Pengertian Perkembangan Wilayah, Jenis, dan Contohya

Perkembangan Wilayah Adalah
Perkembangan Wilayah Adalah

Pada dasarnya tak ada definisi yg sepenuhnya diterima tentang pengertian pertumbuhan wilayah dlm literatur internasional. Bahkan frasa yg dipakai untuk menggambarkan wilayah itu sendiri mempunyai makna yg sedikit berbeda dlm bahasa yg berbeda: ” regional development” dlm bahasa Inggris tak persis sama dgn “Regionalentwicklung” Jerman, misalnya, & perumpamaan Hongaria “területfejlesztés” lebih luas dr keduanya, pula termasuk pengembangan impulsif & menawarkan lebih banyak aksentuasi pada intervensi non- dlm arti pasar.

Terdapat beberapa kategori teori perkembangan wilayah dgn titik berat atau pemfokusan yg berlawanan-beda. Contoh perkembangan wilayah bisa kita lihat di negara kita sendiri, Indonesia, contohnya adanya planning pembangunan koridor ekonomi Jawa. Dan tentunya setiap pertumbuhan wilayah ini mempunyai tujuan pengembangan wilayah yg berebda-beda.

Perkembangan Wilayah

Wilayah merupakan kesatuan letak geografis Indonesia beserta segenap unsur terkait yg batas & sistemnya ditentukan menurut aspek administratif & atau aspek fungsional (Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1992 perihal Penataan Ruang).

Pengertian Perkembangan Wilayah

Pengembangan wilayah (Regional Development) mampu diartikan selaku upaya yg dijalankan untuk memacu kemajuan sosial dlm motif ekonomi, meminimalisir kesenjangan wilayah & mempertahankan kelestarian lingkungan hidup.

Ditinjau dr perspektif administrasi publik, perkembangan suatu wlayah merupakan hasil kerjasama, tunjangan, & dlm perkara disfungsi, pembatasan pembangunan di wilayah atau pemukiman tertentu (Szalai, 2004).

Proses sosial-ekonomi berjalan dlm ruang & waktu. Ruang di mana mereka berlaku yaitu lokasi geografis dgn karakteristiknya sendiri yg memengaruhi proses sosial-ekonomi. Illés (2008) mendefinisikan karakteristik mirip berikut:

  1. Spasial, kedekatan geografis
  2. Spasial, diferensiasi geografis
  3. Spasial, jarak geografis & mobilitas
  4. Spasial, luas & tata letak geografis

Pengertian Teori Perkambangan Wilayah Menurut Para Ahli

Adapun definisi wilayah berdasarkan para jago, antara lain adalah sebagai berikut;

  1. Bartke (1995)

Perkembangan wilayah ialah kegiatan sosial yg dimaksudkan untuk memantau pergeseran dlm struktur tata ruang ekonomi, & upaya untuk menjinjing proses regional (sosio-ekonomi) impulsif di bawah kendali penduduk .

Definisi ini menekankan teori sistem. Individu dapat mengambil cuilan dlm perkembangan wilayah dlm beberapa cara, seperti warga negara, wirausahawan, anggota LSM, lewat perwakilan terpilih, atau lewat manajemen publik.

Negara pecahan & kotamadya memiliki tugas paling besar sehubungan dgn pembangunan wilayah. Negara memutuskan di mana, kenapa & bagaimana melaksanakan intervensi berdasarkan pengetahuannya ihwal tata cara sosial & ekonomi.

  1. Illés Iván (2008)

Perkembangan wilayah menunjukkan keputusan & kegiatan yg bermaksud untuk memodifikasi struktur tata ruang ekonomi & masyarakat untuk melayani tujuan tertentu.

Dalam pandangannya, definisi paling sederhana yaitu: “Perkembangan wilayah yaitu apa yg dikerjakan oleh Kementerian Pembangunan Daerah atau organisasi pemerintah yang lain untuk mencapai maksudnya”.

  1. Ian Hamilton (1999)

Perkembangan wilayah yakni salah satu bentuk penyesuaian kegiatan manusia, fungsi sosial & ekonomi yg dijalankan oleh negara untuk menangani problem yg tak bisa dipecahkan oleh pasar sendiri.

Dalam persepsi ini, pertimbangan kegiatan ekonomi lebih ditekankan, di mana intervensi dr pembangunan tempat atau pemerintah dapat diterima tatkala kegagalan pasar timbul.

Faktor-faktor Perkembangan Wilayah

Wilayah selalu mengalami pertumbuhan. Terdapat 2 faktor yg mengakibatkan wilayah tersebut bisa berkembang, yakni:

  1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor yg terdiri atas kesempatanwilayah yg berbentukSumber Daya Alam (SDA),Sumber Daya Manusia(SDM) & Sumber Daya Buatan (SDB).

  1. Faktor Eksternal

Fakor eksternal merupakan faktor yg bisa berasal dr efek glonalisasi ekonomi & kerjasama ekonomi antarnegara. Faktor eksternal tersebut membutuhkan ruang & prasarana wilayah untuk bisa mempergunakan lahan yg terbatas biar dapat meningkat dgn baik.

Jenis Perkembangan Wilayah

Terdapat empat kategori kalangan yg mempunyai fokus berlainan-beda terhadap pertumbuhan wilayah, diantaranya yaitu:

  1. Kelompok yg menitikberatkan pada kemakmuran wilayah.
  2. Kelompok yg berkonsentrasi pada sumberdaya alam & faktor lingkungan yg sangat mensugesti keberlanjutan kegiatan produksi / sustainable development.
  3. Kelompok yg menitikberatkan pada kelembagaan & proses pengambilan keputusan.
  4. Kelompok yg menunjukkan perhatian pada kemakmuran masyarakat didalam kawasan tersebut.

Berdasarkan keempat klasifikasi atau golongan tersebut, timbul beberapa teori yg popular dibicarakan diberbagai diskusi pembangunan wilayah, teori pertumbuhan wilayah diantaranya yaitu:

  1. Teori Keynes

Berdasarkan pada teori ini, tata cara kapitalisme tak dengan-cara otomatis menuju keseimbangan penggunaan tenaga dengan-cara sarat (full employment equilibrium) karena upah bergerak lamban. Akibatnya  justru kebalikannya, equilibrium deemployment yg bisa diperbaiki lewat kebijakan fiskal atau moneter untuk meningkatkan permintaaan agregat.

  1. Teori Neoklasik

Menurut teori ini, pertumbuhan ekonomi merupakan satu proses yg gradual yg mana pada satu dikala semua kegiatan insan terakumulasi. Dasar yg dipakai dlm teori ini terletak pada kompenen produksi yg sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan wilayah antara lain: modal, tenaga kerja & teknologi.

  1. Teori Inter & Intra Wilayah (Myrdal)

Dalam teori ini diketahui adanya ungkapan “backwash & spread effect“. Backwash effect merupakan imbas pembangunan di daerah maju yg akan membuat kendala bagi pembangunan di daerah belakangnya.

Sedangkan spread effect merupakan pengaruh pembangunan yg menguntungkan dr kawasan-tempat yg sejahtera terhadap daerah-tempat yg kurang sejahtera, hal tersebut meliputi meningkatnya seruan komoditi primer, investasi & difusi ide serta teknologi.

  1. Teori Trickle Down Effect

Trickle Down Effects mampu diartikan selaku kemajuan & perluasan pembagian pendapatan, yg memperlihatkan bahwa pola pembangunan yg diterapkan di wilayah miskin di negara meningkat dirasa tak berhasil untuk memecahkan duduk perkara pengangguran, kemiskinan & pembagian pemasukan yg tak merata, baik di dlm negara berkembang masing maupun antara negara maju dgn negara meningkat .

  1. Teori Lokasi Pusat / Central PlaceTheory (Walter Christaller)

Teori Christaller berbunyi jika persebaran penduduk & daya belinya sama baiknya dgn bentang alam, sumber dayanya, & fasilitas tranportasinya, semuanya sama/seragam, lalu pusat-pusat pemukiman menyediakan layanan yg sama.

Selain itu, pula menunjukkan fungsi yg serupa, & melayani area yg sama besarnya, maka hal itu akan membentuk kesamaan jarak antara satu pusat pemukiman dgn pusat pemukiman yang lain.

  1. Teori Von Thunen

Von Thunen beropini bahwa lokasi merupakan variabel terikat yg berpengaruh terhadap variabel bebasnya seperti urban growth, perekonomian, politik, bahkan budaya masyarakat (gaya hidup). Teori tersebut dilandasi oleh pengamatannya terhadap daerah tempatnya tinggal yg merupakan lahan pertanian.

Inti dr teori Von Thunen merupakan teori lokasi pertanian yg menitikberatkan pada 2 hal utama wacana pola keruangan pertanian yaitu: Jarak lokasi pertanian ke pasar  & sifat produk pertanian (keawetan, harga, beban angkut).

  1. Teori Biaya Lokasi Minimum

Teori ini berupaya untuk menganalisis lokasi kegiatan industri dgn perkiraan-asumsi:

  1. Objek pengamatannya merupakan sebuah wilayah terisolasi, iklim yg homogen, pelanggan terkonsentrasi pada beberapa pusat, & kondisi pasar yaitu kompetisi sempurna. Beberapa sumber daya alam seperti air, pasir & batu bara tersedia dimana-mana dlm jumlah yg mencukupi.
  2. Material yang lain mirip bahan bakar mineral & tambang tersedia menyebar & hanya terjangkau pada beberapa tempat terbatas. Tenaga kerja tak tersebar merata tapi berkelompok pada beberapa lokasi & dgn mobilitas yg terbatas.

  1. Teori Pendekatan Pasar (Losch)

August Losch mengembangkan teori lokasi dgn menggunakan segi permintaan sebagai variabel utama. Tujuan dr teori ini ialah untuk menemukan pola lokasi industri sehingga bisa didapatkan keseimbangan spasial antar lokasi dgn ajaran bahwa dlm lokasi industri yg tampak tak terencana dapat diketemukan pola keberaturan.

Losch beropini bahwa pusat-pusat wilayah pasar dibagi menjadi sektor “kota kaya” (city rich) yg mempunyai karakteristik jaringan pasar yg luas & tingginya kegiatan, serta “kota miskin” (city poor) dgn jaringan pasar yg kecil & aktivitas yg rendah.

  1. Teori Polarization Effect and Trickle Down Effect

Teori yg satu ini berpendapat bahwa kemajuan suatu wilayah tak terjadi dengan-cara bersamaan, tapi ada metode polarisasi kemajuan suatu wilayah yg kemudian dapat  memperlihatkan imbas pada wilayah yang lain. Atau dgn kata lain, jika suatu wilayah mengalami pertumbuhan, maka wilayah lain yg ada di sekitarnya pula akan ikut meningkat .

  1. Teori Pusat Pertumbuhan (Friedman)

Dasar dlm fatwa teori ini adalah bahwa kegiatan ekonomi di dlm sebuah wilayah condong beraglomerasi di sekitar sejumlah titik-titik setempat. Di dlm sebuah wilayah, arus polarisasi akan bergravitasi ke arah titik-titik lokal dgn kepadatan yg makin berkurang lantaran faktor jarak.

Hal tersebut bisa ditandai dgn adanya distribusi penduduk dengan-cara spasial tersusun dlm tata cara pusat hierarki & relasi fungsional.

  1. Teori Ir. Sutami

Ir. Sutami mengemukakan bahwa bahwa manfaat pembangunan infrastruktur yg intensif untuk mendukung pemanfaatan kesempatansumber daya alam akan mampu dapat pada sumber daya alam yg ada di daerah tersebut.

  1. Teori Kutub Pertumbuhan

Perroux (1955) membuatkan perihal rancangan kutub pertumbuhan (pole de croissance / pole de development / growth pole). ia beropini bahwa petumbuhan ataupun pembangunan tak dikerjakan di seluruh ruang, namun terbatas pada beberapa tempat atau lokasi tertentu yg disebut kutub pertumbuhan.

Teori kutub pertumbuhan dengan-cara esensial dikategorisasikan selaku teori dinamis, lantaran poses pertumbuhan digambarkan sebagai keadaan yg tak sebanding karena adanya kesuksesan atau kesuksesan kutub-kutub dinamis.

Contoh Perkembangan Wilayah

Contoh perkembangan wilayah di Indonesia yaitu perkembangan koridor di kota-kota di Indonesia, contohnya Koridor ekonomi Jawa, yg meliputi seluruh provinsi di pulau itu, ditargetkan menjadi pendorong industri & jasa nasional dgn mengandalkan enam sektor utama.

Sektor yg direncanakan meliputi industri kuliner & minuman, tekstil, perlengkapan transportasi, perkapalan, telematika, & alat utama metode pertahanan (alutsista). Adapun, kegiatan ekonomi di wilayah Jakarta & sekitarnya akan menjadi pendorong sektor jasa.

Koridor Jawa tersebut akan ditopang lima koridor lain, yaitu Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, & Papua-Maluku, yg menjadi pusat bikinan & pengolahan materi baku, pangan, & energi. Koridor Jawa didukung oleh peluangindustri yg cukup kuat alasannya mempunyai basis buatan yg tersebar di seluruh provinsi & menyerap tenaga kerja dlm jumlah besar.

Contohnya, industri di Jawa Tengah, DI Yogyakarta, & Jawa Timur, yg termasuk wilayah Jawa II berdasarkan versi Partai Golkar–berkontribusi 24% dr produk domestik bruto (PDB) nasional pada 2010 (Kemenperin, 2012).

Nah, itulah tadi serangkain artikel yg bisa kami berikan serta bagikan pada segenap pembaca terkait dgn pemahaman pertumbuhan wilayah menurut para jago, faktor, jenis, & contohya. Semoga melalui penjelasan ini menawarkan pengetahuan serta memperbesar pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian. Trimakasih,

  Maaf, Aku Tidak Bisa Berbahasa Inggris Dengan Baik