Perubahan Kota Pontianak, Pembangunan Infrastruktur dan Manusia

Berkeliling sejenak, tampak pembangunan kota Pontianak, infrastruktur yg dibangunan dr kehidupan kota di penduduk yg hendak dipahami dgn adanya metode ekonomi di masyarakat kota, terutama orang Tionghoa yg hidup telah lamanya di kota Pontianak ini.

Pembangunan yg beralaskan fungsi tradisional sebelumnya, sekarang lebih baik kembali dgn pengetahuan terhadap banyak sekali kebutuhan kota, dimulai dr taman kota, pelabuhan, yg merupakan hasil dr barang tiba Negara yang lain.

Ketika dipelajari bahwa masyarakat kota Pontianak, akan tampak dgn kebiadaban mereka, terhadap faktor kehidupan & genetika dihasilkan, selain pembangunan infrastruktur yg jelas bagaimana mereka hidup, & memperolehnya sebagai kelas pekerja, pedagang, dgn hasil ekonomi yg mereka dapatkan.

 Hal ini dapat diterangkan bagaimana mereka hidup dgn pembangunan insan, baik itu sebagai dokter dr hasil kebudayaan mereka ialah makan orang (Batak – Jawa), tata cara ekonomi, & genetika dihasilkan dr pembangunan insan, selayaknya menyadari adanya agama dlm kehidupan mereka, serta aspek budaya yg menempel pada diri mereka sendiri.

Sementara itu, suatu budaya timbul dgn adanya kehidupan mereka selaku insan biadab itu benar dgn adanya kesadaran pada jiwa mereka terhadap kesengajaan antar suku Batak – Jawa – Dayak, & Tionghoa selama hidup di Kota Pontianak, & DKI Jakarta.

Suatu pembangunan manusia dlm kehidupan konfusiesme pelanggaran terhadap moral & nilai menyebabkan mereka cerdik untuk berasimilasi dengan-cara budaya, guna mendapatkan pendidikan serta moral & nilai-nilai dlm aliran agama Kristen. 

Hal ini layak dikenali bagaimana mereka hidup selaku budaya mereka & tinggal terhadap pembangunan insan yg busuk. Kesengajaan itu muncul dgn adanya budaya yg menempel pada orang Indonesia, terperinci sekali bagaimana mereka hidup dgn keadaan kelas sosial mereka berada, guna menerima akreditasi dlm ruang publick di masyarakat, wacana siapa mereka ?.

  4 Tujuan Melakukan Kegiatan Wawancara

Suatu kesadaran untuk para suku Batak tenntunya di Indonesia, dgn budaya yg mereka terapkan dr hasil perebutan ekonomi politik & budaya aib  mereka, perlu diterapkan sebagai insan setengah hewan, terang sekali, bagaimana mereka memperolehnya 1800-2011.