Artefak Kuno : Ciri, Jenis, Dan Contohnya

Terdapat berbagai macam benda peninggalan sejarah yg mampu dijadikan bukti bersejarah. Salah satunya yaitu artefak antik. Artefak kuno mampu berupa benda-benda yg menunjukkan kecakapan kerja insan ataupun hasil kecerdasan manusia. Artefak  yakni benda arkeologi atau peninggalan benda-benda bersejarah, yakni semua benda yg dibuat atau dimodifikasi oleh manusia & dapat dipindahkan. Benda artefak antik biasanya terbuat dr watu, tulang, logam, bagian tubuh binatang, & kertas.

Ciri penting dr artefak ialah benda artefak antik mampu bergerak atau dipindahkan oleh tangan manusia dgn relatif gampang tanpa merusak ataupun menghancurkan bentuknya. Artefak yg mudah dipindahkan & tanpa menghancurkan bentuk aslinya sangat bermanfaat bagi para peneliti (sejarawan). Benda-benda ini dapat dijadikan objek observasi ataupun ditaruh di museum. Benda-benda ini sangatlah penting untuk ditaruh & diabadikan di museum, sehingga siapa saja mampu melihat & mempelajarinya serta mengambil manfaat dr benda artefak antik ini. Baca pula sejarah museum & penjelasannya.

Ciri Artefak Kuno

Terdapat beberapa ciri artefak kuno, diantaranya yaitu:

  1. Benda yg dihasilkan dr sejarah yg berasal dr zaman dahulu. Benda-benda yg berada pada zaman terbaru tak dapat dikategorikan selaku artefak.
  2. Benda unik yg tak dapat dibentuk oleh orang lain
  3. Artefak merupakan hasil budaya yg diabadikan
  4. Artefak mampu berupa benda utuh maupun benda pecahan. Jika benda pecahan maka akan disatukan dgn pecahan lainnya hingga menciptakan benda artefak yg bermakna.
  5. Pada umumnya yang dibuat dr watu yg telah halus permukaannya.
  6. Benda artefak berupa bermacam-macam, ada yg lonjong, persegi, bundar, ataupun bentuk lainnya yg mempunyai ciri unik & khas zaman dulu.
  7. Benda artefak terbuat dr watu & telah mulai halus.

Jenis-jenis & Contoh Artefak Kuno Sesuai Zamannya

Jenis-jenis artefak kuno dibedakan menurut zamannya. Jenis-jenis artefak antik berdasarkan zamannya, yakni:

  1. Zaman Paleolitikum

Kata paleolitikum berasal dr dua kata, yaitu kata paleos yg mempunyai arti batu & kata litikum yg berasal dr kata litos yg memiliki arti renta. Hal ini yg menimbulkan zaman ini pula disebut zaman kerikil renta. Masa ini diperkirakan berjalan pada masa pleistosen permulaan yakni kira-kira pada enam ratus ribu tahun yg lalu. Baca pula alat pada manusia zaman batu.

Peninggalan artefak antik pada zaman ini biasanya terbuat dr watu yg masih sangat berangasan dlm pembuatannya. Seorang ahli bernama Von Koenigswald melaksanakan penelitian di tempat Ngandong & Pacitan, Jawa Timur. Hasil penelitian menawarkan bahwa manusia yg hidup di zaman ini mulai mempersenjatai diri mereka dgn alat-alat yg berfungsi untuk melindungi diri. Hal ini diperkuat dgn ditemukannya artefak antik berupa kapak genggam (kapak perimbas). Berdasarkan penemuan tersebut, alat kebudayaan pada zaman ini dikelompokkan menjadi 2 yakni kebudayaan pacitan & kebudayaan ngandong.

Alat-alat peninggalan hasil budaya yg ditemukan di daerah Pacitan berupa kapang genggam, kapak perimbas, & alat dr serpihan watu atau flake. Alat-alat ini pula ditemukan di Sukabumi (Jawa Barat), Perigi & Gombong (Jawa Tengah), Tambangsawah (Bengkulu), Lahat (Sumatra Selatan), Kalianda (Lampung), Cabenge (Sulawesi Selatan), Truyan (Bali), Awal Bangkal (Kalimantan Selatan), dam Maumere (Flores).

Peralatan yg ditemukan di Ngandong (Ngawi, Jawa Timur) nyaris serupa dgn alat-alat yg ditemukan di Pacitan. Artefak yg ditemukan di Ngandong tak hanya yang dibuat dr batu, tetapi pula yang dibuat dr tulang belulang hewan.

  1. Zaman Mesholitikum

Zaman mesholitikum sering pula disebut zaman watu tengah (watu madya). Masa ini terjadi kira-kira pada sepuluh ribu tahun yg kemudian pada masa holosen. Zaman ini mengalami perkembangan budaya lebih singkat dibandingkan zaman sebelumnya. Hal ini disebabkan kondisi alam yg relatif stabil & manusia pendukungnya (homo sapiens) lebih pandai dr pendahulunya. Baca pula artefak manusia purba.

Pada zaman mesholitikum, insan sudah mulai meninggalkan kebiasaan berpindah-pindah. Manusia pada zaman tersebut mulai hidup menetap, bahkan membangun tempat tinggal yg permanen. Manusia pada zaman ini umumnya bertempat tinggal di tepi pantai & goa-goa lantaran banyak ditemukan bekas kebudayaan di tempat tersebut. Hal ini diperkuat dgn ditemukannya Abris sous rosche. Abris sous rosche merupakan manusia purba yg tinggal di gua-gua di tebing pantai.

Selain itu, ditemukan pula tumpukkan sampah dapur dr zaman batu tengah yg menggunung tinggi sampai tinggi 7 meter. Tumpukan sampah ini disebut kjokkenmoddinger. Pada zaman ini banyak ditemukan alat-alat yg berasal dr tulang & tanduk hewan yg dipakai untuk keperluan sehari-hari. Misalnya untuk menghantam, menggali tanah, jarum, pisau, & yang lain. Alat ini banyak ditemukan di Pulau Sumatra, Pulau Jawa, Pulau Bali, & Nusa Tenggara Bagian Timur.

Selain itu, artefak yg didapatkan pada zaman ini yakni gerabah dr materi tanah liat, kapak genggam Sumatra (Sumatrah pebble culture), alat dr materi tulang yg didapatkan di Sampung (bone culture), & beberapa flake yg ditemukan di kawasan Toala (flakes culture). Hasil budaya yang lain ialah lukisan gua, yg kemudian diteliti oleh dua orang bersaudara yaitu Roder & Galis khususnya lukisan gua di wilayah Papua. Hasil penelitian mereka memperlihatkan bahwa lukisan tersebut dipakai untuk ritual keyakinan mirip upacara inisiasi, upacara meminta kesuburan & upacara, serta upacara untuk menghormati nenek moyang.

  1. Zaman Logam di Indonesia

nekaraSesuai dgn namanya, pada zaman ini manusia sudah mampu membuat peralatan dr logam. Hal ini ditandai dgn inovasi artefak kuno berupa pemanis. Perhiasan yg ditemukan terbuat dr materi emas, perunggu, & besi. Perhiasan ini didapatkan di wilayah Bali, Bogor, & Malang. Selain perhiasan, Artefak antik selaku Peninggalan Zaman Logam Besi terdiri dari:

  • Nekara & Moko

Bentuk benda-benda peninggalan sejarah ini nyaris sama dgn genderang, namun terdapat sedikit penyempitan di pecahan pinggangnya. Benda-benda ini biasanya dipakai selaku alat dr upacara. Nekara mempunyai ukuran lebih besar, sedangkan moko mempunyai ukuran yg lebih kecil. Nekara ada yg memiliki banyak hiasan & ada pula yg polos tanpa hiasan. Di Indonesia, nekara dgn ukuran besar didapatkan di Desa Pejeng, Gianyar, Bali. Nekara yg didapatkan memiliki hiasan gambar kepala insan di empat tempat pegangannya. Moko didapatkan  di Pulau Alor & Manggarai (Pulau Flores).

  • Kapak Corong

Benda ini sering disebut pula kapak sepatu lantaran bentuknya mirip sepatu. Kapak ini banyak ditemukan di wilayah Sulawesi Selatan (Pulau Selayar), Sulawesi bagian tengah, Sumatra cuilan selatan, Pulau Jawa, & di Pulau Papua tepatnya di sekitar Danau Sentani. Kapak corong biasanya dipakai untuk alat upacara selaku tanda kebesaran seorang kepala suku atau pemimpin.

  • Candrasa

Candrasa biasanya dipakai selaku alat upacara. Benda ini ialah sejenis kapak yg sungguh halus dlm pembuatannya. Hal ini mengambarkan sudah tingginya kemampuan yg dimiliki oleh masyarakat pembuatnya.

  • Bejana Perunggu

Bejana perunggu berupa mirip gitar Spanyol tanpa tangkai. Benda ini memiliki pola hiasan anyaman yg mirip dgn huruf J. Artefak kuno ini didapatkan di Pulau Madura & Pulau Sumatra.

  • Arca Perunggu

Arca perunggu yg ditemukan biasanya menggambarkan manusia & ada pula yg menggambarkan binatang. Arca-arca perunngu banyak ditemukan di tempat Bangkinang (Riau), Palembang (Sumatra Selatan), Bogor (Limbangan), & Lumajang (Jawa Timur).

  1. Zaman Megalithikum

Zaman meghalitikum disebut pula zaman batu besar. Zaman ini menjadi tonggak dr lahirnya bangunan-bangunan batu yg berskala besar. Peninggalan penting dr zaman ini mirip menhir, kubur kerikil, dolmen, sarkofagus/ keranda, & arca-arca. Penjelasan masing-masing acuan artefak dr zaman megalitikum adalah:

  • Menhir

Menhir yakni tugu atau watu tegak yg berfungsi untuk menghormati orang-orang yg sudah meninggal ditempatkan di suatu tempat. Ada pula yg beropini bahwa menhir dibangun unttuk tujuan selaku sarana pemujaan pada arwah nenek moyang.

  • Punden berundak

Punden berundak merupakan bangunan yg disusun bertingkat-tingkat. Bangunan ini dipakai untuk tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.

  • Kubur batu

Bangunan ini menyerupai bangunan kuburan yg biasa kita lihat sekarang. Kubur kerikil memiliki susunan batu yg terdiri dr 2 sisi panjang & 2 sisi lebar. Pada umumnya arah kubur watu yg didapatkan membujur dr arah timur ke arah barat.

  • Sarkofagus

Sarkofagus ialah kubur batu yg mempunyai tutup pada potongan atasnya. Pada lazimnya terdapat ukir-tabrakan yg terdapat pada dinding paras sarkofagus. Bagian bawah & kepingan atas atau tutupnya memiliki ukuran yg sama besar.

  • Dolmen

Dolmen diposisikan di tempat yg dikeramatkan atau di tempat berlangsungnya upacara yg bekerjasama dgn penyembahan roh nenek moyang. Bangunan ini mempunyai banyak fungsi. Misalnya berfungsi sebagai tempat duduk seorang ketua suku atau tempat meletakkan sesaji.

  • Arca

Arca kerikil mempunyai bentuk mirip binatang/ insan. Artefak ini dipercaya merupakan perwujudan dr nenek moyang & menjadi obek pujaan. Arca ini banyak didapatkan di wilayah Indonesia antara lain di Pasemah.

  • Waruga

Waruga ialah kubur batu yg tak memiliki tutup. Artefak ini banyak didapatkan di Gilimanuk, Bali.

Inilah penjelasan perihal artefak kuno menurut ciri, jenis, & misalnya. Semoga penjelasan macam macam artefak atau jenis artefak ini mampu memperbesar pengetahuan Anda mengenai benda-benda peninggalan sejarah. Semoga berguna.

  Sejarah Museum Sonobudoyo Yogyakarta Beserta Koleksi