Pengertian Konstruksi Sosial, Teori, Jenis, dan Contohnya

Pengertian Konstruksi Sosial

Konstruksi sosial menjadi sebuah teori yg dikemukakan oleh sosiolog bernama Peter L. Berger & Thomas Luckmann. Konstruksi sosial ini dianggap sebagai proses sosial & interaksi sosial yang balasannya membuat realitas sosial. Adapun untuk rancangan konstruksi sosial biasanya dikaitkan dgn media massa, sehingga memunculkan ungkapan konstruksi sosial media massa yg dengan-cara substansi teori dikatakan bahwa sirkulasi informasi yg cepat & luas, menyebabkan konstruksi sosial terjadi dgn sangat cepat & distribusi merata.

Salah satu acuan sirkulasi keterangan tersebut contohnya perihal kesetaraan gender, yg diyakini bahwa perempuan lebih cocok untuk mengasuh anak di rumah, sedangkan lelaki lebih cocok untuk melakukan pekerjaan mencari nafkah. Akan tetapi, konstruksi sosial tersebut ketika ini mengalami pertumbuhan alasannya adalah realitas yg terjadi di masyarakat banyak pula yg terjadi sebaliknya, wanita melakukan pekerjaan sedangkan lelaki di rumah mengasuh anak.

Konstruksi Sosial

Konstruksionisme sosial merupakan perumpamaan lazim yg kadang-kadang dipraktekkan pada teori yg menekankan sifat kehidupan di lingkungan sosial yang diciptakan secara sistem sosial. Tentu saja, di satu segi semua sosiolog akan membantah hal ini, sehingga ungkapan itu dgn gampang menjadi tak memiliki makna.

Lebih khusus lagi, bagaimanapun, pementingan pada konstruksionisme sosial biasanya ditelusuri kembali setidaknya ke karya William Isaac Thomas & sosiolog Chicago, serta sosiolog & filsuf fenomenologis seperti Alfred Schutz.

Pendekatan semacam itu menekankan pemikiran bahwa penduduk dengan-cara aktif & kreatif dibuat oleh insan. Mereka menggambarkan dunia sebagai suatu hal yg dibentuk atau diciptakan, bukan hanya diberikan atau diterima begitu saja. Dunia sosial yakni jaring interpretatif yg dijalin oleh individu & kelompok.

Istilah ini dengan-cara formal memasuki kosakata sosiologis lewat karya Peter Berger & Thomas Luckmann dlm The Social Construction of Reality (1966), yg menjajal sintesis inovatif dr ide Emile Durkheim & George Herbert Mead. Bagi Berger & Luckmann, ciri-ciri dasar tatanan sosial dikenali melalui prinsip bahwa “Masyarakat adalah produk manusiaMasyarakat yaitu realitas objektifManusia ialah produk sosial”.

Studi perkara utama mereka ihwal konstruksionisme sosial yakni agama, tetapi pada dikala yg sama teori pelabelan wacana penyimpangan sedang dikembangkan & dipopulerkan, yg memperlihatkan dengan-cara paralel bahwa penyimpangan dikonstruksi dengan-cara sosial. Demikian pula, dlm sosiologi pendidikan, peneliti menyebarkan argumen yg diturunkan dr karya Mary Douglas & Basil Bernstein yg menyatakan bahwa pengetahuan pendidikan pula dibangun dengan-cara sosial.

Oleh alasannya adalah itu, dr sejumlah sumber yg agak berlawanan, fraseologi konstruksionisme yg lebih biasa muncul, & ungkapan tersebut kehilangan banyak makna orisinil yg khas (seperti, misalnya, dlm karya G. Suttles, yg berjudul The Social Construction of Community, 1972).

Dalam pola kajian psikologi sosial, istilah terkait konstruktivisme sering dikaitkan dgn karya Jean Piaget, & merujuk pada proses di mana struktur kognitif yg membentuk wawasan kita perihal dunia meningkat melalui interaksi lingkungan & subjek.

Pengertian Konstruksi Sosial

Konstruksi sosial yaitu sesuatu yg ada bukan dlm realitas atas sifat obyektif yg dihasilkan oleh individu & kelompok, akan tetapi sebagai hasil dari jenis interaksi sosial manusia, oleh alasannya sesuatu itu ada karena insan baiklah bahwa itu ada.

Pengertian Konstruksi Sosial Menurut Para Ahli

Adapun definisi konstruksi sosial menurut para jago, antara lain:

  1. Wendy Leeds-Hurwitz (2016) dlm Oxford Bibliographies

Konstruksi sosial (social construction atau SC) mengasumsikan bahwa orang membangun (yakni, membuat, membuat, mendapatkan) pengertian mereka tentang dunia & makna yg mereka berikan untuk pertemuan dgn orang lain, atau banyak sekali produk yg mereka atau orang lain buat; Konstruksi sosial pula beranggapan bahwa mereka melaksanakan ini bareng -sama, dlm kerjasama dgn orang lain, bukan dengan-cara individu.

Teori Konstruksi Sosial

Teori konstruksionisme sosial diperkenalkan dlm buku 1966 The Social Construction of Reality, oleh sosiolog Peter L. Berger & Thomas Luckman. Gagasan Berger & Luckman tersebut terinspirasi oleh sejumlah pemikir, diantaranya yaitu Marx, Durkheim, & Herbert Mead. Secara spesifik, teori interaksionisme simbolik yg dikemukakan oleh Mead, yg menyatakan bahwa interaksi sosial bertanggung jawab atas konstruksi identitas, sungguh berpengaruh.

Teori konstruksionisme sosial menegaskan bahwa semua makna diciptakan dengan-cara sosial. Konstruksi sosial mungkin sudah menjadi hal yg begitu mendarah daging sehingga terasa alami, tetapi sebetulnya bukanlah demikian. Sebaliknya, itu ialah yakni ciptaan masyarakat tertentu & dgn demikian tak dengan-cara akurat mencerminkan realita.

Konstruksionis sosial biasanya menyepakati tiga poin utama:

  1. Pengetahuan Dibangun Secara Sosial 

Para konstruksionis sosial meyakini bahwa wawasan berasal dr relasi yg terjadi antarmanusia. Dengan demikian, apa yg kita anggap benar & objektif yakni hasil dr proses sosial yg berjalan dlm konteks sejarah dan arti budaya.

Dalam ranah sains, ini bermakna bahwa meskipun kebenaran dapat diraih dlm batas-batas disiplin tertentu, tak ada kebenaran menyeluruh yg lebih sah ketimbang yg lain.

  1. Bahasa Penting bagi Konstruksi Sosial

Bahasa mematuhi hukum tertentu, & hukum bahasa ini membentuk cara kita mengerti dunia. Akibatnya, bahasa menjadi tak netral. Keterangan ini tentusaja menekankan hal-hal tertentu sambil mengabaikan yg lain. Makara, bahasa memperlihatkan kekurangan terhadap apa yg mampu kita ungkapkan serta persepsi kita perihal apa yg telah kita alami & apa yg kita pahami.

  1. Konstruksi Pengetahuan Didorong Secara Politik

Pengetahuan yg tercipta dlm masyarakat mempunyai konsekuensi kepada keadaan sosial, budaya, & politik. Orang-orang dlm komunitas mendapatkan & menjaga pengertian komunitas tentang kebenaran, nilai, & realitas tertentu.

Saat anggota gres suatu komunitas menerima pengetahuan semacam itu, itu meluas lebih jauh. Pada waktu pengetahuan tersebut yg diterima oleh komunitas menjadi kebijakan, maka gagasan perihal kekuasaan & hak istimewa dalam arti komunitas menjadi terkodifikasi.

Ide-ide yg dibangun dengan-cara sosial tersebut kemudian menciptakan realitas sosial, & (jikalau tak diperiksa) mulai tampak tetap & tak mampu diubah. Hal ini mampu menimbulkan kekerabatan antagonis antar komunitas yg tak memiliki pengertian yg sama tentang realitas sosial.

Jenis Konstruksi Sosial

Seperti yg telah dikatakan di atas bahwa konstruksi sosial dapat membuat realitas sosial. Berger & Luckman mengemukakan bahwa realitas sosial itu sendiri mampu dibedakan menjadi tiga bentuk, yakni:

  1. Realitas Sosial Objektif

Realitas sosial objektif mengacu pada kompleksitas definisi realitas (tergolong di dalamnya yaitu  ideologi & kepercayaan) terkait tanda-tanda-gejala sosial, mirip contohnya langkah-langkah & tingkah laku yg terjadi dlm kehidupan sehari-hari & sering dihadapi oleh individu selaku fakta.

  1. Realitas Sosial Simbolik

Keterangan terkait dengan jenis realitas sosial simbolik mengacu pada verbal simbolik dr realitas yg bersifat objektif, yg kebanyakan dimengerti oleh masyarakat dlm bentuk karya seni, fiksi, serta gosip-gosip yg tersebar di media.

  1. Realitas Sosial Subjektif

Realitas sosial pada individu, yg bersumber dr realitas sosial objektif & simbolik, merupakan konstruksi definisi realitas yg dimiliki oleh individu & dikonstruksi lewat proses yg dinamakan internalisasi. Realitas subjektif yg dimiliki tiap-tiap individu menjadi basis untuk melibatkan diri dlm proses eksternalisasi atau proses interaksi sosial yg terjadi antara satu individu dgn individu lain dlm sebuah struktur sosial.

Contoh Konstruksi Sosial

Adapun untuk pola konstruksi sosial contohnya:

  1. Negara & Uang

Lebih gampang untuk menyaksikan bagaimana negara mampu menjadi konstruksi sosial ketimbang untuk menyaksikan bagaimana uang adalah konstruksi sosial. Negara tak akan ada jika bukan sebab interaksi insan. Manusia mesti oke bahwa ada yg namanya negara & setuju ihwal apa itu negara. Tanpa janji itu, tak akan ada negara.

Uang pula tak akan ada tanpa interaksi manusia. Jika kita berpikir ihwal realitas objektif, kita mungkin berpikir bahwa duit itu ada. Bagaimanapun, kita mampu menjamah kertas atau koin. Namun, kecuali insan baiklah wacana apa yg diwakili oleh kertas atau koin & mampu dipakai, uang kertas hanyalah kertas & koin hanyalah cakram logam.

  1. Gender

Contoh konstruksi sosial yg mengalami pergeseran dr waktu ke waktu yaitu konsep gender. Lebih dr 50 tahun yg kemudian, orang percaya bahwa pria & perempuan memiliki tugas terkait gender yg ditentukan dengan-cara biologis.

Wanita lebih mengasuh sehingga mereka paling sesuai menjadi ibu yg tinggal di rumah untuk membesarkan anak, sedangkan lelaki lebih bernafsu & kurang mengasuh, serta paling cocok untuk pergi bekerja & menafkahi keluarga.

Konstruksi sosial gender menggambarkan perdebatan nature / nurture ihwal perilaku manusia. Jika gender hanya sebuah konstruksi sosial, itu bermakna laki-laki & perempuan bertindak berbeda hanya karena masyarakat telah mendikte tugas mereka pada mereka. Mereka telah mencar ilmu bagaimana mereka harus bertingkah & seperti apa suara atau performa mereka.

Perdebatan “nature vs nurture” tetap diperdebatkan bila menyangkut perbedaan jenis kelamin & gender. Tetapi sebagian besar peneliti percaya bahwa, apa pun peran yg dimainkan faktor biologis yg melekat, aspek lingkungan yakni efek utama yg mampu mensugesti pertumbuhan otak itu sendiri.

Kesimpulan

Dari penjelasan yg dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa setiap insan bikin konstruksi untuk mengerti dunia objektif. Salah satu cara insan membuat konstruksi sosial ialah dgn menyusun apa yg mereka lihat & alami ke dlm klasifikasi. Misalnya, mereka melihat orang-orang dgn warna kulit berbeda, begitu juga perbedaan pada ciri fisik lainnya & “menciptakan” konstruksi sosial ras.

Atau mereka melihat tanaman tinggi dgn batang sungguh tebal yg bercabang di belahan atas & memiliki daun yg tumbuh di atasnya & “menciptakan” konstruksi pohon. Kedua contoh tersebut membantu menggambarkan bagaimana manusia memakai konstruksi sosial & betapa berbedanya beberapa konstruksi sosial dr konstruksi sosial lainnya.

Apakah pohon ada di luar konstruksi sosial? Jika kita tak menyepakati konstruksi suatu pohon, apakah kita akan menyaksikan tumbuhan itu berlainan? Bagaimana dgn ras? Apakah ras ada di luar konstruksi sosial? Akankah kita memperlakukan orang dgn warna berlawanan dengan-cara berlawanan jika kita tak mempunyai konstruksi sosial ihwal ras?

Kedua contoh tersebut menolong menggambarkan bahwa konstruksi sosial mampu mencakup nilai & keyakinan yg dimiliki insan perihal konstruksi tersebut. Manusia mampu mengubah konstruksi dikala mereka terus berinteraksi.

Sikap kepada mereka yg memiliki warna kulit berlawanan telah berubah selama 100 tahun terakhir & terus berubah. Konstruk ras masih ada, namun apa arti konstruk tersebut telah berubah.

Itulah tadi artikel lengkap yg mampu diberikan pada semua kelompok berkenaan dgn pengertian konstruksi sosial menurut para andal, teori, macam, & misalnya.

  Budaya Sebagai Identitas Kelompok ?