Pengertian Mengenai Pariwisata Budaya

Mengenal perumpamaan objek & daya tarik wisata lebih dikenal dgn perumpamaan ”tourist attraction” (Yoeti, 1982). Ia menerangkan ”tourist attraction” atau atraksi wisata selaku segala sesuatu yg menjadi pesona seseorang atau sekelompok orang untuk mendatangi suatu tempat tertentu. 
Dalam hal ini, kita dikenalkan istilah ”produk” industri pariwisata & atraksi wisata. Atraksi wisata itu merupakan cuilan dr produk industri wisata, yg mencakup semua bentuk & jenis pelayanan yg diberikan pada turis untuk dirasakan & dirasakannya sejak dr meninggalkan tempat (kawasan) asal, menuju & selama berada di tempat tujuan wisata, serta hingga mereka kembali lagi ke tempat asalnya. 
Pariwisata budaya merupakan jenis aktivitas pariwisata yg dikembangkan di sebuah kawasan atau sub-tempat tujuan wisata yg mengandalkan kekayaan wisata berupa objek & pesona wisata budaya. Pariwisata budaya menggambarkan perjalanan wisata berdasarkan keinginan menambah wawasan & pengalaman hidup dgn mengunjungi objek & daya tarik wisata yg khas & unik. Sementara itu wisatawan lain mempunyai argumentasi untuk mengetahui & mempelajari acuan perilaku sosial warga masyarakat, adat istiadat, kebiasaan, & warisan seni budaya yang lain (Pendit, 1994 : 41).
Kemudian, Soekadijo (1996 : 54) mengemukakan bahwa kebudayaan yakni semua jenis kesenian, acuan & tata kehidupan penduduk , adab-istiadat & sebagainya. Kesenian sebagai satu bentuk kegiatan sosial yg kehadirannya merefleksikan mulut kolektif dr masyarakat pendukungnya. Ia selaku fasilitas rekreasi & hiburan yg estetik serta berupa media komunikasi yg memberikan pesan-pesan dgn nilai moral, filosofi, agama, pendidikan, ilmu pengetahuan yg menguatkan ikatan solidaritas sosial.
Pada dasarnya, kesenian tradisional mempunyai ciri khusus & keunikan sebagaimana digambarkan oleh penduduk pendukungnya & latar belakang dr timbulnya kesenian tersebut yg biasanya mencerminkan harapan akan keharmonisan, keseimbangan atau ekuilibrium sosial budaya. Contoh: Kebudayaan Keraton umumnya berupa seni tari & musik, seni batik, kriya, bentuk pakaian, logat bicara, contoh makan, korelasi sosial, & hasil karya penduduk ; warisan yg masih hidup maupun warisan peninggalan sejarah & budaya, monumen, museum & sebagainya.
Warisan purbakala merupakan objek & pesona wisata, sebagian warisan & peninggalan sejarah tergolong ke dlm kebudayaan warisan berupa hasil karya manusia dr penduduk tertentu di masa kemudian yg disimpan di museum & di ”situs arkeologi” serta yg masih hidup, termasuk peninggalan sejarah.
Contoh warisan budaya & peninggalan sejarah yg dibedakan berdasarkan zamannya, yakni : 
1. Zaman prasejarah, misalnya: museum & situs insan purba ”Sangiran”
2. Zaman pengaruh India, mirip; candi Borobudur, Prambanan, Ratu Boko, Candi Sukuh, Cetho
3. Zaman pengaruh Islam, seperti masjid Demak, Makam Sunan kalijaga, makam Sunan Kudus
Zaman imbas Barat, contohnya; Benteng Pendem di Cilacap, Benteng Vadenberg di Yogyakarta & Benteng Vastenberg di Surakarta
Sebagai daya tarik wisata, warisan peninggalan sejarah & purbakala memiliki ciri khas & kekhususan & menjadi faktor pembeda bagi lingkungan sosial budaya masyarakat-penduduk yg mewarisinya. Ciri khas tersebut sering disebut selaku keutamaan bahkan merupakan keunikan. Oleh alasannya adalah itu ciri khas & keunikan tersebut menjadi pesona bagi penduduk lain.
Kemudian, kepariwisataan hal tersebut dijadikan objek & daya tarik wisata. Secara lazim, obyek & pesona wisata tersebut menjadi perhatian tersendiri bagi pelancong. Sebab manusia (wisatawan) condong mempunyai dorongan & motivasi untuk mengenali sesuatu yg berlainan, khas & unik dr yg dimilikinya. Dalam kepariwisataan ditandai adanya sifat & keadaan objek & daya tarik wisata, beberapa di antaranya yakni:
1. Objek & pesona wisata memiliki kelebihan & keunikan yg tak mampu ditemukan di lain tempat. Daya tarik itu sering sebagai tempat untuk memperbesar pengetahuan, untuk mencari kesenangan & sebagainya.
2. Di lokasi (objek wisata) itu, para pelancong dapat bertemu dgn warga penduduk lokal yg mempunyai pola perilaku sosial budaya dgn karakteristik & cara hidup yg khas, & berbeda dr masyarakat asal pelancong.
3. Di lokasi atraksi (daya tarik) wisata tersebut wisatawan bisa mendapatkan kenang-kenangan berupa cinderamata sebagai bukti atas kunjungannya; mampu mencicipi masakan, mampu ikut serta eksklusif dlm proses aktivitas berkala penduduk lokal (Yoeti, 1982).
4. Di lokasi objek & daya tarik wisata terjalin korelasi antara banyak sekali unsur atau komponen kepariwisataan, misalnya fasilitas transportasi, fasilitas, jasa boga, cinderamata, layanan bimbingan wisata & sebagainya.
5. Ada komponen kepariwisataan, yakni agen perjalanan wisata atau usaha perjalanan wisata yg berfungsi mengaitkan aneka macam unsur kepariwisataan dlm membuatkan aktivitas pariwisata (Kodhiyat, 1996).
Singkatnya, objek & daya tarik wisata berupa warisan sejarah, purbakala & seni di tempat tujuan wisata ini memiliki keunikan & kekhasan sosial budaya & warisan purbakala yg sering tak ada duanya