh persen dr bahan didik dengan-cara keseluruhan.
Alam Sutera Boulevard, Serpong Utara, Tangerang Selatan ini pula menyediakan program kursus paruh waktu (Part-time Program) berdurasi tiga bulan, dgn mempertimbangkan keadaan & pertumbuhan industri inovatif di bidang jasa boga ketika ini yg kian pesat.
Dengan demikian, tak sebatas para lulusan SMA atau Sekolah Menengah kejuruan yg akan dapat mengakibatkan APCA untuk merintis karier profesional di bidang industri masakan selaku chef, tetapi pula mereka yg bermaksud membuka usaha sendiri di bidang kuliner. Bagaimanapun, tak mampu dibantah bahwa sumber daya manusia yg unggul yakni kunci esensial bagi industri boga & dunia kuliner