Pengertian Sikap, Teori, Jenis, dan Contohnya

Sikap Adalah

Sikap dapat dipelajari dgn banyak sekali cara yg diperoleh dr kognisi dgn orang lain. Prihal ini contohnya saja pikirkan bagaimana pengiklan memakai pengondisian klasik untuk memengaruhi sikap Anda terhadap produk tertentu. Pengondisian operan pula dapat digunakan untuk mensugesti bagaimana sikap berkembang. Bayangkan seorang pemuda yg gres saja mulai merokok. Setiap kali ia menyalakan rokok, orang-orang mengeluh, menghukumnya, & memintanya untuk meninggalkan lingkungan mereka.

Umpan balik negatif dr orang-orang di sekitarnya kesannya menimbulkan ia membuatkan usulan yg tak menyenangkan wacana merokok & ia menetapkan untuk berhenti dr kebiasaan itu. Terdapat beragam teori sikap, diantaranya yaitu teori belajar, teori insentif, & teori konsistensi kognitif. Jenis sikap yg ditunjukkan seseorang bisa positif & negatif, dgn beragam pola masing-masing dlm kehidupan sehari-hari kita.

Sikap

Dalam arti psikologi, sikap adalah konstruksi psikologis, entitas mental & emosional yg diwarisi, atau menjadi ciri seseorang. Sikap bersifat kompleks & merupakan kondisi yg didapat melalui pengalaman. Hal ini yakni kecenderungan pikiran individu mengenai suatu nilai & itu dipicu melalui verbal responsif terhadap seseorang, kawasan, benda, atau insiden (objek sikap) yg pada gilirannya memengaruhi ajaran & tindakan individu. Sikap mampu bertahan, tapi pula mampu berganti.

Psikolog ternama Gordon Allport menggambarkan konstruksi psikologis laten ini sebagai “konsep yg paling khas & tak terpisahkan dlm psikologi sosial kontemporer.” Sikap dapat dibentuk dr masa kemudian & masa kini seseorang. Topik-topik utama dlm studi sikap meliputi kekuatan sikap, pergantian sikap, sikap pelanggan, & korelasi sikap-perilaku.

Dalam psikologi, suatu sikap mengacu pada serangkaian emosi, kepercayaan, & perilaku kepada objek, orang, benda, atau peristiwa tertentu. Sikap kadang kala merupakan hasil dr pengalaman atau pengasuhan, & mereka mampu mempunyai pengaruh yg besar lengan berkuasa terhadap perilaku. Akan tetapi, orang-orang lebih cenderung berperilaku sesuai dgn sikap mereka dlm kondisi tertentu:

  1. Ketika sikap Anda ialah hasil dr pengalaman pribadi.
  2. Saat Anda ahli dlm hal ini.
  3. Ketika Anda mengharapkan hasil yg menguntungkan.
  4. Ketika sikap itu berulang kali diungkapkan.
  5. Ketika Anda berdiri untuk menang atau kehilangan sesuatu karena persoalan ini.

Pengertian Sikap

Sikap yakni proses sosial dlm penilaian yg bersifat subjektif/internal yg berjalan dlm diri seseorang & tak mampu dilihat atau diperhatikan dengan-cara pribadi, tetapi bisa dilihat tatkala sikap tersebut sudah direalisasikan menjadi perilaku. Selain lewat perilaku, sikap pula mampu diketahui melalui pengetahuan, kepercayaan, & perasaan terhadap suatu objek tertentu.

Pengertian Sikap Menurut Para Ahli

Adapun definisi sikap berdasarkan para hebat, antara lain:

  1. Sri Utami Rahayuningsih (2008)

Sikap ataupun attitude mempunyai beberapa poin penting yg harus dijabarkan. Diantaranya yaitu:

  1. Sikap berorientasi pada respon, artinya yakni sikap merupakan bentuk dr suatu perasaan yakni perasaan yg mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan yg tak mendukung pada suatu objek.
  2. Sikap berorientasi pada kesiapan respon, artinya yakni sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi pada suatu objek dgn memakai cara tertentu. Akan tetapi, tatkala dihadapkan pada stimulus tertentu yg mungkin menginginkan adanya respon pada suatu pola perilaku, atapun kesiapan antisipasi untuk mampu menyesuaikan diri dr suasana sosial yg sudah dikondisikan.
  3. Sikap merupakan konstelasi atau bagian komponen-komponen kognitif, konatif ataupun afektif. Ketiganya saling bersentuhan & pula berinteraksi untuk mampu saling mencicipi, memahami agar mempunyai sikap yg bijak pada suat objek di lingkungan.

  1. Soetarno (1994)

Sikap adalah sebuah persepsi atau perasaan yg diikuti kecenderungan untuk bertindak kepada obyek tertentu yan mungkin bisa diduga ataupun tak bisa diduga. Seringkali sikap ditujukan dengan-cara sengaja pada sesuatu, ini berarti bahwa tak ada sikap tanpa obyek.

  1. Jalaluddin Rakhmat (1992)

Sikap memiliki lima pemahaman, diantaranya yakni:

  1. Sikap yaitu kecenderungan seseorang untuk bisa bertindak, berpikir & pula merasa bahwa dirinya paling baik dlm menghadapi objek, wangsit & pula suasana ataupun nilai. Objek tersebut mampu berupa apa saja, yakni orang, tempat, gagasan, ataupun situasi dlm golongan.
  2. Sikap mempunyai daya penolong atau motivasi yg mampu dianggap sesuai ataupun tepat. Sikap bukan hanya sekedar rekaman dr peristiwa yg sudah dilewati atau sudah berlalu, namun, mampu menentukan apakah orang harus berpihak pada suatu hal ataupun menjadi seseorang yg mempunyai segi minus atau plus dlm diri. Selain itu sikap memilih apa yg disukai, dibutuhkan, & diharapkan, serta lebih sering mengesampingkan apa yg tak diharapkan, & apa yg mesti mereka hindari atau tak disukai.
  3. Sikap memiliki kecenderungan lebih menetap/bertahan. Berbagai studi menunjukkan sikap politik golongan condong dipertahankan & jarang mengalami pembahan, lantaran itulah sikap jarang berganti.
  4. Sikap mampu dijadikan bahan evaluatif untuk seseorang. Sikap mungkin mampu menjadi hal yg menggembirakan ataupun tak mengasyikkan. Oleh alasannya adalah itu, sikap sering kali membuat seseorang menjadi defensif atau lebih terbuka.
  5. Sikap kadang kala berasal dr ajaran yg salah paham dimana sikap tak dibawa sejak lahir tetapi sikap berasal dr lingkungan & pula pengalaman seseorang. Bukan hanya dr lahir atau dibawa menurut genetik.

  1. D.Krech & R.S Crutchfield (dalam Sears, 1999)

Sikap merupakan sebuah organisasi yg mungkin sifatnya mampu saja menetap dr proses yg dilihat menurut keinginan sendiri ataupun dr luar. Biasanya dampak ini berasal dr luar dimana emosional & motivasional merupakan hal mendasar. Selain itu ada dua hal mirip perseptual serta kognitif yg ikut mensugesti sikap individu.

  1. Sarnoff (dalam Sarwono, 2000)

Sikap diidentifikasi sebagai ketersediaan untuk bisa bereaksi ataupun disebut disposition to react yg bisa dilihat dengan-cara positif. Sikap pula bisa dilihat dengan-cara negatif atau untavorably terhadap objek tertentu.

  1. La Pierre (dalam Azwar, 2003)

Sikap yakni suatu pola atau sikap tendensi ataupun kesiapan untuk seseorang agar bisa mengikuti keadaan atau mampu disebut pula selaku penyesuaian. Adaptasi tersebut mampu dijalankan dgn cara rumit ataupun sederhana. Sikap pula bisa dikatakan selaku bentuk tanggapandr stimulan sosial yg sudah terkondisikan.

  1. Newcomb dlm Notoatmodjo (2005: 97)

Sikap adalah kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, & bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Fungsi sikap belum merupakan langkah-langkah (reaksi terbuka) atau acara, tetapi merupakan predisposisi prilaku (langkah-langkah) atau reaksi terbuka.

Teori Sikap

Di dlm ilmu psikologi, terdapat beberapa teori yg membicarakan tentang sikap, diantaranya yakni:

  1. Teori Belajar & Reinforcement

Teori ini berpandangan bahwa sikap bisa dipelajari dgn memakai cara yg sama, mirip halnya kebiasaan lainnya. Orang-orang tak hanya meeproleh informasi & fakta, tetapi pula mempelajari mengenai nilai & perasaan yg berkaitan dlm fakta tersebut. Individu menerima keterangan serta perasaan melalui proses asosiasi, yg berbentuk stimulus yg bisa timbul pada daerah & kondisi yg sama.

Proses perkumpulan tersebut nantinya yg akan memunculkan sikap pada suatu benda sama halnya dgn insan. Individu mempelajari karakteristik dr suatu gagasan, negara, acara pemerintah, & yang lain. Sikap terdiri atas pengetahuan yg kemudian ditambahkan pada komponen evaluatif yg berkaitan.

Sehingga mampu dibilang bahwa aspek sederhana dr pembentukan sikap yakni asosiasi yg dimiliki oleh suatu objek. Sikap pula mampu dipelajari lewat proses imitasi atau peniruan. Sehingga orang mampu meniru sikap orang yang lain, khususnya dikala orang tersebut yaitu orang yg penting & besar lengan berkuasa.

  1. Teori Insentif

Teori ini berpandangan bahwa sikap terbentuk melalui sebuah proses dlm menimbang baik serta buruknya suatu objek dgn berbagai kemungkinan posisi & kemudian mengambil solusi alternatif. Salah satu pendekatan insentif yg cukup populer yaitu teori respons kognitif.

Teori tersebut mengasumsikan bahwa seseorang dapat memberikan respons pada suatu komunikasi dgn memakai beberapa pikiran baik itu positif maupun negatif. Selain itu, diterangkan pula bahwa kalau pikiran tersebut nantinya akan menentukan apakah seseorang berkeinginan untuk mengganti sikapnya atau tak sebagai bentuk akhir dr komunikasi.

Melalui pendekatan tersebut, ada sumsi bahwa apabila dlm pengambilan sikap, maka seseorang tersebut akan berusaha untuk mampu mengoptimalkan nilai dr aneka macam hasil maupun akhir yg diinginkan.

Teori intensif lebih menekankan pada laba maupun kerugian yg bisa ditemukan seseorang tatkala mengambil posisi tertentu. Teori intensif mengabaikan asal-usul dr suatu sikap serta cuma memikirkan kesimbangan insentif yg telah terjadi.

  1. Teori Konsistensi Kognitif

Kerangka lainnya yg utama dlm mempelajari sikap lebih ditekankan pada konsistensi kognitif, yg menggambarkan seseorang selaku makhluk yg memperoleh korelasi serta makna di dlm struktur kognitifnya.

Terdapat tiga pokok yg berbeda di dlm ide ini, yakni:

  1. Teori keseimbangangan. Teori ini menjelaskan bahwa terdapat tekanan kosistensi yg terjadi diantara akibat-akhir di dlm kognitif sederhana. Sistem ini terdiri atas 2 objek, yaitu relasi yg terjadi diantara 2 objek tersebut serta penilaian seseorang pada objek terssebut.
  2. Pendekatan konsistensi kognitif afektif. Pendekatan ini menerangkan bahwa usaha seseorang untuk menciptakan kognisi mereka lebih konsisten dibandingkan dgn afeksi mereka. Sehingga keyakinan, pengetahuan, pendirian yg dimiliki seseorang akan sungguh diputuskan pada pilihan yg menjumpai arti afeksi seseorang.
  3. Teori ketidaksesuaian (disonance theory). Teori ini menjelaskan bahwa sikap mampu berganti demi menjaga konsistensi sikap seseorang dgn sikap realita. Hal tersebut pertama kali dikemukakan oleh Leon Festinger.

Teori ketidaksesuaian memfokuskan pemikiran pada 2 sumber pokok, yaitu inkonsistensi sikap sikap yg disebabkan oleh pengambilan sebuah keputusan serta akibat dr perilaku yg berlawanan dgn suatu sikap.

Komponen Sikap

Rahayuningsih, S. U (2008) mengemukakan bahwa komponen sikap meliputi tiga hal yakni:

  1. Komponen kognitif, yakni berkaitan dgn kepercayaan & kepercayaan, pandangan baru, rancangan. Bagian dr komponen kognitif meliputi: persepsi, stereotype, opini yg dimiliki individu mengenai sesuatu.
  2. Komponen afeksi, yakni berhubungan dgn emosional seseorang, menyangkut perasaan individu terhadap objek sikap & menyangkut duduk perkara emosi. Afeksi adalah komponen rasa bahagia atau tak bahagia pada suatu objek.
  3. Komponen perilaku / konatif, yakni berkaitan dgn kecenderungan seseorang untuk berperilaku terhadap objek sikap

Jenis Sikap

Heri Purwanto (1998) mengemukakan bahwa, terdapat dua jenis sikap, yaitu selaku berikut;

  1. Sikap Positif

Sikap positif menunjukkan kecenderungan langkah-langkah untuk mendekati, menyenangi & menghendaki obyek tertentu. Sikap positif merupakan perwujudan aktual dr suasana jiwa yang  terutama mengamati hal-hal yg positif.

Ini ialah suasana jiwa yg lebih memprioritaskan kegiatan inovatif dibandingkan kegiatan yg membosankan, kegembiraan dr pada kesedihan, keinginan dr pada keputusasaan. Jika sesuatu terjadi sehingga membelokkan konsentrasi mental seseorang ke arah negatif, mereka yg positif mengenali bahwa guna memulihkan dirinya, penyesuaian mesti dilakukan, lantaran sikap hanya dapat dipertahankan dgn kesadaran.

Cerminan sikap positif, diantaranya yakni:

  1. Merupakan sesuatu yg indah & menjinjing seseorang untuk selalu diingat, dihargai, & dihormati.
  2. Mengatakan bahwa seseorang yg memiliki kepercayaan diri, bahwa ia layak dikenal & dikenali.
  3. Mengatakarurya tak hanya melalui ekspresi wajah, tetapi pula lewat bagaimana cara ia berbicara, berjumpa orang lain, & cara menghadapi dilema.

  1. Sikap negatif

Sikap negatif menunjukkan kecenderungan untuk menjauhi, menyingkir dari, membenci & tak menyukai obyek tertentu. Sikap negatif harus dihindari, lantaran mampu mengarahkan seseorang pada kesulitan diri & kegagalan. Cerminan sikap negatif, diantaranya yaitu:

  1. Lebih dr sekedar berwajah duka.
  2. Merupakan sesuatu yg disampaikan oleh seseorang pada orang lain.
  3. Sesuatu yg menyatakan ketidakramahan, tak menyenangkan, & tak memiliki kepercayaan diri.

Contoh Sikap

Berikut ini beberapa contoh sikap positif dlm kehisupan sehari-hari, antara lain:

  1. Beribadah dgn taat
  2. Disiplin, suka bersusah payah, ulet, serta jujur
  3. Saling bantu-membantu antar sesama
  4. Menghargai karya orang lain
  5. Menaati peraturan yg berlaku
  6. Ikut kegiatan kerja bakti di sekolah
  7. Mendahulukan kepentingan bersama
  8. Tidak memaksakan kehendak orang lain
  9. Menghormati hasil musyawarah
  10. Hemat, gemar menabung, & hidup sederhana

Sedangkan teladan sikap yg negatif dlm kehidupan sehari-hari, antara lain:

  1. Tidak bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa
  2. Kemalasan, mudah tersinggung, merasa paling berkuasa, emosional, serta suka memaksakan kehendak
  3. Ceroboh, tak tertib, & tak disiplin
  4. Rendah diri, cemburu, & pemalu
  5. Boros serta bergaya hidup glamor

Itulah tadi materi lengkap yg mampu kami bagikan pada segenap pembaca terkait dgn pengertian sikap berdasarkan para hebat, teori, komponan, jenis, & umpamanya dlm kehidupan. Semoga melalui artikel ini memberikan pengetahuan serta menambah pengetahuan bagi pembaca sekalian.

  Institusionalisasi Kekuasaan