Istilah ketergantungan sosial tentunya sungguh berkaitan dgn kehidupan masyarakat sehari- hari. Ketergantungan sosial mempunyai makna & pengertian yg bermacam-macam dr banyak sekali sudut pandang yg berbeda. Ketergantungan sosial dikonstruksikan oleh kekerabatan saling keterkaitan. Ketergantungan sosial merupakan ketidakmampuan sosial yg kemudian mendorong sebuah ketergantungan kepada negara lain, yg kaitannya dgn aspek ekonomi.
Ketergantungan sosial berorientasi pada teori ketergantungan selaku aspek yg mendukung di dalamnya. Teori ketergantungan pada umumnya dikenal pula selaku teori dependensi (dependency theory). Teori ketergantungan merupakan teori yg menitik beratkan pada permasaalahan pembangunan dr perspektif Negara Dunia Ketiga atau masuk dalam karakteristik Neegara-Negara berkembang di dunia.
Teori ketergantungan meliputi 3 macam teori, yaitu;
- Teori Ketergantungan Kolonial
- Teori Ketergantungan Finansial-Industrial
- Teori Ketergantungan Teknologis-Industrial.
Kemudian dengan-cara biasa , ketergantungan sosial dibedakan ke dlm dua jenis, yaitu Ketergantungan Sosial (Dependensi) Klasik & Ketergantungan Sosial (Dependensi) Modern. Untuk mengkaji dengan-cara terperinci & mendalam wacana ketergantungan sosial, dlm postingan ini akan mengulas wacana pemahaman ketergantungan sosial, teori, jenis, & umpamanya di penduduk .
Ketergantungan Sosial
Dalam kajian sosiologi, ketergantungan sosial merupakan faktor penting, yg didefiniskan selaku gambaran adanya pola ketergantungan antara masyarakat yg satu dgn penduduk yg lainnya dlm kehidupan berbangsa dlm lingkup yg luas & mendunia, tak terbatas pada lingkup bilateral atau regional, melainkan lebih ke lingkup multilateral.
Ketergantungan sosial menunjukkan kondisi perekenomian di negara–negara tertentu yg dipengaruhi oleh kemajuan & perluasan dr perekonomian negara-negara lain, di mana negara-negara tertentu ini hanya mendapatkan dampak atau akibat, yg dilihat dr perspektif ekonomi.
Ketergantugan sosial dengan-cara fundamental tak hanya mengkaji aspek sosial kekerabatan maupun ketergantungan dlm kehidupan masyarakat, melainkan lebih dlm lagi adanya korelasi perekonomian. Dalam hal ini, pada ketergantungan sosial terdapat dua faktor yg saling berkaitan satu sama lain, yakni sosial & ekonomi. Aspek sosial tak bisa terlepas dr kondisi perekonomian yg terjalin dlm suatu ketergantungan, begitu pula sebaliknya.
Pengertian Ketergantungan Sosial
Ketergantungan sosial ialah ketidakseimbangan kekerabatan antara negara maju & negara berkembang dlm pembangunan perekonomian, yg kemudian memunculkan suatu ketergantungan di antara negara-negara tersebut.
Ketergantungan sosial yaitu hubungan yg terjalin antara negara maju & negara meningkat , dimana berkembang pesatnya ekpansi atau perluasan oleh negara maju dgn metode kapitalisme yg dianut, bisa berpengaruh kepada negara meningkat yg tercakup dlm negara dunia ketiga.
Teori Ketergantungan Sosial
Menurut Theotonio Dos Santos, Dependensi (ketergantungan) adalah kondisi yg memperlihatkan kehidupan dlm bidang ekonomi di negara–negara tertentu, yg dipengaruhi oleh perkembangan & perluasan di sektor perekonomian negara–negara lain, di mana negara–negara tertentu ini cuma berperan selaku yg mencicipi efek.
Secara mendasar, Teori Ketergantungan merupakan teori yg berorientasi pada pendekatan strukturao. Sehingga Teori Ketergantungan ini dapat diklasifikasikan ke dlm jenis Teori Struktural. Persepektif dr Teori Struktural yaitu adanya pandangan terhadap kemiskinan yg terjadi pada negara-negara dlm lingkup Negara Dunia Ketiga.
Kemudian dengan-cara khusus, Teori Struktural menekankan pada spesifikasi bikinan pertanian, yg merupakan balasan dr dominasi struktur perekonomian dunia yg bersifat eksploitatif, dimana yg negara yg kokoh melakukan eksploitasi terhadap yg lemah, yg berlandaskan pada sistem kapitalisme sebagai fondasi dasar permainan pasar perekonomian dlm lingkup dunia.
Teori Dependensi atau Teori Ketergantungan lebih memfokuskan pada dilema keterbelakangan & pembangunan negara kurang berkembang atau negara yg terpinggirkan. Dalam hal ini, dapat dikatakan bahwa teori dependensi mewakili aspirasi negara-negara yg terpinggirkan untuk menentang penguasaan di berbagai bidang kehidupan, mirip bidang ekonomi, politik, budaya dr negara maju, yg selama ini telah menjadi dominasi.
Dalam teori ketergantungan, faktor eksternal dinilai penting dlm perekonomian. Factor eksternal yg dimaksud yaitu tugas negara lain. Hal ini dikarenakan peran negara maju yg mendominasi mampu berpengaruh terhadap banyak sekali bidang, mirip struktur sosial, politik serta ekonomi negara yg berkembang. Kemudian munculah suatu ketergantungan antara negara yg lebih lemah perekonomiannya dgn negara yg kokoh perekonomiannya.
Kemudian teori ketergantungan oleh Theotonio Dos Santos dengan-cara khusus dibagi menjadi 3 bentuk perihal teori ketergantungan sosial yg meningkat di dunia, yaitu sebagai berikut:
-
Ketergantungan Kolonial
Ketergantungan kolonial ditandai dgn beberapa ciri yakni: ketergantungan terjadi dlm bentuk kolonialisme atau penguasaan penjajah oleh negara sentra yg berkuasa terhadap negara pinggiran. Adanya penguasaan financial & jual beli dibawah otoritas negara penjajah, dimana sektor utama perekonomian negara pinggiran yakni perdagangan eksport dr hasil bumi yg dibutuhkan negara penjajah.
Dalam ketergantungan ini pula menjelaskan bahwa kaum kolonial memonopoli serta mengeksploitasi dlm jumlah banyak, mencakup eksploitasi tanah, hasil tambang, serta sumber daya manusia. Relasi yg terbentuk antara penjajah dgn penduduk lokal bersifat eksploitatif.
Kemudian ciri yang lain yakni penanaman modal oleh negara pusat yg berkuasa, baik dengan-cara eksklusif maupun melalui kolaborasi dgn pengusaha setempat.
-
Ketergantungan Finansial-Industrial
Ketergantungan finansial-industrial ditandai dgn beberapa spesifikasi yaitu ketergantungan yg terjadi pada negara pinggiran yg termasuk dlm lingkup negara berkembang, dimana negara secara de jure sudah merdeka, namun pada kenyataannya terjadi ketergantungan.
Ketergantungan yg terjadi dlm bentuk dimana terjadinya dominasi kekuasaan dr negara adidaya yg memiliki kekuatan- kekutan finansial kepada negara pinggiran yg tergolong lemah dlm hal perekonomian. Seperti halnya yg terjadi pada ketergantungan kolonial, negara pinggiran masih mengeksport materi mentah bagi kebutuhan industri untuk negara pusat.
Dengan berlandaskan pada sistem kapitalisme, negara sentra menanamkan modal dlm bentuk investasi pada para usahawan di negara pinggiran selaku subjek utama, untuk menciptakan bahan baku tersebut. Sehingga, dgn demikian berlangsungnya pengendalian dilaksanakan lewat hegemoni ekonomi, dlm bentuk kekuasaan finansial.
-
Ketergantungan Teknologis-Industrial
Ketergantungan teknologis- industrial sendiri merupakan bentuk ketergantungan gres. Ketergantungan ini ditandai dgn beberapa spesifikasi yaitu kegiatan di sector perekonomian di dinegara-negara pinggiran tak lagi meliputi eksport bahan mentah untuk keperluan industri di negargara pusat.
Kemudian munculnya penemuan dlm bentuk penanaman modal pada perusahaan-perusahaan multinasional dr negara pusat untuk aktivitas industri di negara pinggiran, yg kemudian hasil produknya dikomersialisasikan untuk kepentingan pasar di negara- negara pinggiran.
Jenis Ketergantungan Sosial
Ketergantungan sosial dengan-cara biasa mampu dibedakan ke dlm dua jenis ketergantungan, yaitu:
-
Ketergantungan sosial (Dependensi) Klasik
Ketergantungan sosial (Dependensi) Klasik ini merupakan gagasan dr Andre gunder frank, dgn perspektif wacana pembangunan keterbelakangan. Ketergantungan jenis ini menjelaskan pedoman Frank yg merupakan seorang ahli ekonomi amerika, yaitu wacana adanya perspektif keterbelakangan.
Dalam perspektif ini, Frank menjelaskan proses terbentuknya keterbelakangan. Keterbelakangan bukanlah merupakan kondisi alamiah dr kehidupan penduduk , maupun kondisi penduduk yg kelemahan modal dlm perekonomian. Keterbelakangan dengan-cara mendasar terkonstruksikan oleh proses ekonomi, politik & sosial yg terjadi dengan-cara terus menerus balasan faktor globalisasi dari sistim kapitalisme.
Frank menyebut negara- negara pinggiran dgn istilah negara satelit, kemudian mengistilahkan negara- negara sentra sebagai negara metropolis. Frank menatap keterbelakangan yg terjadi di negara satelit merupakan akhir dr pembangunan negara metropolis, yg didukung sistem kapitalisme yg kokoh.
Selain itu, dlm teorinya Frank berbagi desain prebisch yg terdiri dari perspektif tentang negara satelit & metropolis, yg tak hanya berkonsentrasi pada faktor duduk perkara ekonomi contohnya adanya ketimpangan nilai tukar, melainkan dgn berkonsentrasi ihwal faktor politik dr korelasi ketergantungan, yakni kekerabatan politik & ekonomi yg saling berhubungan, antara modal gila dgn elite politik yg berkuasa.
-
Ketergantungan sosial (Dependensi) Modern
Ketergantungan sosial (Dependensi) Modern merupakan gagasan dr Fernando Henrigue Cardoso, dgn perspektif wacana pembangunan dlm sebuah ketergantungan. Adanya tanda-tanda pembangunan serta ketergantungan yg berjalan dengan-cara beriringan, dimana tanda-tanda pembangunan dlm ketergantungan ini sebagai associated dependen develovment atau pembangunan yg ketergantungan merupakan keikutsertaan.
Cardoso menjelaskan tanda-tanda ini ddidorong oleh faktor pergantian bentuk ketergantungan. Ketergantungan klasik didasarkan pada eksploitasi pada materi mentah. Seiring dgn berkembangnya teknologi, mendorong industrialisasi di negara- negara pinggiran yg dikembangkan oleh perusahaan multinasional di negara maju.
Contoh Ketergantungan Sosial
Terjadinya ketergantungan sosial antara negara maju & meningkat dlm bidang perekonomian dapat dilihat dr contoh kasatmata nya sebagai berikut:
-
Masyarakat Indonesia
Jika dilihat dr bidang perekonomiannya, Negara Indonesia cukup umur ini, termasuk dlm contoh negara yg mempunyai ketergantungan sosial dgn negara maju. Dari relasi ketergantungan ini kemudian menghantarkan Indonesia pada jumlah hutang yg banyak pada negara-negara maju.
Teori ketergantungan (dependensi) berhubungan dgn utang luar negeri, menyatakan bahwa bantuan luar negeri dijadikan alat oleh negara maju untuk menghipnotis kekerabatan domestik & luar negeri negara akseptor dukungan, yg kemudian merangkul elit politik setempat di negara akseptor derma yg bertujuan dlm komersilisasi & keamanan nasional.
Melalui jaringan internasional, santunan luar negeri ditujukan untuk mengeksploitasi sumber daya alam negara akseptor sumbangan. Dari perspektif negara pemberi sumbangan, ada dua faktor penting yg dikembangkan, yg pertama ialah motivasi politik (political motivation) dan motivasi ekonomi (economi motivation), dimana keduanya mempunyai keterkaitan yg sungguh erat yg satu dgn yg yang lain (Basri, 2003 : 101).
Motivasi pertama inilah yg kemudian menjadi teladan bagi AS untuk menguncurkan dana pinjaman dlm merekonstruksi kembali perekonomian Eropa Barat sesudah hancur saat PD II, dan acara ini dikenal dgn nama Marshall Plan (Todaro,1985 : 89).
Indonesia sendiri mirip yg kita ketahui mempunyai kekayaan sumber daya alam yg melimpah, baik dr hasil hutan, hasil tambang, hasil biota laut, & sebagainya. Hal ini pastinya mampu menjadi menjadi potensi yg luar biasa yg harus dikembangkan & dikelola dgn optimal.
Namun sejauh ini Indonesia memiliki hambatan dlm pengelolaan potensi sumber daya alam yg melimpah, adanya ketimpangan antara sumber daya alam dgn sumber daya manusia.
Dalam hal ini minimnya sumber daya insan yg kurang mendukung menyebabkan pengelolaan sumber daya alam yg tak optimal. Minimnya pengelolaan kekayaan alam atau kurang optimalnya pengelolaan menjadikan Indonesia harus kehilangan potensi penghasilan negara yg melimpah, yg nantinya mampu mensejahterakan rakyatnya.
Hal ini merupakan salah satu efek ketergantungan Indonesia kepada abnormal, dimana Indonesia memperoleh perlindungan dana berbentukhutang, kemudian dengan-cara tak langsung pihak asing mampu menguasai pengelolaan sumber daya alam, terlihat dr dibiarkankannya perusahaan ajaib memperpanjang kontrak-perjanjian pengelolaan materi tambang yg penting bagi negara.
Akibat penguasaan dlm pengelolaan sumber daya alam contohnya bahan-materi tambang mirip emas & watu bara oleh pihak aneh menciptakan bangsa Indonesia kehilangan peluang pemasukan yg sangat besar. Dalam hal ini rakyat Indonesia bekerja hanya selaku tenaga kerja, sedangkan pihak abnormal yg leluasa mendominasi pencarian laba yg banyak.
Contoh nyatanya mampu dlihat dr dampak yg jelek dr persetujuan-kontrak kerja dan penguasaan kekayaan alam yaitu tambang emas oleh PT.Freeport parah terjadi di Indonesia serpihan Timur dimana rakyat setempat masih belum mampu menikmati hasil yg cukup dr kekayaan alam yg dikontrakan pada negara-negara abnormal.
Keberadaan PT. Freeport yg memiliki potensi tambang emas yg melimpah justru tak menawarkan laba yg banyak pada Indonesia, utamanya pada penduduk setempat. Hal ini merupakan contoh ketergantungan Indonesia pada pihak asing, sehingga kurang optimalnya dlm pengelolaan potensi sumber daya alam.
Demikianlah artikel yg mampu dituliskan pada segenap pembaca terkait dengan pemahaman ketergantungan sosial berdasarkan para jago, teori, jenis, & contohnya di penduduk Indonesia dlm keseharian. Semoga lewat materi ini bisa menunjukkan pengetahuan serta memperbesar edukasi mendalam. Trimakasih,