Pengertian Halusinasi, Ciri, Jenis dan Contoh Serta Dampaknya

Halusinasi Adalah

Halusinasi bisa dibilang selaku pengalaman mempersepsikan objek atau peristiwa yg tak memiliki sumber eksternal, seperti mendengar nama seseorang yg diundang oleh bunyi yg sepertinya tak didengar orang lain. Halusinasi dibedakan dr ilusi, yg merupakan salah tafsir dr stimulus yg bantu-membantu. Orang yg mengalami halusinasi bisa memperlihatkan ciri atau gejala yg beragam, salah satunya yakni berbicara, tersenyum, atau tertawa sendiri.

Terdapat beragam jenis halusinasi, yg dengan-cara garis besar dibedakan menjadi 5, yakni Halusinasi visual, Halusinasi auditori, Halusinasi olfaktori, Halusinasi gustatori, Halusinasi taktil. Dokter Perancis Alexandre-Jacques-François Brierre de Boismont pada tahun 1845 menggambarkan banyak acuan halusinasi yg terkait dgn konsentrasi yg intens, atau dgn renungan, atau hanya terjadi dlm perjalanan gangguan kejiwaan. Apabila halusinasi dibiarkan berlarut-larut, maka bisa mempunyai dampak negatif pada gangguan jiwa.

Halusinasi

Halusinasi mampu dibedakan dr beberapa fenomena terkait, mirip berkhayal, yg tak terjadi tatkala bangkit (terjaga); pseudohallucination, yg tak menjiplak pandangan nyata, & dengan-cara akurat dianggap selaku tak nyata; ilusi, yg melibatkan pandangan nyata yg terdistorsi atau salah tafsir; & citra, yg tak meniru persepsi nyata & berada di bawah kendali sukarela.

Halusinasi pula berbeda dr “pandangan ilusi”, di mana stimulus yg mampu dicicipi & ditafsirkan dgn benar (yakni, persepsi nyata) diberikan beberapa suplemen (dan biasanya tak masuk akal) signifikansi. Halusinasi dapat terjadi dlm modalitas sensorik apa pun-visual, auditori, penciuman, gustatori, taktil, proprioseptif, ekuilibrioseptif, nosiseptif, termoseptif, & kronoseptif.

Pengertian Halusinasi

Pengertian halusinasi ialah serangkaian persepsi objek atau peristiwa yg tak ada yg biasanya di dapatkan dr pengalaman sensorik yg tak disebabkan oleh stimulasi organ-organ sensorik yg berkaitan. Hal ini di dasarkan pada kata halusinasi berasal dr bahasa Latin yg mempunyai arti “mengembara dengan-cara mental”

Pengertian Halusinasi Menurut Para Ahli

Adapun definisi halusinasi berdasarkan para jago, antara lain yakni sebagai berikut;

  1. Stuart & Sundenn (1998), Pengertian halusinasi mampu didefinisikan sebagai gangguan penyerapan (pandangan) panca indera tanpa adanya rangsangan dr luar yg dapat mencakup semua sistem penginderaan dimana terjadi pada ketika individu sadar dgn baik.
  2. Townsend (2002), Definisi halusinasi mampu diartikan sebagai salah pandangan indrawi yg tak bekerjasama dgn stimulus eksternal yg nyata, mungkin melibatkan salah satu dr lima indra.
  3. Damaiyanti (2012), Arti halusinasi merupakan pergantian sensori dimana pasien mencicipi sensasi yg tak ada berupa bunyi, penglihatan, pengecapan,dan perabaan.

Ciri Halusinasi

Berikut ini ciri atau gejala yg dialami oleh seseorang yg sedang mengalami halusinasi, antara lain:

  1. Bicara, senyum & tertawa sendiri
  2. Menarik diri & menghindar dr orang lain
  3. Tidak dapat membedakan nyata & tak nyata
  4. Tidak dapat memusatkan perhatian fokus.
  5. Curiga, permusuhan, menghancurkan (diri sendiri), orang lain, lingkungan , takut.
  6. Ekspresi Muka: tegang, mudah tersinggung.
  7. Mengatakan mendengar bunyi, melihat, mengecap, menghidu, & mencicipi sesuatu yg tak nyata.
  8. Merusak diri sendiri/orang lain/lingkungan
  9. Pembicaraan semrawut, kadang tak masuk akal
  10. Sulit menciptakan keputusan
  11. Tidak mau melaksanakan asuhan berdikari : mandi, sikat gigi, ganti pakaian, berhias yg rapi.
  12. Praktis tersinggung, jengkelan, murka
  13. Muka merah, kadang pucat
  14. Tekanan drah meningkat, napas terengah-engah, nadi cepat & berkeringat

Halusinasi terjadi lewat empat fase (Harber, Dkk, hal : 607-608)

  1. Fase Pertama (Konforting)

Pada fase ini individu mengalami stress, rasa terpisah, termenung, kesepian, memfokuskan asumsi kepada hal-hal yg menyenangkan untuk menghilangkan kecamasan atau tertekan sementara intensitas persepsi meningkat tetapi individu masih dapat menertibkan kesadaran pikirannya.

  1. Fase kedua (Comdenmin)

Kecemasan meningkat, berafiliasi dgn pengalaman internal & eksternal individu berada tingkat “listening” pada halusinasi pemikiran internal lebih mengontrol halusinasi dapat berbentukbisikan yg kurang jelas & penderita takut orang lain mendengar/mengetahuinya, & mereka kurang bisa mengontrolnya.

Mereka membuat jarak antara dirinya dgn memproyeksikan seolah-olah halusinasi datang dr orang lain/kawasan lain.

  1. Fase ketga (Controlling)

Halusinasi lebih menonjol & menguasai penderita. Mereka menjadi sudah biasa & kurang berdaya pada halusinasinya, halusinasi menawarkan kesenangan & rasa kondusif.

  1. Fase Keempat (Conquering)

Penderita terpaku & kurang berdaya untuk melepaskan diri dr kendali halusinasinya. Halusinasi menjadi mengancam, memerintah, memarahi. Mereka kurang bisaberhubungan dgn orang lain alasannya adalah disibukkan dgn halusinasinya. Mereka mungkin berada dlm dunia yg seram dlm waktu singkat, beberapa jam atau selamanya.

Faktor Penyebab Halusinasi

Halusinasi mampu terjadi sebagai akibat dr beberapa faktor diantaranya yaitu:

  1. Lebih dr 70% orang dgn penyakit ini menderita halusinasi visual, & 60% -90% menderita halusinasi bunyi. Tetapi beberapa mungkin pula mengalami halusinasi penciuman & merasakan hal-hal yg sebetulnya tak ada.
  2. Penyakit Parkinson. Hingga setengah dr orang yg mempunyai kondisi ini adakala menyaksikan hal-hal yg tak ada.
  3. Penyakit Alzheimer. Ini merupakan bentuk lain dr demensia. Penyakit ini menyebabkan pergantian pada otak yg mampu menyebabkan halusinasi, khususnya pada orang-orang yg sudah lanjut usia.
  4. Sekitar sepertiga orang dgn sakit kepala jenis ini pula memiliki “aura,” sejenis halusinasi visual. Itu bisa terlihat seperti bulan sabit warna-warni.
  5. Tumor otak. Tergantung di mana itu, itu dapat menimbulkan aneka macam jenis halusinasi. Jika itu di bidang yg berhubungan dgn visual, penderita mungkin menyaksikan hal-hal yg tak nyata. Penderita mungkin pula menyaksikan bintik-bintik atau bentuk cahaya. Tumor di beberapa cuilan otak dapat mengakibatkan halusinasi bau & rasa.
  6. Sindrom Charles Bonnet. Kondisi ini menimbulkan orang dgn persoalan penglihatan mirip degenerasi makula, glaukoma, atau katarak melihat sesuatu. Pada mulanya, penderita mungkin tak menyadari itu halusinasi, tetapi pada balasannya, penderita mengetahui bahwa apa yg penderita lihat tak nyata.
  7. Kejang yg menyertai gangguan ini dapat menciptakan penderita lebih cenderung mengalami halusinasi. Jenis yg penderita dapatkan tergantung pada kepingan mana dr otak penderitayang terkena kejang.

Jenis Halusinasi & Contohnya

Maramis (2004) mengemukakan bahwa halusinasi mampu dibagi menjadi 5 jenis, yakni:

  1. Halusinasi Penglihatan

Halusinasi penglihatan (visual, optik) yaitu merasa menyaksikan sebuah objek tapi pada kenyataannya objek tersebut tak ada. Misalnya, seperti menyaksikan serangga merayap di tangan penderita atau di wajah seseorang yg penderita kenal, atau bisa pula menyaksikan benda dgn bentuk yg salah atau menyaksikan benda-benda bergerak dgn cara yg biasanya tak terjadi.

Isi halusinasi penglihatan bisa berupa apa saja (mirip bentuk, warna, & kilatan cahaya) tetapi biasanya orang atau figur menyerupai makhluk sosial. Contohnya, seseorang mampu melihat seseorang berdiri di depan mereka tatkala tak ada orang di sana.

Penyebab halusinasi penglihatan yaitu: Iritasi pada korteks visual, bagian otak yg menolong penglihatan penderita, Kerusakan jaringan otak (dokter akan menyebutnya lesi), Skizofrenia, Gangguan schizoafektif.

Bisa pula disebabkan oleh Depresi, Gangguan bipolar, Delirium (dari bengkak, penggunaan & penarikan obat, atau persoalan tubuh & otak), Demensia, Penyakit Parkinson, Kejang, Migrain, Masalah tidur, Obat-obatan yg menciptakan penderita berhalusinasi, Masalah metabolisme.

  1. Halusinasi Pendengaran

Halusinasi telinga (auditif, akustik) yakni perasaan mendengar suara-bunyi berupa bunyi insan, hewan atau mesin, barang, kejadian alamiah & musik. Penyebab halusinasi indera pendengaran diantaranya yaitu: Skizofrenia, Gangguan bipolar, Psikosis, Gangguan stres pascatrauma, Gangguan pendengaran, Gangguan tidur, Lesi otak, Penggunaan obat.

Suara yg didengar baik di dlm atau di luar kepala seseorang & biasanya dianggap lebih parah tatkala tiba dr luar kepala seseorang. Suara-bunyi itu mungkin pria atau wanita, dimengerti sebagai suara seseorang yg akrab atau tak diketahui selaku akrab, & mungkin kritis atau positif.

Namun, pada gangguan mental seperti skizofrenia, isi dr apa yg dibilang bunyi biasanya tak mengasyikkan & negatif. Dalam skizofrenia, tanda-tanda lazim ialah mendengar bunyi-suara mengatakan & / atau berkomentar. Tatkala seseorang mendengar suara-bunyi bercakap-cakap, mereka mendengar dua atau lebih bunyi berbicara satu sama lain (biasanya tentang orang yg berhalusinasi).

  1. Halusinasi Penciuman (Hal-hal Berbau)

Halusinasi penciuman (olfaktorik yaitu perasaan mencium sesuatu basi atau aroma tapi tak ada. Penyebab halusinasi penciuman yakni: Cedera kepala, Dingin, Kejang lobus temporal, Sinus yg meradang, Tumor otak, Penyakit Parkinson.

Contoh halusinasi penciuman misalnya, orang tersebut dapat mencium basi ikan yg membusuk, jenazah, atau mengkremasi karet. Kadang-kadang, mereka yg mengalami halusinasi penciuman percaya basi itu berasal dr mereka. Halusinasi penciuman lebih khas dr gangguan medis dibandingkan dengan gangguan mental.

  1. Halusinasi Pengecapan (Halusinasi Gustatori)

Halusinasi pengecapan (gustatorik) yaitu kondisi mencicipi sesuatu rasa tetapi tak ada dlm mulutnya, seperti rasa logam, atau bisa pula penderita merasakan sesuatu yg mereka makan atau minum mempunyai rasa yg asing. Penyebab halusinasi gustatori yakni: Penyakit lobus temporal, Lesi otak, Penyakit sinus, Epilepsi.

  1. Halusinasi Peraba (Halusinasi Somatik)

Halusinasi peraba (taktil) yaitu keadaan merasa diraba, disentuh, ditiup, disinari atau seperti ada ulat bergerak di bawah kulitnya, atau misalnya penderita mungkin berpikir ia sedang digelitik bahkan tatkala tak ada orang lain di sekitarnya, atau penderita bisa merasakan semburan udara panas di wajahnya yg tak nyata.

Contoh lain tergolong merasakan listrik lewat tubuh seseorang & merasa mirip seseorang menjamah tubuh seseorang tetapi tak ada seorang pun di sana. Sensasi fisik yg bergotong-royong berasal dr gangguan medis (mungkin belum didiagnosis) & keasyikan hypochondriacal dgn sensasi fisik normal, tak dianggap selaku halusinasi somatik.

Penyebab halusinasi somatik yakni: Skizofrenia, Gangguan schizoafektif, Obat-obatan yg membuat penderita berhalusinasi, Delirium tremens, Alkohol, Penyakit Alzheimer, Demensia tubuh Lewy, Penyakit Parkinson.

Dampak Halusinasi

Valcarolis dlm Yosep Iyus (2009) mengemukakan bahwa lebih dr 90% pasen dgn skizofrenia mengalami halusinasi, yakni halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan, & halusinasi penciuman.

Halusinasi tersebut bisa terjadi lantaran ada reaksi emosi berlebihan atau kurang, & sikap abnormal. Bahaya yg dengan-cara umum yg bisa terjadi pada pasien dgn halusinasi yakni gangguan dlm arti psikologi berat dimana pasien tak sadar lagi akan dirinya, terjadi disorientasi waktu, & ruang (Iyus Yosep, 2009).

Berikut ini beberapa dampak buruk yg bisa diakibatkan oleh halusinasi:

  1. Terganggunya Kebutuhan Fisiologis

Terganggunya keperluan fisiologis contohnya terjadi penurunan berat tubuh karena penderita lebih berkonsentrasi pada halusinasinya, apalagi apabila halusinasi sudah ke tahap lanjut, maka keperluan nutrisinya akan terusik karena halusinasi sudah menguasai sehingga penderita sulit untuk beraktivitas lain termasuk dlm menyanggupi keperluan nutrisinya.

  1. Kebutuhan Rasa Aman & Keselamatan

Tahap permulaan halusinasi, penderita merasa kondusif & nyaman dgn halusinasinya, karena mereka menganggap halusinasi akan menghemat ketegangannya, namun pada tahap lanjut mereka akan merasa cemas karena halusinasi sudah menguasainya.

  1. Kebutuhan Rasa Cinta & Memiliki

Penderita akan mengalami kesusahan dlm memenuhi kebutuhan ini, yaitu dgn membina kekerabatan interpersonal yg baik tergolong korelasi untuk mencintai & dicintai lantaran adanya perasaan tak percaya diri.

  1. Kebutuhan Harga Diri

Penderita dgn halusinasi dengar condong tak mampu melakukan fungsi kiprahnya dgn baik, didasari oleh kegagalan dlm waktu yg lama & rasa tak yakin menjadikan penderita merasa tak berguna, tak berguna sehingga harga diri klien terusik.

  1. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Pada lazimnya penderita halusinasi tak acuh tehadap diri sendiri maupun lingkungan, ini dikarenakan mereka tak bisa bekerjasama dgn realita sehingga kebutuhan akan aktualisasi diri tak tepenuhi.

Itulah tadi klarifikasi lengkap pada segenap pembaca terkait dgn pengertian halusinasi berdasarkan para jago, faktor penyebab, ciri, jenis, dampak, & acuan-umpamanya dlm kehidupan manusia. Semoga melalui materi ini bisa memperlihatkan pengetahuan serta memperbesar pengetahuan mendalam bagi segenap pembaca sekalian.

  Pengumuman PLPG dan Sertifikasi Jabatan guru Rayon 143 UNP Kediri