close

Politik Agama, Budaya Tionghoa – Dayak Dan Kelas Sosial

Pontianak – kelas sosial, & budaya di penduduk akan tampak dgn dilema sosial yg pantas diketahui di Pontianak. Menjadi kriminal atau tak terlapor alasannya melaksanakan kekerasaan di mulai pada RT 003 tatkala itu, menjadi penting dlm menyaksikan bagaimana mereka makan & minum atau konsumsi, pada kelas sosial yg rendah di Pontianak.

Karena, tak apa – apa dgn kehidupan pedesaan sudah dijelaskan hasil genetika – genetika & kehidupan sosial selama hidup beragama. Hidup dgn kepalsuaan guna mengakses ekonomi, & seperti menjaga mangsanya, & jelas bagaimana mereka hidup pada kehidupan Tionghoa di Pontianak.

Dengan menyadari aneka macam kondisi ekonomi sosial, & politik selaku jalan guna menerima derma terhadap kriminalitas, & birokrasi yg disampaikan, seperti baik saja dgn kedua orang renta mereka.

Agama sudah menjadi permainan bagaimana hidup dgn kondisi kepentingan ekonomi, pendidikan, & pencetak para buruh yg begitu kotor dlm kehidupan sosial mereka dikala ini. Baik disengaja atau tidak, menjelaskan bahwa kriminal itu hidup di Jakarta, Kapuas hulu, Pontianak, hasil genetika kelas sosial rendah & pendidikan rendah pula.

Di Pontianak, menjadi permulaan dr kehidupan sosial, ekonomi & bertahan untuk migrasi menejelaskan bagaimana mereka hidup, & melaksanakan kekerasan seksualitas, ekonomi, & politik di masyarakat. Ketidakgunaan mereka, terhadap identitas & moralitas, & adab mereka hidup di penduduk dlm menerangkan hal tersebut.

Masing-masing kepentingan politik, guna bersaing & mengakses ekonomi, sudah jelas selama mereka hidup di Pontianak. Guna bertahan hidup masyarakat, dgn banyak sekali hal terkait dgn pendidikan yg rendah diberikan anak – anak mereka, banyak terjadi disini.

Suatu pengalaman menawan tatkala mendengar, mangamati kehidupan sosial disini, yg setidaknya  mengatakan bahwa  atau “bukan urusan saya” bahkan memaki saja untuk bahasa bergairah di Pontianak ini. Akan berlawanan jauh dgn kehidupan sosial penduduk diberbagai Negara, dgn banyak sekali keperluan yg sudah terpenuhi.

Catatan mempelajari Pontianak, serta kehidupan sosial yg menerangkan adanya kompetisi global, ekonomi, & setempat di sini menjelaskan bagaimana keadaan mereka selama melaksanakan kekerasan kepada saya contohnya, itu terjadi begitu juga tinggal dirumah militer ini, tetapi heran kok tak masuk penjara orang tersebut.

Agama, & kehidupan sosial menjadi pengalaman akidah sendiri yg lantas menjadi baik dimengerti dgn adanya moralitas dna adab serta agama. Sedangkan protestan tak ada tuh bertobat contohnya, berbeda dgn Nasrani, evangelista pertobatan dengan-cara terbuka yg terjadi.

Terkadang alasannya orang renta, tak berguru sebagainya alasannya di dlm otaknya pada ekonomi, kepentingan politik, konflik tentu dijelaskan dengan  baik, adanya ketidaksenngan kepada saya  contohnya, kemudian mental mereka terganggu, serta meraung seperti singa mereka itu.

Ketika sudah bau tanah, agama Nasrani & Protestan menjadi versi kelakukan mereka yg terakhir untuk mempertahankan mangsanya dlm ekonomi (Budha – Konghucu – Islam), tetapi dlm hal ini agama kristiani mengajarkan saya untuk menyaksikan bahari atau senja dlm setiap problem, konflik rumah tangga, info di sini pula ada, serta konflik seksualitas atau orang iseng dgn model kampung yg dgn sengaja dilaksanakan atau tidak, untuk menggangu saya (Pontianak – Jakarta).