Pada Pertengahan kurun ke-19, yg mampu di Khawatirkan yakni tatkala akan invasi oleh Rusia, pemerintah Jepang memutuskan untuk mengklaim kembali bab utara negara tersebut, Hal ini tentunya dgn merekrut mantan anggota Samurai untuk menetap di Hokkaido. Tak lama yg lainpun mengikuti, dgn lahan pertanian, pelabuhan, jalanan & jalur kereta bermunculan di sepanjang pulau.
Orang Jepang sangat Ahli dgn olah tanah (agrikulturis) seperti Capron & dipekerjakan untuk memberi nasehat bagaimana cara terbaik mengolah lahan pertanian, & dlm 70 tahun populasi meningkat dr beberapa ribu sampai lebih dr dua juta.
Sementara, di awal millennium, jumlahnya meraih nyaris enam juta jiwa. Hanya sedikit orang yg tinggal di Hokkaido dikala ini yg pernah menaklukkan alam liar. Namun para ahli psikolog memperoleh bahwa jiwa petualang masih menghipnotis cara mereka berpikir, merasa & pandai, dibandingkan dgn orang-orang yg tinggal di Honshu.
Orang Jepang disana, dimengerti lebih individualis, bangga akan keberhasilan, lebih ambisius akan pengembangan langsung, & kurang terhubung dgn orang-orang di sekitarmereka. Bahkan, ketika membandingkan negara-negara, ‘profil kognitif’ ini lebih akrab ke orang Amerika dibandingkan penduduk Jepang lainnya.
Secara biasa – ada banyak pengecualian – orang-orang di Barat condong lebih individualis & orang-orang dr negara Asia seperti India, Jepang atau Cina cenderung lebih kolektif. Dalam banyak kasus, konsekuensinya sejauh yg mampu Anda perkirakan.
Ketika di tanyakan akan dimengerti mengenai perilaku & sikap mereka, orang-orang di lingkungan Barat, yg lebih individualis, condong menghargai berhasil eksklusif dibandingkan pencapaian kalangan, yg karenanya pula diasosiasikan dgn keperluan harga diri yg lebih besar & usaha meraih kebahagiaan langsung.
Namun, untuk bisa diketahui bahwa kebutuhan validasi diri ini pula membuat keyakinan diri berlebih, dgn banyak eksperimen memberikan bahwa para partisipan yg ‘Weird’ cenderung menganggap lebih kemampuan mereka.
Orang yg berada di para partisipan dr Asia Timur cenderung menghabiskan lebih banyak waktu mencari latar belakang sebuah gambar – mencari tahu konteks – sedangkan orang-orang di Amerika condong menghabiskan lebih banyak waktu konsentrasi pada fokus utama gambar tersebut. Menariknya, perbedaan ini pula mampu dilihat di gambar belum dewasa dr Jepang & Kanada,
Untuk orang Tionghoa & Orang Jepang yg berkunjung & tinggal disana, pastinya dapat memahami aneka macam kesempatanmasyarakat Jepang, dgn kebudayaan yg mereka miliki dgn kriteria mutu yg baik, serta aneka macam budaya yg mengajarkan akan berbagai hal terkait dgn keperluan di masyarakat untuk mencapat berbagai pengertian budaya yg diketahui baik.