Sikap anti sosial ialah tindakan yg membahayakan atau kurang memikirkan kemakmuran orang lain. Penerapan atas sikap ini pula sudah didefinisikan selaku segala macam perilaku yg melanggar hak-hak dasar orang lain & sikap apa pun yg dianggap mengganggu orang lain di masyarakat.
Oleh lantaran itulah, sikap anti sosial ini dapat dilakukan dgn berbagai cara, yg tergolong namun tak terbatas pada agresi yg disengaja, serta permusuhan terbuka. Namun yg pastinya, perilaku anti sosial pula meningkat melalui interaksi sosial di dlm keluarga & komunitas, yg didorong oleh bermacam-macam aspek. Terdapat banyak jenis sikap antisosial yg disebabkan oleh deviasi sosial yg berlainan-beda, mirip etnosentrisme, fanatisme, rasisme, primordialisme, & lain-lain. Contoh sikap antisosial misalnya vandalism, menghancurkan lingkungan, mengemis & gelandangan, & lain sebaginya.
Isi Blog Ini
Anti Sosial
Meskipun perumpamaan ini cukup gres untuk leksikon biasa , kata sikap anti sosial sudah dipakai selama bertahun-tahun di dunia psikososial di mana ia didefinisikan sebagai “sikap yg tak diinginkan sebagai akhir dr gangguan kepribadian“.
Anti sosial sering dipakai, dengan-cara tak benar, bermakna “non-sosial” atau “tidak ramah”. Kata-katanya bukan persamaan kata. Perilaku anti-sosial biasanya terkait dgn masalah perilaku & perkembangan lainnya mirip hiperaktif, depresi, ketidakmampuan mencar ilmu & spontan.
Bersamaan dgn problem-persoalan ini, seseorang dapat lebih cenderung untuk mengembangkan perilaku mirip itu lantaran aspek genetika, neurobiologis, & tekanan lingkungan pada tahap prenatal kehidupan seseorang, lewat tahun-tahun awal masa kanak-kanak.
Pengertian Anti Sosial
Antisosial yakni cuilan ketimbang bentuk sikap seseorang yg dengan-cara sadar atau tak sadar tak bisa mengikuti keadaan dgn norma-norma & nilai-nilai sosial dlm penduduk .
Sikap antisosial mengacu pada pola perilaku di mana seseorang mengabaikan perasaan orang lain. Kecenderungan antisosial berarti bahwa seseorang tak memiliki makna tenggang rasa, yg memiliki arti kemampuan untuk mengerti perasaan orang lain, & tak peduli bagaimana perasaannya terhadap orang lain.
Perilaku anti sosial biasanya dikaitkan dgn gangguan kepribadian antisosial, yg merupakan kondisi psikologis yg melibatkan banyak sekali jenis sikap antisosial. Kadang-kadang, gangguan kepribadian antisosial dapat disebut sebagai sosiopati atau psikopati, tetapi itu bahwasanya bukan perumpamaan klinis. Gangguan kepribadian antisosial ditandai oleh hubungan disfungsional dgn orang lain.
Pada dasarnya, orang dgn gangguan kepribadian antisosial tak berinteraksi dgn orang lain dgn cara normal. Karena hal ini, & karena penyakit ini pula ditandai dgn penggunaan narkoba, orang sering mengalami kesulitan berfungsi di tempat kerja atau sekolah atau menjaga kekerabatan sosial.
Pengertian Anti Sosial Menurut Para Ahli
Adapun definisi anti sosial menurut para mahir, antara lain ialah sebagai berikut;
-
Kathleen Stassen Berger
Sikap anti sosial mampu didefinisikan selaku sikap & perilaku yg tak mempertimbangkan penilaian & eksistensi orang lain maupun masyarakat disekitarnya. Sikap & sikap antisosial kadang kala menimbulkan kerugian bagi masyarakat luas karena intinya si pelaku tak menggemari keteraturan dlm proses sosial mirip yg diperlukan oleh sebagian besar anggota penduduk .
-
Kartasapoetra
Sikap antisosial yaitu karena & pula sebaliknya selaku balasan dr terjadinya sikap menyimpang. Atau bisa pula dibilang bahwa sikap antisosial merupakan produk-produk dr perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang memunculkan akibat pada kondisi yg bermakna psikologi seseorang menjadi tak sesuai dgn norma yg berlaku.
Ciri Anti Sosial
Seseorang yg memiliki kepribadian antisosial menunjukukkan ciri-ciri sikap selaku berikut:
- Perlawanan kepada tekanan dr pihak lain untuk bertingkah tertentu
- Tindakan permusuhan yg kasatmata atau ancaman permusuhan, & biasanya tak ditimbulkan oleh orang lain, & dikerjakan pada anak yg lebih kecil.
- Perselisihan pertimbangan yg mengandung kemarahan yg lazimnya dimulai apabila seseorang mengadakan penyerangan yg tak beralasan
- Mengejek & menggertak. Mengadakan serangan baik yg bersifat lisan (mengejek) maupun fisik (menggertak)
- Perilaku yg sok kuasa. Kecenderungan untuk mendominasi orang lain atau menjadi “majikan”
- Cenderung berfikir & mengatakan perihal diri mereka sendiri
- Biasanya dgn membedakan orang – orang yg ia kenal
- Antagonisme jenis kelamin. Biasanya dgn jalan menyingkir dari bergaul dgn anak perempuan & tak melakukan kegiatan yg dianggap selaku aktivitas anak wanita
- Antagonistic terhadap setiap orang. Perasaannya mudah tersinggung dgn pandangan mencemooh
- Merasa jenuh dgn aktivitas sosial, contohnya enggan mengikuti konferensi keluarga & mengikuti perayaan besar
- Sebagian besar waktunya digunakan untuk menyendiri
- Dengan sengaja menolak berkomunikasi dgn orang lain. Apabila ditanya, biasanya mereka menutup pertanyaan dgn jawaban “enggak ingat” & atau “enggak tahu”
- Mengadakan pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum atau norma sosial yg berlaku
Jenis Sikap Anti Sosial
Dalam penduduk terdapat beberapa bentuk sikap anti sosial menurut penyebab yg berlainan-beda, antara lain:
-
Sikap Anti Sosial yg Muncul lantaran Deviasi Individual
Deviasi individual yakni deviasi atau penyimpangan yg disebabkan oleh aspek-aspek yg ada pada diri seseorang, contohnya pembawaan, penyakit kecelakaan yg dialami oleh seseorang, atau lantaran dampak sosiokultural yg bersifat unik terhadap individu.
Bentuk-bentuk sikap antisosial lantaran deviasi perorangan, antara lain:
- Pembandel, yakni orang yg tak bersedia mematuhi pesan tersirat-pesan yang tersirat orang-orang di sekitarnya semoga mau merubah pendiriannya.
- Pembangkang, yakni orang yg tidak mau tunduk pada perayaan orang-orang yg berwenang di lingkungan tersebut.
- Pelanggar, yakni orang yg melanggar norma-norma biasa atau penduduk yg berlaku.
- Penjahat, yaitu orang yg mengabaikan norma-norma biasa atau penduduk , berbuat sekehendak hati yg mampu memunculkan kerugian-kerugian harta atau jiwa di lingkungannya ataupun di luar lingkungannya, sehingga para anggota penduduk meningkatkan kewaspadaan & selalu berkemas-kemas untuk menghadapinya.
-
Sikap Antisosial yg Muncul lantaran Deviasi Situasional
Deviasi situasional adalah deviasi atau penyimpangan yg dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan suasana di luar individu atau dlm suasana di mana individu merupakan pecahan yg integral di dalamnya.
Bentuk-bentuk sikap antisosial lantaran deviasi situasional antara lain:
- Degradasi moral atau demoralisasi yaitu disebabkan oleh kata-kata keras & radikal yg keluar dr lisan pekerja-pekerja yg tak mempunyai pekerjaan di tempat kerjanya.
- Tingkah laku agresif pada golongan akil balig cukup akal.
- Tekanan batin yg dialami oleh perempuan-wanita yg mengalami masa menopause.
- Deviasi seksual yg terjadi lantaran seseorang menunda perkawinan.
- Homoseksualitas yg terjadi pada narapidana di dlm lembaga permasyarakatan.
-
Sikap Antisosial yg Muncul karena Deviasi Biologis
Deviasi biologis adalah faktor pembatas yg tak memungkinkan menawarkan persepsi atau memunculkan respon-tanggapantertentu. Gangguan tersebut terjadi jikalau individu tak bisa bersifat transkultural (menyeluruh di seluruh dunia).
Beberapa bentuk deferensiasi biologis yg bisa mengakibatkan deviasi biologis, yakni:
- Ciri-ciri ras, mirip tinggi tubuh, roman paras , bentuk badan, & lain-lain
- Ciri-ciri biologis yg aneh, cacat lantaran luka, cacat karena kelahiran, anak kembar, & lain sebagainya.
- Ciri-ciri karena gangguan fisik, seperti kehilangan anggota tubuh, gangguan sensorik, & lain sebagainya.
- Disfungsi tubuh yg tak mampu dikelola lagi, mirip epilepsi, tremor, & sebagainya.
Bentuk-bentuk sikap antisosial karena deviasi biologis, antara lain:
- Egoisme, yaitu sikap seseorang merasa dirinya paling unggul atas segalanya & tak ada seorangpun yg dapat menjadi saingannya.
- Rasisme, yaitu sikap yg didasarkan pada keyakinan bahwa ciri yg bisa diamati & dianggap diwarisi yakni tanda perihal inferioritas yg membenarkan perlakuan diskriminasi kepada orang-orang yg mempunyai ciri-ciri tersebut, misalnya warna kulit.
- Rasialisme, yakni penerapan sikap diskriminasi kepada kalangan ras lain. Misalnya diskriminasi ras yg pernah terjadi di Afrika Selatan.
- Stereotip, yaitu gambaran kaku wacana suatu ras atau budaya yg dianut tanpa memerhatikan kebenaran citra tersebut. Misalnya stereotip masyarakat Jawa yakni lemah lembut & lamban dlm melaksanakan sesuatu. Stereotip tersebut tak senantiasa benar, alasannya tak siapa pun Jawa memiliki sifat tersebut.
-
Sikap Antisosial yg Bersifat Sosiokultural
Beberapa bentuk sikap antisosial yg bersifat sosiokultural, antara lain:
- Primordialisme, yaitu sikap atau pandangan yg memperlihatkan sikap berpegang teguh pada hal-hal yg sejak semula menempel pada diri individu mirip suku bangsa, ras, agama ataupun asal-permintaan kedaerahan oleh seseorang dlm kelompoknya, kemudian meluas & meningkat .
- Etnosentrisme (fanatisme suku bangsa), yakni sikap menganggap kebudayaan penduduk lain dgn memakai ukuran kebudayaan yg berlaku di masyarakatnya.
- Sekularisme, yakni sikap yg lebih mengedepankan hal-hal yg bersifat nonagamis, misalnya teknologi, ilmu pengetahuan, sehingga kebutuhan agamis seperti dihindari. Orang-orang yg mempunyai sikap mirip ini cenderung lebih mempercayai kebenaran yg bersifat duniawi.
- Hedonisme, yakni sikap manusia yg mendasarkan diri pada pola kehidupan yg serba mewah, glamour, & menempatkan kesenangan materiil di atas segalagalanya. Tindakan yg baik menurut hedonisme ialah tindakan yg menghasilkan kenikmatan, sehingga biasanya kurang peduli dgn kondisi sekitarnya, alasannya yg diburu ialah kesenangan pribadi.
- Fanatisme, yaitu sikap yg mengasihi atau menyukai sebuah hal dengan-cara berlebihan. Mereka tak mempedulikan apapun yg dipandang lebih baik dibandingkan dengan hal yg diminati tersebut. Fanatisme yg berlebihan sangat berbahaya lantaran mampu berujung pada perpecahan atau pertentangan. Contoh fanatisme contohnya sikap fanatik terhadap sebuah ideologi atau artis idola tertentu atau yang lain.
- Diskriminasi, yaitu sebuah sikap yg merupakan perjuangan untuk membedakan dengan-cara sengaja terhadap golongangolongan yg berhubungan dgn kepentingankepentingan tertentu. Dalam diskriminasi, golongan tertentu diperlakukan berbeda dgn golongan-golongan lain.
Pembedaan itu bisa didasarkan pada suku bangsa, agama, mayoritas, atau bahkan minoritas dlm masyarakat. Misalnya diskriminasi ras yg pernah terjadi di Afrika Selatan yg diketahui dgn Politik Apartheid, di mana golongan orang-orang kulit putih menduduki lapisan sosial yg lebih tinggi daripada golongan orang-orang kulit gelap.
Faktor Penyebab Sikap Anti Sosial
Sikap anti sosial bisa terjadi lantaran beberapa aspek penyebab, diantaranya yakni:
-
Lemahnya Fungsi Keluarga Dalam Pendidikan Informal
Sejak lahir seorang anak sudah mendapatkan training dr keluarga dlm bentuk pendidikan informal, yg berisi pendidikan budi pekerti serta pendidikan adat yg diberikan oleh orang bau tanah pada anak – anaknya. Akan tetapi, tak siapa pun tua menyadari fungsi menjalankan pembinaan adab & kecerdikan pekerti dlm lingkungan keluarganya.
Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan pengetahuan & pendidikan. Selain itu, pula disebabkan kekurangan perhatian terhadap perhatian kepada training pada anak – anaknya. Kondisi tersebut memungkinkan sikap – sikap menyimpang dr nilai & norma di masyarakat yg selanjutnya akan meningkat tatkala mendapatkan pergaulan yg kurang baik.
-
Proses Sosialisasi Terhadap Sub Kebudayaan Yang Menyimpang
Proses sosialisasi di lingkungan penduduk terhadap sub – sub kebudayaan menyimpang pula dapat menjadi aspek terjadinya sikap anti sosial, misalnya lingkungan pemabuk, penjudi, klub-klub malam & golongan-golongan gang yg berfokus pada perkelahian kolektif.
Kondisi pergaulan tersebut memungkinkan terjadinya proses dlm arti sosialisasi kepada sub-sub kebudayaan yg menyimpang yg pada gilirannya bisa melahirkan metode nilai yg salah pada diri anak, sehingga perilakunya sungguh asing & berlawanan dgn perilaku orang-orang pada umumnya.
-
Proses Sosialisasi Yang Tidak Sempurna
Proses sosialisasi yg tak sempurna memungkinkan hadirnya sikap “potong kompas” yaitu sikap untuk mengambil fasilitas – kemudahan tanpa memerhatikan nilai – nilai & norma – norma yg ada dlm masyarakat.
Akibatnya yakni mengabaikan kepentingan individu yg lain dlm masyarakat, sehingga menimbulkan sistem nilai yg salam & sikap – perilaku yg mengganggu ketertiban lazim.
-
Ketidakmampuan Menyesuaikan Dengan Perilaku Yang Ada
Perubahan sosial yg terjadi dengan-cara terus menerus dlm masyarakat memungkinkan lahirnya pola pikir & pola sikap gres. Bagi anak – anak yg belum cukup usia acap kali perubahan – pergeseran tersebut diterima tanpa diubahsuaikan dgn budaya setempat, kemampuan diri sendiri & nilai – nilai mahluk sosial yg ada di dlm lingkungan penduduk .
Keadaan itulah memungkinkan terjadinya kesalahan dlm menentukan nilai sehingga menjadikan terjadinya perilaku asing yg berlawanan dgn ketertiban & kemapanan dlm masyarakat.
-
Kegagalan Dalam Mencapai Sesuatu Sehingga Memunculkan Pelampiasan
Tidak selamanya semua sesuatu yg ada di hadapan kita sesuai dgn cita-cita kita. Kondisi-kondisi tersebut jikalau terkumpul dlm jumlah yg besar akan menimbulkan beban kejiwaan & kekecewaan.
Selanjutnya, akan terjadi bentuk – bentuk pelampiasan untuk mencampakkan rasa tak puas & tak bahagia terhadap kegagalan itu dlm bentuk sikap-sikap negatif yg memanggil sensasi baru dlm masyarakat. Sikap seperti ini bila dibiarkan akan bermetamorfosis tindakan – langkah-langkah anti sosial yg mengusik ketenteraman & kemapanan di masyarakat.
- Sikap Radikalistik Yang Cenderung Ekstrim
Ada kalanya golongan – kalangan sektarian tertentu mempunyai tujuan golongan yg pencapaiannya mengabaikan keberadaan kelompok – kalangan lain & mengabaikan keberadaan norma – norma sosial.
Sikap – sikap radikal tersebut acap kali melahirkan langkah-langkah – tindakan ekstrim yg pula mengusik kemapanan yg ada di dlm masyarakat dlm bentuk demokrasi, aksi – aksi anarkis, pemboikotan, aksi protes, & lain – lain. Bentuk – bentuk pelampiasannya justru dituangkan di lingkungan publik yg strategis untuk memperoleh sensasi & perhatian dr penduduk .
Contoh Anti Sosial
Perilaku anti-sosial mencakup aneka macam kegiatan yg tak mampu diterima yg menimbulkan kerugian bagi individu, komunitas mereka, atau lingkungan mereka. Ini bisa berupa tindakan oleh orang lain yg menciptakan Anda merasa cemas, dilecehkan atau depresi. Ini pula termasuk ketakutan akan kejahatan atau kegalauan akan keamanan publik, gangguan publik, atau gangguan publik.
Contoh sikap anti sosial meliputi:
- Tetangga yg mengganggu, gaduh, atau tak pengertian
- Vandalisme
- Minum-minuman di jalanan
- Merusak lingkungan tergolong mencampakkan sampah sembarang pilih,
- Aktivitas terkait pelacuran
- Mengemis & gelandangan
- Penggunaan kendaraan yg tak dipertimbangkan atau tak layak
Tak jauh berlawanan dgn beberapa pola tersebut, David Farrington, seorang kriminolog & psikolog forensik Inggris, menyatakan bahwa sampaumur mampu memperlihatkan perilaku anti-sosial dgn melaksanakan aneka macam macam kesalahan mirip mencuri, vandalisme, pergaulan bebas seksual, merokok berlebihan, minum minuman keras, berantem dgn orang tua, & berjudi.
Nah, itulah tadi serangkain artikel yg sudah kami tuliskan dengan-cara lengkap pada segenap pembaca terkait dgn pemahaman anti sosial berdasarkan para hebat, ciri, jenis, aspek, & misalnya di penduduk . Semoga melalui materi ini bisa memperbesar pengetahuan & wawasan yg mendalam. Trimakasih,
- Antisocial Behavior: Definition & Examples dr https://study.com/academy/lesson/antisocial-behavior-definition-examples.html
- Anti-social behavior dr https://en.wikipedia.org/wiki/Anti-social_behaviour
- Anti-social behavior dr https://www.police.uk/crime-prevention-advice/anti-social-behaviour/