Perkotaan : Gimana Toh Pak, Kok Banjir ?

Kota yaitu akuarium pergantian, di dalamnya peradaban insan terus bergerak & berganti. Sumber dr segala problem kota yaitu ketidakmampuan tata cara kota mengantisipasi pertumbuhan & menertibkan perubahan. Peradaban insan , & fisik kota begitu cepat berubah, sementara sisrem kota & mekanisme control lazimnya berlangsung perlahan. Kota-kota besar di Indonesia pun mengalami sindrom ini.

Arus urbanisasi yg ekstrem, distribusi spasial & permukiman yg timpang, metode angkutankota yg seadanya.Nah, dapat hal ini pertumbuhan jumlah penduduk yg besar pasti mesti menjadi perhatian sebab tak semua kota bisa menunjukkan pelayanan yg mencukupi, terlebih jika bertambahan penduduk yg besar tersebut pula disertai dgn pertambahan luas kota yg harus dilayani.
Penataan ruang, misalnya semoga tak banjir, gimana yah?, Krisis perkotaan tak hanya sekedar krisis dlm hal fisik saja seperti kekurangan energy, semakin sempitnya ruang public, kemudian krisis perkotaan, serta kepedulian penduduk terhadap lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Degradasi kepekaan sosial penduduk kota tersebut merupakan suatu tanda bahwa kota-kota mulai mengalami kemunduran dlm lingkungan sosialnya, hal ini membuat efek bagi lingkungan alam sekitarnya. 
Banyaknya mahir seperti insan, terus mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi & seni, tapi melalaikan wawasan ihwal manusia itu sendiri, yg pastinya akan berpengaruh pada peradabannya. Krisis perkotaan dapat berupa menurunya mutu solidaritas-integrasi sosial & rancangan kota. Sehingga, kondisi kehidupan perkotaan senantiasa banyak disoroti dr segi ekonomi. Hal ini menciptakan keseimbangan perkotaan mulai hilang.
  Segregasi Perkotaan Pada Masyarakat Majemuk