Pengertian Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi, Ciri, dan Contohnya

Makhluk Ekonomi Adalah
Makhluk Ekonomi Adalah

Dalam kehidupan sehari-hari insan disebut selaku makhluk sosial, yaitu tak mampu hidup tanpa bantuan dr orang lain. Namun, dlm kehidupan sehari-hari tersebut insan sebagai pelaku ekonomi selalu berupaya untuk memenuhi makna kebutuhan hidupnya sendiri maupun kebutuhan orang lain sebagai bentuk saling membantu tersebut. Pemenuhan kebutuhan hidup ini tak akan terlepas dr adanya pengorbanan & perasaan alami manusia yakni merasa tak pernah puas.

Oleh alasannya adalah itu selain insan sebagai makhluk sosial, ia pula berperan sebagai makhluk ekonomi. Artikel ini akan membicarakan mengenai ciri insan sebagai makhluk sosial & ekonomi yg bermoral beserta dgn contohnya supaya lebih gampang dimengerti.

Manusia sebagai Makhluk Ekonomi

Contoh Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi
Contoh Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi

Manusia disebut selaku makhluk ekonomi atau homo economicus. Konsep insan disebut homo economicus ini dicetuskan oleh Adam Smith yg menyatakan bahwa manusia diberikan kebebasan untuk berupaya menyanggupi keperluan hidupnya sampai tercapai kemakmuran.

Apabila setiap penduduk telah meraih tingkat kesejahteraan, maka negara pula menjadi sejahtera. Kemakmuran ini ditandai dgn terpenuhinya keperluan dasar hidup insan, yg apabila tak tercukupi akan mengganggu kelangsungan hidupnya.

Pengertian Manusia sebagai Makhluk Ekonomi

Manusia selaku makhluk ekonomi adalah karakteristik setiap insan untuk senantiasa berupaya untuk menyanggupi kebutuhan hidupnya yg tak ada habisnya dengan-cara rasional. Pemenuhan kebutuhan tersebut sudah pasti menggunakan suatu pengorbanan yg dilaksanakan oleh setiap manusia yg ditempuh salah satunya dgn melakukan pekerjaan .

Dalam melaksanakan pengorbanan tersebut, manusia akan memperhitungkan ongkos yg dikeluarkan beserta laba yg mungkin diperolehnya. Sehingga, hal inilah yg disebut rasional. Tidak hanya berupaya memenuhi kebutuhan saja, tetapi seringkali manusia memiliki kehendak atau keinginan yg pula ingin dipenuhinya.

Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi Menurut Para Ahli

Pengertian manusia sebagai makhluk ekonomi berdasarkan para andal, antara lain:

  1. Investopedia, Istilah “insan ekonomi” (juga disebut selaku “homo economicus”) mengacu pada orang yg diidealkan yg bertindak dengan-cara rasional, dgn pengetahuan sempurna & yg berupaya memaksimalkan utilitas atau kepuasan pribadi. Kehadiran insan ekonomi yakni perkiraan banyak versi ekonomi.

Ciri Manusia selaku Makhluk Ekonomi

Manusia memiliki beberapa ciri yg memperlihatkan peranannya sebagai makhluk ekonomi, yaitu selaku berikut.

  1. Tindakan yg dijalankan bersifat rasional

Manusia selaku makhluk ekonomi mempunyai arti bahwa kegiatan yg dilakukannya yakni untuk menyanggupi keperluan hidupnya dgn melaksanakan berbagai perjuangan & pengorbanan. Untuk itu, dlm mengambil setiap langkah-langkah maupun pilihan akan memperhitungkan ongkos & keuntungan yg diperolehnya.

Tidak ada manusia yg mengambil tindakan untuk memperoleh kerugian, sehingga perlu memperhitungkannya dengan-cara rasional. Tindakan rasional seperti inilah yg menjadi ciri khusus manusia selaku makhluk ekonomi.

Selain itu, tujuan dr pemikiran rasional ini yakni untuk mampu menggunakan sumber ekonomi dgn bijaksana. Hal ini dikarenakan apabila sumber ekonomi dipakai tanpa perkiraan maka akan menimbulkan kelangkaan sumber daya ekonomi. Apabila ini terjadi, maka akan memiliki pengaruh pada pemenuhan kebutuhan hidup insan.

  1. Tindakan pemenuhan keperluan berkonsentrasi pada diri sendiri

Setiap insan mempunyai keperluan masing-masing yg mesti dipenuhi. Salah satu sifat insan selaku makhluk ekonomi adalah berupaya untuk menyanggupi kepentingan dirinya sendiri apalagi dulu sebelum memikirkan kebutuhan orang lain. Sifat ini sudah tentu berkebalikan dgn sifat insan selaku makhluk sosial yakni saling menolong menyanggupi kebutuhan hidup dgn orang lain.

Umumnya, orang melakukan pekerjaan dgn kekuatannya sendiri untuk memperoleh penghasilan yg kemudian digunakan untuk keperluan hidup sehari-harinya.

Kemudian, apabila sudah cukup kebutuhannya pribadi baru disisihkan untuk mampu membantu menyanggupi keperluan hidup orang lain. Hal inilah yg disebut sebagai makhluk ekonomi yg bermoral, alasannya masih mempunyai nilai-nilai budbahasa yg kuat.

  1. Keputusan yg diambil sesuai dgn tujuan yg direncanakan

Beragam macam langkah-langkah ekonomi yg diambil oleh manusia yg merupakan orientasi manusia selaku makhluk ekonomi. Oleh alasannya itu, setiap keputusan yg diambilnya harus sesuai dgn tujuan kegiatan ekonomi yg telah direncanakannya.

Pekerjaan yg diambilnya haruslah yg memberikan penghasilan untuk kemudian digunakan berbelanja barang-barang ekonomi yg diperlukan. Dengan begitu, maka kebutuhan insan akan tercukupi sesuai dgn yg telah direncakannya.

  1. Rasa tak pernah puas

Perasaan sulit untuk meraih tingkat kepuasan yg tinggi merupakan ciri insan pada umumnya & ciri makhluk ekonomi pada khususnya. Hal ini dikarenakan kebutuhan manusia yg tak ada habisnya. Tatkala telah tercapai keperluan ataupun keinginan yg direncakannya, maka akan muncul rasa ingin mencapainya kembali dgn lebih baik.

Siklus ini terus terjadi sehingga keperluan insan tak ada habisnya & insan dibilang tak ada rasa puasnya. Hal ini dapat berbahaya jika kian tak terkendali, sebab sumber daya ekonomi jumlahnya terbatas kalau dibandingkan dgn keperluan insan.

  1. Aktivitas yg dilakukannya cenderung erat dgn preferensi individu

Tidak jauh berlainan dgn ciri tindakan pemenuhan kebutuhan berfokus pada dirinya sendiri, maka aktivitas yg dipilih setiap manusia yakni kegiatan yg mampu mendatangkan laba bagi dirinya selaku tujuan hidupnya. Keuntungan inilah yg kemudian digunakan untuk menyanggupi keperluan manusia.

Oleh alasannya itu, sudah menjadi ciri manusia selaku makhluk ekonomi dlm melaksanakan acara yg terdekat dgn preferensi dirinya sendiri.

  1. Tindakan ekonomi dijalankan dengan-cara efisien

Manusia senantiasa memperhitungkan banyak sekali hal sebelum nantinya menentukan langkah-langkah yg akan diambil sebagai upaya menyanggupi keperluan hidupnya. Pertimbangan tersebut yaitu selisih antara pengorbanan dgn penghasilan yg akan diperolehnya kalau melaksanakan suatu langkah-langkah.

Sehingga, setiap langkah-langkah insan dlm memenuhi keperluan hidupnya akan bersifat efisien. Segala waktu, tenaga & uang yg dikeluarkannya akan sepadan bahkan lebih kecil dibandingkan dgn kemakmuran yg dicapainya.

  1. Memiliki banyak kebutuhan & cita-cita

Kebutuhan & keinginan seringkali dianggap sama oleh pandangan manusia. Padahal, keduanya ialah hal yg berlainan. Kebutuhan merupakan hal dasar yg mesti dipenuhi oleh manusian karena akan mempunyai efek pada kelancaran hidupnya. Sedangkan impian diartikan sebagi kehendak yg muncul dlm diri manusia.

Manusia memiliki keperluan & keinginan yg tak terbatas. Kebutuhan & keinginan ini akan terus muncul meskipun sudah ada yg pernah dicapainya. Dari banyaknya kebutuhan & impian manusia inilah, manusia melaksanakan upaya dgn bekerja untuk dapat memenuhinya. Sehingga, insan disebut sebagai makhluk ekonomi.

  1. Selalu berusaha memenuhi keperluan hidup dgn memikirkan norma yg berlaku

Manusia dibilang selaku makhluk ekonomi yg bermoral apabila dlm langkah-langkah-langkah-langkah ekonomi yg dilakukannya senantiasa berpedoman pada norma-norma yg berlaku. Sehingga, tak cuma berorientasi pada tujuan memperoleh laba saja tetapi pula memiliki etika yg baik. Dengan demikian, tak aka nada individu lain yg merasa dirugikan.

Contoh Manusia sebagai Makhluk Ekonomi

Contoh prilaku yg mencerminkan dlm penyebutan bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk ekonomi, antara lain;

  1. Tindakan yg dijalankan bersifat rasional

Sebagai seorang pemilik perjuangan pabrik kertas PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk, perlu melaksanakan perhitungan terkait bahan baku kayu yg akan digunakannya memproduksi kertas. Perhitungan ini dikerjakan dgn menimbang-nimbang kebutuhan materi baku dgn kapasitas yg ingin dicapainya.

Sehingga, ia akan memproduksi dlm jumlah yg sesuai dgn rencana & tak akan merusak alam dengan-cara besar-besaran. Kegiatan ini merupakan langkah-langkah ekonomi insan sebagai makhluk ekonomi yg berfikir dengan-cara rasional, terutama dlm kegiatan buatan.

  1. Tindakan pemenuhan kebutuhan berfokus pada diri sendiri

Seseorang akan tenaga kerja telah melakukan pekerjaan sesuai dgn kesanggupan yg dimilikinya untuk memperoleh upah. Dari upah inilah ia akan gunakan untuk membeli keperluannya sehari-hari.

Upah yg ia peroleh dipakai sedemikian rupa agar kebutuhan pribadinya dapat tercukupi tanpa terkecuali sesuai dgn skala prioritas yg sudah dibuat. Sehingga, insan dlm pola ini berperan selaku makhluk ekonomi yg berkonsentrasi pada dirinya sendiri.

  1. Keputusan yg diambil sesuai dgn tujuan yg direncanakan

Setiap insan memiliki tujuan masing-masing. Namun, biasanya sebagai makhluk ekonomi insan memiliki tujuan untuk memenuhi keperluan & impian yg sudah direncakannya. Sebagai pola, Pak Ali ditawari pekerjaan selaku buruh pabrik dgn penghasilan Rp 1.000.000,- per bulan.

Namun, disisi lain Pak Ali mempunyai perjuangan warung makan yg dikelolanya dgn penghasilan Rp 2.000.000,- per bulan. Pak Ali akan memilih keputusan melanjutkan usaha warung makannya alasannya penghasilan yg diperolehnya adalah lebih besar dibandingkan menjadi buruh pabrik.

Dengan demikian, dr penghasilan yg diperolehnya ia lebih besar kemungkinan menyanggupi semua kebutuhan  hidupnya.

  1. Rasa tak pernah puas

Seorang pengusaha berhasil menjual 1000pcs produknya dlm satu bulan terakhir. Sebenarnya, target tersebut sudah sungguh elok & mampu menaikkan penampilan perusahaannya bahkan sudah memperlihatkan penghasilan yg cukup bagi kebutuhannya. Namun, alasannya adalah merasa kurang puas, pebisnis tersebut terus menaikkan sasaran pasarnya.

  1. Aktivitas yg dilakukannya cenderung dekat dgn preferensi individu

Seorang kepala keluarga bekerja dr pagi hingga petang untuk memperoleh penghasilan. Dari penghasilan tersebut ia mampu berbelanja keperluan keluarganya. Apabila keperluan keluarganya telah tercukupi, maka kehidupannya menjadi sejahtera.

  1. Tindakan ekonomi dijalankan dengan-cara efisien

seseorang yg bekerja di suatu daerah tentu memiliki jam kerja yg dikelola oleh perusahaan. Penjadwalan tersebut dibentuk supaya karyawan mampu memiliki waktu beristirahat maupun berekreasi bersama keluarganya.

Jadi, selain memperoleh penghasilan memenuhi kebutuhan hidup, pekerja tersebut pula tercukupi kebutuhan beristirahat serta keperluan tersier berupa wisata. Dengan demikian, tindakan yg dilakukannya menjadi efisien alasannya tak ada keunggulan tenaga yg dikeluarkan.

  1. Memiliki banyak kebutuhan & keinginan

Kebutuhan & harapan akan muncul seiring dgn bertambahnya usia & acara insan. Sebagai acuan, insan tatkala masih sekolah akan memerlukan berbagai alat tulis. Namun, tatkala sudah melakukan pekerjaan keperluan tersebut akan bertambah selain alat tulis kantor jua akan memerlukan pakaian kantor, komputer, & sebagainya yg menunjang pekerjaan.

  1. Selalu berupaya menyanggupi kebutuhan hidup dgn menimbang-nimbang norma yg berlaku

Seorang pejabat negara yg melaksanakan tugasnya sesuai dgn norma yg berlaku merupakan contoh insan selaku makhluk ekonomi bermoral. Ia melakukan peran pokoknya untuk memperoleh honor & memenuhi kebutuhan hidup. Gaji tersebut diperoleh dr hasil kerjanya bukan sebab masalah korupsi.

Kesimpulan

Asal ajakan insan yaitu makhluk ekonomi terletak pada esai tentang ekonomi politik oleh John Stuart Mills pada tahun 1836. Esai itu, yg berjudul “On the definition of Political Economy and on the method of investigation proper to it“, berupaya untuk memutuskan karakteristik pada subyek. Subjek Mills yaitu “makhluk yg berminat mempunyai kekayaan, & yg bisa menganggap kesuksesan komparatif selaku cara untuk menerima tujuan yang diiginkan

Itulah tadi klarifikasi lengkap yg bisa kami sebutkan pada pembaca sekalian, terkait dgn pemahaman insan selaku makhluk ekonomi, ciri, & acuan tindakannya. Semoga menunjukkan wawasan & referensi yg mendalam.

Sumber Tulisan

Leahy Louis, 2001, Siapakah Manusia? Sintesis filosofis wacana insan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

  Antara Objektifitas Serta Membangun Intelektualitas