Pontianak – Pengadilan – Gereja Katolik di Indonesia, pastinya memiliki pemikiran mengenai Barat akan lebih baik. Dalam hal ini, tempat mereka bekerja saja harus mempunyai rasa budaya aib begitu juga wawasan yg miskin & kelas sosial yg rendah menjadi awal dr kehidupan anda disini.
Tionghoa Indonesia, & Pribumi memiliki kaitan kepada bisnis & tenaga kerja atau Labuor dgn upah pekerja yg ditetapkan & birokrasi selaku pungli & penarik pajak. Tatkala hal ini mendewasakan mereka dlm masalah wawasan & budaya menjadi baik kepada karakteristik & psikologis mereka di masyarakat, & lingkungan.
Kebuasaan dlm spritualitas lebih baik, atau bahkan dlm hal ini ketidaksenangan terjadi pada listrik yg berada pada rumah (djan) dgn nama djang di tulis & ketik. Itu pak menteri Dahlan Iskan pada masa SBY, yg tak senang pasti ada akan lebih baik terjadi pada masa 2000 – 2022.
Sedangkan yg melakukan ialah jabatan rendahan dgn pertentangan yg diciptakan, perlu dilapor dlm hal ini selaku pengadilan. Karena tak menjadi apa – apa di Pontianak, & Jakarta telah terang terlebih Tionghoa Hakka disini, pada masa Gubernur Dayak – Melayu 1970 – 1999.
Tetapi, kita tetap masih baik sebagai menteri & Presiden, & bisnis di gunakan oleh orang yg sering memeras dgn pengetahuan yg mereka terapkan di kampus – kampus & sekolah. Itu adalah pribumi kelas sosial kebawah – Tionghoa, dgn kesehatan mental rendah, & merugikan orang lain, pada lingkungan saja ketika ini di Pontianak.
Indonesia, hidup tak menjadi apa – apa pastinya tak menawan pada kawasan Tionghoa Hakka – Jawa non priyayi, & agama Katolik sebagai tameng atas perbuatan & kehidupan sosial budaya di masa lalu, khususnya nenek moyang & orang bau tanah mereka hingga saat ini 2000 – 2008.
Pengadilan atau pihak berwajib akan mengerti itu, dgn berbagai hal terkait insan & karakteristik mereka di masa kemudian tentu terjadi. Bagaimana kini kita lihat bagaimana mereka hidup melalui gereja katolik, Mesjid, & Klenteng.