Pengertian Kohesi Sosial dan Contohnya

– Apa sih pemahaman kohesi sosial menurut KBBI, & dengan-cara estimologi di dlm kehidupan masyarakat sehari-harinya ?

Mari simak pembahasan pemahaman kohesi sosial & beserta dgn teladan fenomena sosialnya di lingkungan kehidupan masyarakat. 

Mengenal Proses Sosial

Apa itu Kohesi Sosial? Apakah kohesi sosial berhubungan dgn masyarakat? Seberapa pentingkah ia? Mari kita bahas dibawah ini.  

Kehidupan bermasyarakat tentu tak lepas dr proses sosial yg hadir diantaranya. 

Tidak ada satu insan pun kecuali ia berusaha mengasingkan diri sehingga tak mampu merasakan proses sosial yg ada dlm kehidupan bermasyarakat. 

Proses sosial tersebut terjalin dgn adanya interaksi sosial. Menurut Soekanto (2017) syarat terjadinya interaksi ialah kontak & komunikasi. 

Keduanya menjadi syarat mutlak yg niscaya dikerjakan oleh banyak manusia. 

Jika interaksi yg dibangun oleh masyarakat demikian baik, kita akan menyaksikan rasa persaudaraan & kesatuan yg kuat sehingga ujungnya yakni integrasi sosial.

Disiplin sosiologi menelaah bahwa untuk hingga pada tahap integrasi atau kesatuan, interaksi & hubungan penduduk harus hingga pada kohesi sosial yg harmonis. 

Nah banyak sekali orang mengatakan kohesi sosial dgn integrasi itu serupa padahal keduanya punya rancangan yg berlainan.   

Memahami Pengertian Kohesi Sosial 

Lantas apa sih pengertian kohesi sosial menurut KBBI merupakan korelasi yg erat, perpaduan yg kokoh. 

Sementara itu, pemahaman kohesi sosial dengan-cara estimologi ialah merupakan kesanggupan sebuah kelompok untuk menyatu.

  Sistim Dinamika Masyarakat Terhadap Perubahan Sosial

Dan kohesi sosial adalah hasil dr korelasi individu & lembaga, seperti dikutip dr laman https://eprints.umm.ac.id/, yg diakses pada Senin, 30 Mei 2022.

Selanjutnya, The Council of Europe’s for Social Cohesion (2010) mendefinisikan kohesi sosial sebagai kesanggupan penduduk .

Untuk memutuskan kemakmuran semua anggotanya, mengurangi disparitas, & menyingkir dari marginalisasi.

Untuk mengorganisir perbedaan & perpecahan serta menjamin fasilitas pencapaian kemakmuran bagi seluruh anggota. 

Pertemuan dewan eropa tersebut pula mengemukakan tiga nilai utama kohesi sosial yg perlu dipenuhi yakni hak asasi insan, demokrasi, & supremasi hukum.

“social cohesion as the capacity of a society to ensure the well-being of all its members – minimising disparities and avoiding marginalisation – to manage differences and divisions and ensure the means of achieving welfare for all members. 

Social cohesion is a political concept that is essential for the fulfilment of the three core values of the Council of Europe: human rights, democracy and the rule of law” (Council of Europe’s, 2010)

Konsep kohesi sosial disebut-sebut berasal dr Tesis Emile Durkheim. Durkheim yg kita tau mengkaji wacana solidaritas sosial, membagi dua jenis solidaritas. 

Pada solidaritas mekanik ia menganggap adanya aktor yg besar lengan berkuasa dlm masyarakat, sedangkan solidaritas organik diindikasikan.

Dengan saling bergantungnya individu maka akan terbentuk sebuah kohesi sosial dgn sendirinya. 

Konsep ini lalu dikembangkan terus hingga sekarang. Kohesi sosial erat kaitannya dgn masyarakat pendatang & penduduk asli. 

Hal ini sebab sebuah masyarakat yg tinggal dlm suatu daerah tentu memiliki interaksi yg cukup baik dengan-cara wajar . 

Sementara apabila terdapat masyarakat pendatang, kita mampu menyaksikan adanya interaksi yg melahirkan kohesi sosial.

  Ideologi : Suatu Pemahaman Sempit Terhadap Aktivitas Sehari-Hari

Henri Lefebvre (2004) menyampaikan fenomena ruang yg terjadi di daerah perkotaan dapat dianalisis dgn suatu konteks kekerabatan sosial. 

Ia berpendapat ruang dihasilkan oleh suatu proses relasi sosial & sekaligus menimbulkan kesempatan terjadinya sebuah korelasi sosial. 

Konsep The Production of Space dikemukakan oleh Lefebvre dlm trialektikal dr ‘spatial practice’, ‘representation of space (abstract space)’ & ‘representational space (lived space)’.

Menurut Munandar (dalam Ginting, 2009), kohesivitas adalah akad antara penduduk asli.

Dengan penduduk pendatang, serta saling menerima antara individu satu dgn yg lainnya. 

Kohesi sosial meliputi perasaan kebersamaan (sense of belonging), keyakinan sosial (social trust).

Dan koordinasi timbal balik (generalised reciprocity and cooperation), serta keserasian sosial (social harmony) (Harpham, Grant, & Thomas, 2002)

Berdasarkan pemaparan usulan diatas, mampu kita simpulkan bahwa kohesi sosial ialah rasa keterikatan antar individu suatu komunitas.

Atau kelompok yg meminggirkan segala perbedaan sehingga diantara mereka terjadi keharmonisan. 

Dengan demikian, kohesi sosial itu terdiri dr kekuatan yg mana berlaku untuk setiap para anggota dr masyarakat maupun kelompok untuk tinggal di dalamnya. 

Yaitu dgn aktif berperan untuk kalangan dlm kalangan yg kompak, anggota ingin menjadi penggalan dr kalangan. 

Dimana mereka lazimnya suka satu lain, hidup rukun serta bersatu & setia di dlm mencapai tujuan bersama di dlm kalangan. 

Nah dimana kohesi sosial awal & konsekuensi penting dr aksi agresi kolektif. Kohesi sosial pula menengahi formasi suatu kalangan, produktifitas, & serta pemeliharaan.

Contoh Kohesi Sosial di Lingkungan Masyarakat

Beberapa contoh dr kohesi sosial di dlm kehidupan masyarakat sehari harinya, yaitu :

1. Masyarakat pedesaan lazimnya mendengarkan perintah ketua budpekerti atau kepala desa untuk ikut bergotong royong. 

  10 Contoh Culture Shock Saat Pandemi di dalam Kehidupan Sehari-Hari

2. Di Perusahaan biasanya karyawan saling menghormati & mengembangkan kisah untuk mendekatkan diri. 

Jika seorang karyawan sakit, ia tak sungkan meminta tolong pada karyawan yg lain menyelesaikan tugasnya. Sedangkan rekannya yg lain menjenguknya. 

Itulah sekilas penjelasan mengenai topik Pengertian Kohesi Sosial & Contoh Fenomena Sosialnya di Lingkungan Kehidupan Masyarakat. (Part 1)

Penulis Artikel : Sandewa Jopanda

Referensi Bacaan :

Ginting, Sri Ulina. 2009. “Pengaruh Kohesivitas Kelompok Kerja Terhadap Semangat Kerja Karyawan Di PT. Bumiputera Asuransi Jiwa Bersama Kantor Cabang Askum Medan.” Skripsi Terdahulu Fakultas Psikologi. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Lefebvre, Henry. 2004. Rhythmanalysis: Space, Time and Everyday Life. London and NY: Continuum.

Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers

Djajasudarma, T. Fatimah. 2006. Wacana: Pemahaman & Hubungan Antar Unsur. Refika Aditama. Bandung: hal 44

Mitchel, Bruce. 1994. “Sustainable Development at Village Level in Bali, Indonesia Human Ecology an Interdiciplinary Journal” 22 (3) pp. 189-211.

The Council Of Europe’s Strategy For Social Cohesion. 2010. “New Strategy for Europe’s Social Cohesion”.

Harpharm, Trudy, Emma Grant, and Elizabeth Thomas. 2002. “Measuring Social Capital within Health Surveys: Key Issues”. Health policy and planning, 17(1), 106–111