Timur Indonesia, mempunyai ragam kehidupan sosial budaya dgn perbedaan ekonomi, & agama berdasarkan seksualitas. Pola ekonomi, mampu diperoleh jikalau memiliki metode pemahaman tentang bisnis & moralitas.
Maka, diketahui dgn pada masa 1970an bisnis di Indonesia, akan begitu kotor dilanjutkan dgn aspek kehidupan moralitas atau mata uang diperoleh, begitu juga dgn medis & obat – obatan yg berasal dr buatan Indonesia.
Bagi yg pro terhadap metode politik di Indonesia, dgn pendidikan sebuah Negara ini dgn politik identitas yg diperoleh dgn adanya moralitas & bisnis, maka akan dimengerti dgn adanya kekuasaan, pasar & birokrasi.
Pendatang akan datang memciptakan konflik etnik pada orang Jawa pada aspek kepentingan ekonomi, tenaga pengajar, medis, & kepentingan birokrasi dlm sebuah pemerintahan. Bagi yg lurus & jujur telah pasti tersingkirkan.
Sementara, yg tak pro kepada kepentingan politik kekuasaan, & cara mereka di gereja – gereja Indonesia, akan membuat diskriminasi, & konflik etnik & agama yg berjalan dgn adanya perumpamaan dr kepentingan budaya & bisnis.
Maka, peran agamis dlm hal ini pastinya mempunyai efek pada kehidupan sosial budaya & injil berdasarkan teman atau teman dekat akan berlainan pandangan kepada ungkapan yg dipahami dlm injil atau kitab suci.
Kepentingan ekonomi & etnik, akan dipahami pada pasar & kekuasaan akan melibatkan persepsi filsafat, & politik diantara kekuasaan yg terjadi sampai saat ini. Di Indonesia, seringkali aneka macam hal terkait pertentangan etnik di masa kemudian, menjadi argumentasi atau bahkan filsafat Barat dlm hal ini berperan mampu baik & tak baik dlm hal ini tokoh agama dlm konteks ini.
Untuk mendapatkan akidah publik, para politisi mirip PDI Perjuangan & akademisi di Universitas Indonesia, dgn kesalahan di masa kemudian, tak habis – habisnya seperi gaya kehidupan sosial & agama di masa lalu mereka sebelum adanya kristiani & non kristiani.
Hukum menerima pengakuan dlm tata cara kekuasaan, birokrasi – akademisi yg berawal dr politik & kekuasaan, bisnis & agama kristiani & non kristiani akan lekat pada dinamika pekerjaan & moralitas Tionghoa Hakka – pribumi Pontianak – Jakarta, dlm tata cara acuan moralitas & pendidikan mereka ketika ini.
Mereka akan tiba melalui sekolah sekolah katolik, dgn dramaturgi keagamaan – spritualitas, & kekuasaan yg berawal dr kehidupan permulaan di masa lalu 1930an yg begitu buas, & kepentingan seksualitas & politik di banyak sekali kawasan di Indonesia.