1. Rakai Pikatan (Kerajaan Mataram Kuno)
Rakai Pikatan dlm sejarah Mataram Kuno yg diceritakan dlm prasasti mantyasih bahwa raja ke-6 nama Rakai Pikatan. Rentang waktu pemerintahannya dimulai dr tahun 1840 sampai tahun 856 masehi. Rakai Pikatan mempunyai nama orisinil Mpu Manuku, diceritakan dlm sejarah rakai Pikatan menikahi seorang putri yg bernama Pramodawardhani yg merupakan keturunan dr Wangsa Sailendra kemudian mereka berdua memimpin kerajaan Mataram Kuno.
Rakai Pikatan diangkat menjadi raja sesudah Raja sebelumnya ya berjulukan Rakai Garung mangkat. Tatkala menjadi raja rakai Pikatan mempunyai gelar dirinya Sri Maharaja Rakai Pikatan. Dalam memimpin Mataram Kuno, ia bercita-cita menguasai seluruh Jawa Tengah. Tetapi terdapat sebuah penghalang yaitu dr Kerajaan Syailendra yg dikala itu dipimpin oleh raja Putra Raja Balaputradewa. Agar niat aktual cita-citanya tercapai rakai Pikatan melakukan siasat dgn menikahi salah satu putri dr wangsa Syailendra yg bernama pramodhawardhani. Hal ini terjadi kontradiksi sebab dikala itu Wangsa Syailendra beragama Budha sedangkan Rakai Pikatan sendiri beragama Hindu Siwa sesudah ijab kabul terjadi Rakai Pikatan meminta perum Pramodawardhani untuk mengambil lagi tahta kerajaan dr saudaranya Balaputradewa, maka balasannya terjadi peperangan di mana Rakai Pikatan & Pramodawardhani berhadapan eksklusif dgn Balaputradewa, sehingga balasannya Balaputradewa mengalami kekalahan, Tatkala merasa kalah balaputradewa lalu melarikan diri ke Sumatera.
Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan diceritakan bahwa pada masa itu candi Prambanan diresmikan. Hal ini terdapat pada isi dr Prasasti Siwagrha yg ter tanggal 12 November 856. Rakai Pikatan berperan menciptakan Candi utama dlm Kompleks Candi Prambanan lalu candi yg lebih kecil yg ada di sekitarnya yg berjumlah sangat banyak itu dibangun oleh raja-raja sesudah Rakai Pikatan. Setelah lama berkuasa rakai Pikatan menyatakan tak lagi menjadi raja atau turun Tahta & kemudian menjadi seorang Brahmana dgn gelar yg jatiningrat pada 856 Masehi. Pimpinan kerajaan berikutnya diambil alih oleh Putra bungsunya yaitu Rakai Kayuwangi.
2. Mpu Sindok (Kerajaan Medang)
Mpu Sindok merupakan seorang raja yg menggeser Kerajaan Mataram antik di Jawa Tengah ke Kerajaan Medang di Jawa Timur. ia memerintah kerajaan Medang dr tahun 1929 sampai tahun 947. ia mempunyai permaisuri yg bernama Sri Parameswari Dyah Kebi. Mpu Sindok adalah raja yg memindahkan Kerajaan Mataram antik di Jawa Tengah menuju Jawa Timur. Hal ini dilakukan sebab istana kerajaan Mataram Kuno hancur alasannya letusan gunung berapi Gunung Merapi, bencana alam ini mengakibatkan harapan untuk mencari wilayah gres yg lebih aman & tak dekat gunung merapi, maka dipilihlah Jawa Timur selaku tempat kerajaan berikutnya yg mampu diperkirakan pusat Kerajaan berada di daerah Jombang pada dikala ini.
Diceritakan dlm beberapa prasasti mpu Sindok memerintah Kerajaan Medang dgn berakal & bijaksana ia sering memberikan kado berupa tanah untuk pendirian bangunan suci & pula membangun banyak bendungan untuk mendukung acara pertanian, selain itu Mpu Sindok pula sungguh toleran kepada agama-agama yg dianut oleh rakyatnya, penganut agama Hindu & Budha bisa berdampingan dengan-cara tenang dlm kerajaan Medang. Bidang kesenian pula meningkat pesat utamanya seni sastra & wayang yg menceritakan ihwal Ramayana & Mahabharata. Setelah lama berkuasa Mpu Sindok meninggal dunia pada tahun 947 lalu Empu sendok digantikan oleh putrinya yg memiliki nama Sri Isyana tunggawijaya
3. Jayabaya (kerajaan Kediri)
Kerajaan Kediri pada masa kejayaannya dipimpin oleh seorang Maharaja berjulukan Jayabaya ia memimpin Kediri pada tahun 1135 hingga 1157. Sejarah Jayabaya bisa dilihat dr prasasti Jepun, prasasti hantang & prasasti talan. Pada masa Jayabaya Kediri bisa disatukan alasannya ia yakni raja yg mampu mengalahkan Kerajaan Jenggala
Dalam memerintah Jayabaya populer sebagai raja yg cerdas & bijaksana. Pada saat itu Kerajaan Kediri mencapai ke Puncak kemakmurannya. Jayabaya memiliki seorang istri berjulukan Dewi Sarah ia dikaruniai oleh 5 orang anak. Jayabaya merupakan seseorang yg bisa meramal apa yg terjadi di nusantara di masa depan beberapa ramalannya bisa terbukti sampai ketika ini. Salah satunya yaitu ia meramalkan akan ada orang dr jauh berkulit putih & berkulit kuning, ternyata benar orang-orang itu yakni orang Belanda & orang Jepang yg menjajah tanah Nusantara. Kemudian perihal ramalan bahwa nanti ada kereta berjalan tanpa kuda hal itu dapat diasumsikan ialah mobil & bahtera atau kapal yg bisa terbang di awan itu asumsinya yakni pesawat melayang. ia pula meramalkan bahwa akan ada banyak peristiwa di nusantara berupa gempa bumi & bencana yg lain. Selain itu ia pula meramalkan bahwa akan ada trend hujan yg salah ekspresi dominan ini pula diasumsikan sebagai peristiwa pada ketika itu yakni terjadinya global warming atau pemanasan global.
4. Ken Arok (Kerajaan Singasari)
ken Arok merupakan pendiri Kerajaan Singasari yg naik tahta pada tahun 1222 sampai pada tahun 1227 selaku raja yg mempunyai gelar Sri Rajasa san Amurwabhum .Sebelum menjadi raja adipati yg berjulukan Gajah Para. Ken Arok muda mempunyai cita-cita yg tinggi untuk menjadi raja. Sebagai langkah awal ia berupaya menaklukan Tumapel yakni wilayah bawahan Kerajaan Kediri mungkin kalau di padankan dgn saat ini setara dgn Kecamatan yg memiliki seorang pemimpin berjulukan Tunggul Ametung. Dan upaya itu berhasil, Tunggul Ametung Kalah di tangan Ken Arok. Kemudian Ken Arok menikahi istri Tunggul Ametung yg berjulukan Ken Dedes. Akhir masa pemerintahan Ken Arok dikarenakan adanya balas dendam dr Anusapati yg merupakan anak Ken Dedes dgn Tunggul Ametung. Dengan meminta santunan dr pembantunya, Anusapati kemudian membunuh Ken Arok dgn keris Mpu Gandring. Agar bisa menetralisir jejak Anusapati pula membunuh pembantunya yg tadi. Selanjutnya Singasari diperintah oleh Anusapati.
5. Raden Wijaya (kerajaan Majapahit)
kerajaan Majapahit didirikan pertama kali oleh Raden Wijaya yg merupakan keturunan dr Kerajaan Singasari ia merupakan Putra Mahesa Cempaka yg merupakan salah satu pangeran dr Kerajaan Singasari sehingga dr kecil hingga besar Raden Wijaya hidup di lingkungan Keraton kerajaan singsari. Pada masa final pemerintahan raja kertanegara terjadi pemberontakan dr bupati gelang gelang yg berjulukan Jayakatwang. Raden Wijaya yg dikala itu ada di pihak Singasari lalu melarikan diri ke Madura untuk menemui penguasa Sumenep yg berjulukan Arya wiraraja. Kemudian Arya wiraraja menciptakan siasat dgn menyampaikan pada Jayakatwang bahwa Raden Wijaya bersedia untuk menyerahkan diri & tunduk pada kekuasaan Kediri. Tanpa rasa curiga Jayakatwang memberikan sebidang tanah yg terletak di timur Kota Kediri yg merupakan hutan Belantara, kemundian wilayah itu dijadikan sebuah desa oleh Raden Wijaya desa yg diberi nama Majapahit
Di desa Majapahit inilah Raden Wijaya menyusun kekuatan untuk menjajal lagi merebut Tahta Kediri yg sementara itu dikuasai oleh jayakatwang. Pada suatu hari ternyata ada lebih dr 20.000 pasukan dr Mongolia ingin menyerang Kertanegara Raja Singasari, padahal mereka tak tahu bahwa dikala itu yg berkuasa adalah Kediri, ketidaktahuan itu dimanfaatkan Raden Wijaya untuk berafiliasi dgn pasukan Mongol menyerang Kediri.
Dengan derma pasukan Mongol tersebut, Raden Wijaya mampu menaklukan Kediri yg dipimpin oleh jayakatwang. Kemenangan itu dirayakan dgn meriah oleh pasukan Mongol di atas kapal mereka. Situasi tersebut dimanfaatkan lagi oleh Raden Wijaya untuk menghantam balik pasukan Mongol yg sudah tak lagi dlm keadaan waspada sehingga sebagian besar pasukan Mongol mengalami kekalahan & terpaksa mesti kembali lagi ke daratan Mongolia. Akhirnya Raden Wijaya memproklamirkan berdirinya kerajaan Majapahit yg ia Pimpin dr tahun 1293 sampai 1309 dgn gelar Prabu Kertarajasa Jayawardhana
Pada masa pemerintahan Raden Wijaya terjadi beberapa pemberontakan, selain itu Raden Wijaya pula membangun dr bawah & menyusun pondasi yg berpengaruh untuk menjadi kerajaan yg besar di daerah nusantara. Raden Wijaya mangkat pada tahun 1309, kemudian dilanjutkan oleh putranya yang bernama Jayanegara.