Manusia termotivasi untuk memutuskan penyebab langkah-langkah & sikap mereka. Dalam arti psikologi, atribusi yakni proses sosial dimana individu menjelaskan penyebab perilaku & peristiwa. Model untuk menjelaskan proses ini disebut teori atribusi. Penelitian psikologis pada atribusi dimulai dgn karya Fritz Heider pada awal kala ke-20, & teorinya dikembangkan lebih lanjut oleh Harold Kelley & Bernard Weiner.
Oleh alasannya adalah itu, Psikolog Gestalt Fritz Heider sering digambarkan selaku “bapak teori atribusi” awal periode ke-20. Teori atribusi berkaitan dgn bagaimana orang biasa menerangkan penyebab perilaku & kejadian. Terdapat beberapa jenis atribusi, diantaranya yaitu atribusi eksplanatori. Contoh atribusi contohnya, apakah seseorang marah karena mereka pemarah atau lantaran sesuatu yg jelek terjadi?.
Isi Blog Ini
Atribusi
Apakah yg dimaksud dgn atribusi? Dalam psikologi sosial, arti kata atribusi yakni proses menyimpulkan penyebab kejadian atau perilaku. Dalam kehidupan kasatmata, atribusi ialah sesuatu yg kita semua lakukan saban hari, biasanya tanpa kesadaran akan proses & bias yg mendasari yg mengarah pada kesimpulan kita.
Ada dua macam asumsi ihwal tujuan proses atribusi :
- Proses atribusi bertujuan untuk menerima pengertian kepada serangkaian kesimpulan-kesimpulan dibuat untuk mengerti lingkungan & memprediksi peristiwa-insiden di masa mendatang.
- Proses atribusi yang dipelajari secara alami dan bertujuan untuk menjelaskan tindakan-tindakannya sendiri serta berusaha untuk mengendalikan langkah-langkah-tindakan orang lain yg mempiliki korelasi interpersonal erat dgn dirinya
Pengertian Atribusi
Atribusi yakni sebagai suatu proses sosial atas bentuk penilaian perihal penyebab, yg dilaksanakan individu setiap hari kepada banyak sekali insiden, dgn atau tanpa disadari oleh insan sebagai mahluk sosial yang lain. Sehingga keadaan ini mempunyai imbas besar dlm hidupnya sendiri.
Pengertian Atribusi Menurut Para Ahli
Adapun definisi atribusi menurut para ahli, antara lain:
- Fiske & Taylor (1991), Teori atribusi berhubungan dgn bagaimana peserta kekerabatan sosial menggunakan informasi untuk hingga pada penjelasan sebab akibat untuk insiden. Ini mengkaji info apa yg dikumpulkan & bagaimana digabungkan untuk membentuk penilaian kausal.
- Baron (2004), Atribusi yakni upaya kita untuk mengetahui penyebab di balik perilaku orang lain, & dlm beberapa masalah, pula penyebab dibalik sikap kita sendiri.
- Dayakisni (2006), Atribusi ialah proses yg dijalankan untuk mencari suatu jawaban atau pertanyaan kenapa atau apa sebabnya atas perilaku orang lain ataupun diri sendiri dlm suatu arti penduduk . Proses atribusi sangat memiliki kegunaan untuk membantu pemahaman kita terhadap penyebab perilaku dan menjadi mediator penting bagi reaksi kita kepada bentuk pranata sosial yg ada.
- Sarwono (2009), Atribusi yaitu analisis kausal, yaitu penafsiran terhadap karena-sebab dari mengapa sebuah fenomen menampilkan tanda-tanda-gejala tertentu.
Dimensi Atribusi
Atribusi terdiri atas 3 dimensi yaitu:
-
Lokasi penyebab
Masalah pokok yang paling umum dalam pandangan karena balasan yaitu apakah suatu insiden atau langkah-langkah tertentu disebabkan oleh keadaan internal (atribusi internal) atau kekuatan eksternal (atribusi eksternal);
-
Stabilitas
Dimensi karena balasan yang kedua yaitu berhubungan dgn pertanyaan apakah penyebab dari suatu peristiwa atau sikap tertentu itu stabil atau tidak stabil. Atau dengan kata lain, stabilitas mengandung makna seberapa permanen atau berganti-ubahnya suatu alasannya adalah.
-
Pengendalian
Dimensi ini berhubungan dengan pertanyaan apakah suatu penyebab bisa dikendalikan atau tak bisa dikendalikan oleh seorang individu.
Teori Atribusi
Psikolog sudah memperkenalkan sejumlah teori atribusi internal maupun eksternal yg berlainan untuk membantu lebih mengetahui bagaimana proses atribusi melakukan pekerjaan . Berikut merupakan teori atribusi berdasarkan beberapa cendekiawan, antara lain:
-
Teori “Common Sense” Heider
Dalam bukunya tahun 1958, The Psychology of Interpersonal Relations, Fritz Heider menyarankan supaya orang mengamati orang lain, menganalisis sikap mereka, & menawarkan klarifikasi yg masuk akal untuk tindakan semacam itu. Heider (1958) percaya bahwa orang adalah psikolog naif yg menjajal mengerti dunia sosial. Orang-orang cenderung menyaksikan relasi karena & akibat, walaupun tak ada!
Heider menggolongkan penjelasan ini menjadi atribusi eksternal atau atribusi internal. Berikut penjelasannya:
- Atribusi eksternal, pula disebut atribusi situasional, merujuk pada menafsirkan sikap seseorang yg disebabkan oleh suasana di mana individu tersebut berada.
Misalnya, kalau ban mobil seseorang tertusuk, itu mampu dikaitkan dgn suatu lubang di jalan; dgn menciptakan keterkaitan dgn kondisi jalan raya yg buruk, seseorang mampu mengerti kejadian tersebut tanpa merasa tak nyaman bahwa mungkin pada kenyataannya merupakan balasan dr mengemudi yg jelek.
- Internal, atau atribusi disposisi, mengacu pada proses memutuskan penyebab sikap ke beberapa karakteristik internal, mirip kemampuan & motivasi, daripada kekuatan luar. Konsep ini telah tumpang tindih dgn Locus of control, di mana individu merasa mereka dengan-cara pribadi bertanggung jawab atas semua yg terjadi pada mereka.
-
Teori Inferensi Koresponden
Pada tahun 1965, Edward Jones & Keith Davis menyarankan supaya orang membuat kesimpulan perihal orang lain dlm perkara langkah-langkah yg disengaja ketimbang tak disengaja. Tatkala orang melihat orang lain bertindak dgn cara tertentu, mereka mencari korespondensi antara motif orang tersebut & perilakunya.
Kesimpulan yg kemudian dibuat orang didasarkan pada tingkat pilihan, impian sikap, & imbas dr sikap itu. Misalnya, tatkala kita menyaksikan korespondensi antara seseorang yg bersikap ramah & menjadi orang yg ramah.
Atribusi disposisional (misalnya saja internal) memberi kami informasi yg darinya kita dapat menciptakan prediksi ihwal sikap masa depan seseorang. Teori inferensi koresponden menggambarkan kondisi di mana kita membuat atribut disposisi untuk sikap yg kita anggap disengaja.
Davis memakai ungkapan inferensi koresponden untuk merujuk pada suatu kejadian tatkala seorang pengamat menyimpulkan bahwa perilaku seseorang cocok atau sesuai dgn kepribadian mereka. Ini yaitu perumpamaan alternatif untuk atribusi disposisi.
Kaprikornus apa yg membuat kita membuat inferensi koresponden? Jones & Davis mengatakan kita memakai lima sumber gosip:
- Pilihan: Jika suatu sikap diseleksi dengan-cara bebas, hal itu diyakini disebabkan oleh aspek internal (disposisi).
- Perilaku Disengaja vs Tidak Disengaja: Perilaku yg disengaja condong dikaitkan dgn kepribadian orang tersebut, & perilaku yg tak disengaja condong dikaitkan dgn suasana / penyebab eksternal.
- Keinginan Sosial: Perilaku yg rendah dlm hasrat untuk melakukan arti sosialisasi (tidak cocok) menuntun kita untuk membuat inferensi disposisi (internal) lebih dr sikap sosial yg tak dikehendaki. Misalnya, jika Anda memperhatikan seseorang naik bus & duduk di lantai, bukannya di salah satu kursi. Perilaku ini mempunyai keinginan sosial yg rendah (tidak cocok) & cenderung sesuai dgn kepribadian individu.
- Relevansi Hedonistik: Jika perilaku orang lain sepertinya dengan-cara langsung dimaksudkan untuk memberi faedah atau membahayakan kita.
- Personalisme: Jika sikap orang lain tampaknya dimaksudkan untuk mempunyai dampak pada kita, kita menganggap itu “pribadi”, & bukan cuma produk sampingan dr situasi di mana kita berdua berada.
-
Model Kovariasi Kelley
Model kovariasi Kelley (1967) yaitu teori atribusi yg paling populer. Model kovariasi menyatakan bahwa orang menghubungkan perilaku dgn aspek-faktor yg ada saat perilaku terjadi & tak ada tatkala tak ada.
Dengan demikian, teori ini mengasumsikan bahwa orang menciptakan atribusi karena akibat dgn cara yg rasional, logis, & bahwa mereka memutuskan penyebab suatu tindakan pada faktor yg sungguh bervariasi antara langkah-langkah tersebut.
Model atribusi kovariat Harold Kelley menyaksikan tiga jenis gosip utama yg darinya untuk menciptakan keputusan atribusi tentang sikap individu.
- Informasi konsensus, atau informasi tentang bagaimana orang lain dlm suasana yg sama & berperilaku stimulus yg sama.
- Informasi khusus, atau bagaimana individu merespons rangsangan yg berlainan.
- Informasi konsistensi, atau seberapa sering sikap individu dapat diamati dgn stimulus yg sama namun suasana bervariasi.
Dari ketiga sumber ini, pengamat isu menciptakan keputusan atribusi pada sikap individu sebagai internal atau eksternal. Ada klaim bahwa orang kurang mempergunakan gosip konsensus, walaupun ada beberapa pertikaian mengenai hal ini.
Ada beberapa tingkatan dlm versi kovariasi: tinggi & rendah. Masing-masing level ini memengaruhi tiga persyaratan versi kovarisi. Konsensus tinggi yaitu tatkala banyak orang mampu menyepakati suatu program atau bidang yg disukai. Konsensus rendah ialah tatkala sangat sedikit orang yg setuju.
Kekhasan tinggi adalah tatkala program atau bidang yg disukai sungguh tak biasa, sedangkan perbedaan yg rendah adalah tatkala acara atau bidang yg disenangi cukup umum. Konsistensi tinggi yakni tatkala program atau bidang yg digemari berlanjut untuk waktu yg lama & konsistensi yg rendah ialah saat program atau bidang yg disenangi cepat hilang.
-
Model Tiga Dimensi
Bernard Weiner merekomendasikan bahwa individu mempunyai respons afektif awal kepada konsekuensi berpotensi dr motif intrinsik atau ekstrinsik bintang film, yg pada gilirannya menghipnotis perilaku masa depan. Artinya, persepsi atau atribusi seseorang sendiri ihwal kenapa mereka berhasil atau gagal pada suatu kesibukan memilih jumlah upaya orang tersebut akan terlibat dlm aktivitas di masa depan.
Weiner menyarankan bahwa individu melaksanakan pencarian atribusi mereka & dengan-cara kognitif memeriksa sifat kasual pada perilaku yg mereka alami. Tatkala atribusi mengakibatkan pengaruh positif & ekspektasi tinggi akan kesuksesan di masa depan.
Atribusi seperti itu mesti menciptakan kemauan yg lebih besar untuk melaksanakan tugas-peran pencapaian serupa di masa depan ketimbang atribusi yg menghasilkan dampak negatif & ekspektasi yg rendah terhadap kesuksesan di masa depan. Akhirnya, penilaian afektif & kognitif mensugesti perilaku masa depan tatkala individu menghadapi situasi yg sama.
Atribusi pencapaian Weiner memiliki tiga kategori:
- Teori stabil (stabil & tak stabil)
- Locus of control (internal & eksternal)
- Controllability (diatur atau tak terkontrol)
Stabilitas memengaruhi keinginan individu wacana masa depan mereka; kendali terkait dgn kegigihan individu pada misi; kausalitas memengaruhi respons emosional kepada hasil tugas.
Jenis Atribusi
Terdapat berbagai jenis atribusi, antara lain:
-
Atribut Interpersonal
Saat Anda menceritakan sebuah kisah pada sekelompok sobat atau kenalan, Anda akan cenderung menceritakan kisah tersebut dgn cara yg menempatkan Anda dlm cahaya terbaik.
-
Atribusi Prediktif
Kita akan condong mengaitkan hal-hal dgn cara yg memungkinkan kita membuat prediksi di masa depan. Misalnya tatkala mobil Anda dirusak, Anda mungkin menghubungkan kejahatan dgn fakta bahwa Anda parkir di garasi parkir tertentu. Akibatnya, Anda akan menghindari garasi parkir di masa depan untuk menyingkir dari vandalisme lebih lanjut.
-
Atribusi Eksplanatori
Kita memakai atribusi penjelas untuk membantu kita mengetahui dunia di sekeliling kita. Beberapa orang mempunyai gaya penjelas yg optimis, sementara yg lain condong lebih pesimis. Orang-orang dgn gaya optimis mengaitkan peristiwa positif dgn penyebab yg stabil, internal & global & insiden negatif dgn penyebab tak stabil, eksternal, & spesifik.
Sedangkan mereka yg memiliki gaya pesimistis menghubungkan peristiwa negatif dgn penyebab internal, stabil, & global, & kejadian positif dgn penyebab eksternal, stabil, & spesifik.
Contoh Atribusi
Contoh atribusi contohnya, selama hari-hari biasa, Anda mungkin menciptakan banyak atribusi ihwal perilaku Anda sendiri & pula orang-orang di sekeliling Anda. Tatkala Anda mendapat nilai buruk pada tes di sekolah, Anda mungkin menyalahkan guru karena tak cukup menerangkan materi, betul-betul mengabaikan fakta bahwa Anda tak berguru.
Ketika sahabat sekelas mendapat nilai bagus dlm tes yg sama, Anda mungkin mengaitkan kinerja baiknya dgn keberuntungan, mengabaikan fakta bahwa ia mempunyai kebiasaan mencar ilmu yg sangat bagus.
Mengapa kita membuat atribusi internal untuk beberapa hal sambil membuat atribusi eksternal untuk orang lain? Sebagian dr ini berkaitan dgn jenis atribusi yg kemungkinan akan kita gunakan dlm suasana tertentu. Bias kognitif sering memainkan kiprah utama juga.
Apa dampak atribusi untuk sikap yg benar-benar berpengaruh pada kehidupan Anda? Atribusi yg Anda buat setiap hari mempunyai imbas penting pada perasaan Anda serta bagaimana Anda berpikir & berhubungan dgn orang lain.
Dari penjelasan yg telah dikemukakan mampu dibilang bahwa setiap manusia selalu termotivasi untuk menetapkan penyebab dibalik langkah-langkah & sikap mereka. Oleh lantaran itulah atribusi dimaknai sebagai proses di mana individu menerangkan penyebab perilaku & peristiwa.
Itulah tadi klarifikasi serta pengulasan dengan-cara lengkap pada pembaca sekalian terkait dgn materi pengertian atribusi berdasarkan para ahli, dimensi, teori, jenis, & contohnya. Semoga melalui bahasan ini menawarkan pengetahuan serta menambah pengetahuan bagi pembaca sekalian.
- Attribution and Social Psychology dr https://www.verywellmind.com/attribution-social-psychology-2795898
- Attribution (psychology) dr https://en.wikipedia.org/wiki/Attribution_(psychology)
- Attribution Theory dr https://www.simplypsychology.org/attribution-theory.html