Pembelajaran Kooperatif melibatkan penataan kelas dlm kelompok-kelompok kecil yg bekerja bersama sedemikian rupa sehingga kesuksesan setiap anggota kelompok tergantung pada keberhasilan kelompok. Salah satu ciri yg paing menonjol dr model pembelajaran yg satu ini adalah adanya kerjasama/kooptasi siswa dlm kelompok sehingga manfaat pembelajaran yg berkaitan dgn menyebarkan perilaku solidaritas sosial siswa bisa terwujud.
Startegi pembelajaran kooepartif bisa berhasil yaitu alam menerapkan model pembelajaran kooperatif, maka guru harus merancang pembelajaran, mempertimbangkan & memutuskan sasaran pembelajaran yg ingin dicapai. Terdapat bermacam-macam model pembelajaran kooperatif, diantaranya yaitu model jigsaw, model GI, model mind mapping, & lain-lain.
Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaan kooperatif dikembangkan menurut pada teori kemajuan kognitif Vygotsky. Dalam teori tersebut, Vygotsky yakin bahwa anak aktif dlm menyusun pengetahuan mereka. Menurut usulan Santrock (2008), terdapat 3 klaim dlm inti pandangan Vigotsky, yakni:
- Keahlian kognitif anak bisa dipahami jika dianalisa & diinterpretasikan dengan-cara developmental;
- Kemampuan kognitif anak bisa dimediasi dgn kata, bahasa & bentuk diskursus, yg memiliki fungsi selaku alat psikologis dlm menolong & mentransformasikan kegiatan mental;
- Kemampuan kognitif berasal dr relasi atau hubungan sosial & dipengaruhi oleh latar belakang sosiokultural.
Implementasi teori Vygotsky tersebut dlm dunia pendidikan anak mendorong pelaksanaan pengajaran dgn memakai seni manajemen pembelajaran kolaboratif atau pembelajaran kooperatif.
Dalam pembelajaran kooperatif, terdapat aneka macam jenis kelompok untuk suasana yg berbeda, tetapi mereka semua menyeimbangkan beberapa elemen kunci yg membedakan pembelajaran kooperatif dr pembelajaran kompetitif atau individualistis.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai pendekatan pendidikan yg bertujuan untuk mengontrol kegiatan kelas menjadi pengalaman belajar akademik & sosial. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa harus melakukan pekerjaan dlm kelompok untuk menyelesaikan peran dengan-cara kolektif menuju tujuan akademik.
Tidak seperti pembelajaran individu, yg sifatnya kompetitif, siswa yg belajar dengan-cara kooperatif dapat saling memanfaatkan sumber daya & keterampilan satu sama lain (saling bertanya gosip, mengevaluasi ide satu sama lain, memantau pekerjaan satu sama lain, & lain-lain).
Selanjutnya, kiprah guru berubah dr memperlihatkan berita menjadi memfasilitasi pembelajaran siswa. Semua orang berhasil tatkala grup berhasil. Ross & Smyth (1995) menggambarkan peran pembelajaran kooperatif yg sukses selaku tuntutan intelektual, inovatif, terbuka, & melibatkan peran berpikir tingkat tinggi.
Lima elemen penting diidentifikasi untuk kesuksesan pembelajaran kooperatif di kelas, antara lain:
- Saling ketergantungan kasatmata
- Akuntabilitas individu & kelompok
- Interaksi promotif (tatap muka)
- Mengajar siswa keahlian interpersonal & kelompok kecil yg diperlukan
- Pemrosesan kelompok.
Pengertian Pembelajaran Kooperatif Menurut Para Ahli
Adapun definisi pembelajaran kooperatif berdasarkan para hebat, antara lain ialah selaku berikut;
Kagan (1994)
Pembelajaran kooperatif mampu didefinisikan sebagai strategi pengajaran yg berhasil dgn membentuk tim kecil, yg masing-masing tim tersebut terdiri atas siswa dr tingkat kemampuan yg berbeda, memakai bermacam-macam acara belajar untuk meningkatkan pengertian mereka wacana suatu subjek.
Masing-masing anggota tim bertanggung jawab bukan cuma untuk berguru apa yg diajarkan, tapi pula untuk menolong rekan mencar ilmu, sehingga membuat suasana prestasi bantu-membantu. Siswa melakukan pekerjaan lewat penugasan sampai semua anggota kelompok berhasil mengerti & menyelesaikannya.
Slavin dlm Isjoni (2009:15)
Pembelajaran kooperatif mampu didefinisikan selaku model pembelajaran yg dilakukan dgn cara siswa berguru & bekerja dlm kelompok-kelompok kecil dengan-cara kolaboratif yang anggotanya 5 orang dengan struktur kelompok heterogen.
Ciri Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif mempunyai beberapa ciri, antara lain:
- Siswa dlm kelompok dengan-cara kooperatif melengkapi bahan pembelajaran sesuai dgn kompetensi dasar yg ingin dicapai.
- Kelompok dibentuk dr siswa yg mempunyai kesanggupan berbeda, baik tingkat kesanggupan tinggi, sedang & rendah. Jika memungkinkan anggota kelompok berasal dr banyak sekali ras, budaya, suku & mengamati kesetaraan gender.
- Penghargaan lebih ditekankan dlm kelompok dibandingkan dengan masing-masing individu.
Macam Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dgn menerapkan bermacam-macam model, antara lain:
- Model Jigsaw
Mode jigsaw merupakan suatu model berguru kooperatif yg menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dlm bentuk kelompok kecil.
Sebagaimana yg diungkapkan oleh Lie ( 1993: 73), bahwa model jigsaw yakni model pembelajaran kooperatif yg dilakukan dgn cara siswa mencar ilmu dlm kelompok kecil yg terdiri atas 4-6 orang dengan-cara heterogen & siswa bekerja sama saling ketergantungan faktual & bertanggung jawab dengan-cara berdikari.
- Model Think Pair and Share
Model Pembelajaran TPS ( Think Pair Share ) dikembangkan oleh Frank Lyman, dkk dr Universitas Maryland pada tahun 1985 sebagai salah satu struktur kegiatan pembelajaran kooperatif.
TPS (Think-Pair-Share) merupakan model pembelajaran kooperatif yg dirancang agar besar lengan berkuasa kepada acuan interaksi siswa. TPS menghendaki agar siswa bisa bekerja saling membantu dlm kelompok kecil (2-6 anggota) & lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif, dibandingkan dengan penghargaan individual (Ibrahim dkk: 2000: 3).
- Model Decision Making
Model decision making atau pembuatan keputusan ialah proses memilih atau menentukan banyak sekali kemungkinan diantara suasana-suasana yg tak niscaya.
Pengambilan keputusan terjadi dlm situasi-situasi yg meminta seseorang mesti: Membuat prediksi ke depan; Memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih; Membuat perhitungan (prakiraan) mengenai frekuensi kejadian menurut bukti-bukti yg terbatas.
- Model Group Investigation
Model group investigasi (GI) adalah model pembelajaran yg dilakukan siswa dengan-cara kelompok yg terbentuk menurut topik yg diseleksi siswa. Pendekatan ini membutuhkan norma & struktur yg lebih rumit dibandingkan dengan pendekatan yg lebih berpusat pada guru.
Dalam model pembelajaran kooperatif GI, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dgn anggota 2-6 orang siswa yg heterogen. Kelompok mementukan topik untuk diselidiki & menyelidiki dengan-cara mendalam topik yg sudah dipilih, kemudian menyiapkan & mempresentasikan laporan di depan kelas.
- Model Dabate
Model debat adalah model pembelajaran mengatakan yg tak cuma monoton satu arah. Model ini mengarahkan siswa untuk berbicara dgn saling beradu argumen dr dua kelompok yg telah dikelola untuk selalu beda pertimbangan .
Kelompok pertama diminta untuk selalu baiklah ( kelompok pro ) kepada problem yg diberikan, sedangkan kelompok yg kedua diminta untuk senantiasa tak oke ( kelompok kontra ) kepada masalah yg diberikan. Dalam pelaksanaanya, kedua kelompok tersebut akan senantiasa menjaga pendapatnya sesuai apa yg telah di setting.
- Model Mind Mapping
Model Mind Mapping yakni pengembangan model pembelajaran kooperatif yg mempergunakan otak selaku sentra pemerolehan gosip oleh siswa, yg dilakukan dgn cara memetakan pemikirannya kepada isu yg tertera pada materi yg sedang dipelajari & yg sudah dipelajari/diingat sebelumnya sehingga siswa bisa dgn gampang memahami bahan yg sedang dibahas.
Johan (Mahmuddin, 2009: 3) berpendapat bahwa model Mind Mapping merupakan suatu teknik grafik yg sungguh ampuh & menjadi kunci yg universal untuk membuka kesempatandr seluruh otak, alasannya memakai seluruh kemampuan yg terdapat pada kepingan neo-korteks dr otak atau yg lebih dikenal sebagai otak kiri & otak kanan.
Strategi Pembelajaran Kooperatif
Dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif, maka guru harus mendesain pembelajaran, memikirkan & memutuskan target pembelajaran yg ingin diraih. Guru pula mesti memutuskan sikap & kemampuan-keterampilan dlm interaksi sosial perihal apa saja yg diharapkan bisa dikembangkan & diperlihatkan oleh siswa selama pembelajaran berjalan.
Selanjutnya, guru mengorganisasikan bahan tugas yg akan dikerjakan bantu-membantu dlm kelompok dgn berbagi lembar kerja siswa. Untuk mengawali pembelajarannya, guru menjelaskan tujuan yg mesti diperlihatkan siswa apalagi dulu.
Dalam menyampaikan bahan pembelajaran, pengertian & pendalamannya akan dilakukan oleh siswa saat mencar ilmu dengan-cara bahu-membahu dlm kelompok. Pemahaman & perlakuan guru terhadap siswa dengan-cara perorangan sangat menentukan kebersamaan dr kelompok yg terbentuk.
Manfaat Pembelajaran Kooperatif
Mengapa Menggunakan Pembelajaran Kooperatif? Penelitian yg luas sudah membandingkan pembelajaran kooperatif dgn isyarat kelas tradisional memakai guru, kurikulum, & penilaian yg sama. Rata-rata:
- Siswa yg terlibat dlm pembelajaran kooperatif berguru lebih banyak, mengingatnya lebih usang, & mengembangkan kemampuan berpikir kritis yg lebih baik daripada rekan-rekan mereka di kelas kuliah tradisional.
- Siswa menikmati pembelajaran kooperatif lebih dr kelas kuliah tradisional, sehingga mereka lebih cenderung menghadiri kelas & menyelesaikan pembelajaran dgn baik.
- Pembelajaran kooperatif menolong siswa mengembangkan kemampuan yg diharapkan untuk mengerjakan proyek yg terlalu sukar & kompleks untuk dilakukan seseorang dlm jumlah waktu yg wajar.
- Proses pembelajaran kooperatif menyiapkan siswa untuk menganggap hasil yg terkait dgn pengakuan.
Berdasarkan beberapa hal tersebut, bisa dibilang bahwa pembelajaran kooperatif mempunyai faedah, antara lain:
- Mengembangkan tingkah laris kooperatif
Belajar kooperatif bisa membuatkan tingkah laris kooperatif & hubungan yg lebih baik antar siswa, & bisa mengembangkan kesanggupan akademis siswa. Siswa berguru lebih banyak dr sobat mereka dlm berguru kooperatif dr pada dr guru
- Memacu terbentuknya ide gres
Interaksi siswa yg berlangsung dlm mencar ilmu kooperatif dapat memacu terbentuknya inspirasi gres & memperkaya kemajuan intelektual siswa.
- Memperbaiki hubungan antara siswa
Efektif untuk memperbaiki hubungan antar suku & etnis dlm kelas multibudaya & memperbaiki hubungan antara siswa normal & siswa penyandang cacat
- Peningkatan prestasi akademik
Pembelajaran kooperatif mampu mengoptimalkan hasil mencar ilmu siswa untuk kenaikan prestasi akademik & pengertian yg lebih baik, dengan-cara individu maupun dengan-cara kelompok.
- Mengembangkan solidaritas sosial
Belajar kooperatif bisa berbagi solidaritas sosial di kelompok siswa. Melalui penerapan model pembelajaran kooperatif, dikehendaki kelak akan timbul generasi baru yg memiliki prestasi akademik yg cemerlang & memiliki solidaritas dlm proses sosial yg kokoh.
Itulah tadi klarifikasi serta pengulasan dengan-cara lengkap pada segenap pembaca terkait dgn pengertian pembelajaran kooperatif menurut para ahli, ciri, macam, strategi, & manfaat dlm pengunaannya. Semoga melalu goresan pena ini bisa menunjukkan pengetahuan serta memperbesar pengetahuan bagi pembaca sekalian. Trimakasih,