Piutang

Dalam dunia akuntansi, piutang merupakan salah satu hal yg dibahas dengan-cara kompleks. Dalam bahasa Inggris, istilah piutang ini dikenal dgn nama Account Receivable (AR). Accounts Receivable adalah salah satu jenis transaksi antara pihak pemberi utang dgn orang yg berutang.

Utang yg dibahas di sini bukan hanya berupa peminjaman uang dr satu pihak ke pihak lain dengan-cara konkret, namun pula meliputi utang yg berupa pembelian barang kredit. Agar lebih jelasnya, berikut pembahasan mengenai piutang dengan-cara lengkap yg bisa dipelajari:

Pengertian Piutang

Dalam pengertiannya yg luas, piutang dapat didefinisikan sebagai sebuah bentuk tuntutan suatu pihak terhadap pihak lain yg dapat berupa uang, jasa, maupun barang dagangan dengan-cara kredit dgn yg telah disepakati.

Dalam akuntansi, pengertian piutang adalah salah satu aktiva lancar atau aset ekonomi yg dapat dicairkan dgn mudah dlm neraca perusahaan. Aktiva lancar tersebut dapat timbul akibat adanya penjualan barang, jasa, maupun pemberian kredit pada terutang (debitur).

  12 Kenampakan Buatan di Benua Asia yang Wajib Kita Ketahui

Untuk pembayarannya, debitur atau terutang biasanya akan diberi jangka waktu antara satu hingga tiga bulan pasca transaksi tersebut disepakati. Jangka waktu angsuran yg melebihi satu tahun tak dikategorikan sebagai aktiva lancar, melainkan jenis aktiva yg lainnya.

Dalam transaksi tersebut intinya adalah pihak perusahaan mengharapkan diterimanya sejumlah uang dr pihak luar perusahaan yg berutang.

Ciri-Ciri Piutang

Piutang sebagai sebuah transaksi pula memiliki ciri-ciri yg membedakannya dgn transaksi yg lainnya, di antaranya:

1. Adanya Nilai Jatuh Tempo

Yang disebut dgn nilai jatuh tempo adalah jumlah uang yg harus dibayarkan setiap jatuh tempo. Jumlah uang tersebut sebelumnya sudah termasuk nilai transaksi utama & pula nilai bunga sesuai kesepakatan. Adanya nilai bunga tersebut sebagai imbalan akibat pemberian tenggat waktu pembayaran.

2. Adanya Tanggal Jatuh Tempo

Disebut piutang apabila ia memiliki tanggal jatuh tempo, yakni tanggal diharuskannya piutang dibayarkan. Tanggal jatuh tempo bisa dihitung dgn satuan bulan maupun hari sesuai kesepakatan. Jika berdasarkan bulan, pembayaran akan dilakukan pada tanggal tertentu setiap bulannya.

Jumlah bulan atau rentang waktu pembayaran disesuaikan dgn jumlah nominal pinjaman yg dibagi-bagi per tempo pembayaran.

3. Adanya Bunga yg Berlaku

Dikarenakan ada tenggat waktu untuk membayar, terdapat bunga yg berlaku pada piutang. Bunga tersebut pula sebagai bayaran pihak pengutang karena sudah bersabar dlm menunggu pembayaran pihak terutang.

Jenis-Jenis Piutang

1. Piutang Usaha (Account Receivable)

Piutang usaha merupakan jenis piutang yg banyak dimiliki perusahaan-perusahaan, yakni suatu jumlah pembelian dengan-cara kredit yg dilakukan pihak terutang sebagai akibat dr terjualnya jasa maupun barang.

Piutang usaha ini biasanya harus dibayarkan terutang dlm kurun waktu 1 – 2 bulan sejak transaksi dilakukan.

2. Piutang Wesel (Notes Receivable)

Piutang wesel disebut pula dgn piutang dagang, yakni suatu bentuk pengukuran utang yg diterbitkan dlm bentuk surat formal. Jangka waktu tagihan ini adalah dua hingga tiga bulan, atau bisa lebih lama & mewajibkan adanya pembayaran bunga.

3. Piutang Lain-Lain (Other Receivable)

Selain piutang wesel & piutang usaha, sebuah piutang bisa dimasukkan ke dlm jenis piutang lain-lain atau other receivable.

Yang termasuk ke dlm jenis piutang ini antara lain piutang gaji, restitusi pajak, piutang bunga, & uang muka karyawan. Intinya, utang jenis ini merupakan utang yg terjadi di luar operasional perusahaan.

Klasifikasi Piutang

Seperti yg telah disinggung sebelumnya, piutang dapat dibedakan dengan-cara garis besar menjadi piutang dagang & piutang bukan dagang. Berikut penjelasan lebih detail mengenai kedua piutang yg dimaksud:

1. Piutang Dagang

Piutang dagang merupakan piutang yg tak mendapatkan jaminan berupa rekening terbuka & memiliki tempo pelunasan pendek, yakni antara 1 – 3 bulan. Namun, tempo bisa lebih panjang jika terdapat janji tertulis pembayaran transaksi seperti pada wesel tagih. Wesel tagih hampir sama dgn wesel bayar. Namun keduanya terdapat perbedaan. Wesel tagih adalah janji tertulis yg dibuat pelanggan untuk membayar pada perusahaan sejumlah tertentu & bunga pada tingkat yg disepakati. Sedangkan wesel bayar adalah janji tertulis yg dibuat oleh perusahaan untuk membayar pada kreditor sejumlah tertentu & bunga pada tingkat yg disepakati.

Sebuah toko membeli barang dagangan dr sebuah perusahaan seharga Rp10.000.000,00. Toko tersebut hanya bisa membayar Rp4.000.000,00 & sisanya akan dibayarkan satu bulan kemudian. Dengan begitu, bisa dikatakan bahwa sisa pembayaran tersebut merupakan piutang perusahaan.

Piutang dagang dibagi menjadi dua bagian, yakni wesel (notes receivable) serta piutang usaha (accounts receivable).

2. Piutang Bukan Dagang

Seperti namanya, piutang bukan dagang tak terjadi karena adanya transaksi di dlm perusahaan (transaksi jual beli). Piutang jenis ini terbagi ke dlm beberapa macam, antara lain:

  Jaring-Jaring Makanan

  • Uang muka bagi karyawan, pemegang saham, pejabat, perusahaan afiliasi, serta direktur.
  • Tuntutan kerugian maupun kerusakan suatu produk.
  • Penjualan surat berharga maupun kepemilikan tak dlm bentuk barang atau jasa.
  • Pembayaran di awal pembelian.
  • Setoran jaminan kontrak atau pembayaran biaya.
  • Saham wajib setor.
  • Setoran kreditur, perusahaan keperluan umum, & lembaga yg lainnya.

Contoh piutang bukan dagang:

Sebuah perusahaan X membayar sewa kantor tertanggal 1 Januari sebesar Rp36.000.000,00 untuk satu tahun sewa, yg berarti beban sewa per bulannya menjadi Rp3.000.000,00. Untuk itu, piutang sewa kantor yg tercatat pada laporan keuangan di akhir Januari adalah Rp33.000.000,00.

Pengelolaan Piutang

Agar aliran kas suatu usaha tak terganggu, piutang perlu dikelola dengan-cara efektif & pula efisien. Pengelolaan piutang pula dimaksudkan agar suatu perusahaan dapat memperoleh manfaat dr setiap transaksi piutang yg dijalankan.

Dalam pengelolaan tersebut, ada beberapa metode yg bisa digunakan, seperti yg akan dijelaskan di bawah ini:

· Standar Kredit

Seorang pemohon kredit harus memiliki kelayakan minimal kredit yg disebut dgn standar kredit. Sebuah perusahaan harus membuat standar kredit supaya dapat memperoleh manfaat lebih tinggi dr biaya yg dikeluarkan.

Penjualan perusahaan pula dapat terbantu dr adanya standar kredit ini, karena dapat menjaga risiko piutang tak tertagih yg mungkin dapat terjadi.

· Syarat Kredit

Selain menentukan standar, perusahaan pula harus menetapkan syarat kredit yg berupa ketetapan tempo pembayaran kredit, termasuk adanya potongan dr kredit yg dibayarkan sebelum jatuh tempo.

· Kebijakan Kredit & Pengumpulan Piutang

Agar piutang dapat memberikan keuntungan & dapat diantisipasi jika terdapat piutang tak tertagih, perusahaan pula perlu menetapkan kebijakan kredit & pengumpulan piutang yg meliputi:

  • Persyaratan khusus
  • Adanya potongan dengan-cara tunai
  • Tingkat pengeluaran untuk pengumpulan uang

Beberapa hal mengenai piutang yg telah dijelaskan di atas perlu dipahami dgn baik, terutama bagi calon akuntan yg akan bekerja di perusahaan. Pasalnya, piutang merupakan materi yg kerap terjadi di dunia usaha.