Pemerintah orde gres cukup berhasil dlm menjinjing negara Indonesia keluar dr problem ekonomi yg berantakan balau selaku hasil dr keadaan negara di zaman pemerintahan Presiden Soekarno. Peralihan kekuasaan dr zaman Soekarno ke zaman Orde Baru pula turut mempengaruhi kondisi negara yg tak stabil & mempengaruhi kondisi rakyat. Sebagai negara yg berlandaskan Pancasila & UUD 1945, & sesuai dgn tujuan orde baru untuk mengembalikan keduanya sebagai pemikiran negara, maka pembangunan pada orde baru pun mesti dilakukan dgn menurut Pancasila & UUD 1945.
Pembangunan sangat perlu dilakukan untuk meraih cita – cita masyarakat yg adil & sejahtera menurut Pancasila yg mesti diperjuangkan. Pemerataan pembangunan & hasil – kesudahannya dlm tata cara pemerintahan pada masa orde gres tak mungkin dicapai tanpa pertumbuhan ekonomi yg cukup tinggi, sedangkan pertumbuhan ekonomi tak akan mampu diraih tanpa keadaan nasional yg stabil, sehat & dinamis.
Asas Pembangunan Pada Masa Orde Baru
Asas – asas yg memberi corak serta abjad menurut latar belakang orde gres, & pula dlm pembangunan pada orde gres yaitu:
- Asas faedah
- Asas usaha bareng
- Asas demokrasi
- Asas adil & merata
- Asas perikehidupan dlm keseimbangan
- Asas kesadaran aturan
- Asas keyakinan diri
Pola Dasar Pembangunan Nasional
Ada beberapa modal dasar dlm pembangunan pada orde baru berupa teladan dasar yg menjadi pokok perhatian pembangunan yaitu:
- Kemerdekaan serta kedaulatan negara
- Kedudukan geografis
- Sumber – sumber kekayaan alam
- Jumlah penduduk
- Modal rohani & mental
- Modal budaya
- Potensi efektif bangsa
- Angkatan bersenjata
Juga perlu diperhatikan aspek – aspek mayoritas dlm menggerakkan modal dasar agar tercapai tujuan pembangunan pada masa orde gres seperti faktor demografi & sosial budaya, aspek geografi, hidrografi, geologi & topografi, klimatologi, flora, fauna, & faktor kemungkinan pengembangan pembangunan. Ketahui pula tentang kejadian pada masa orde baru, ciri pokok orde baru & makna orde gres.
Trilogi Pembangunan
Sebagaimana yg diungkapkan oleh Presiden Soeharto dlm bukunya, untuk mencapai cita – cita penduduk yg adil & sejahtera sesuai dasar Pancasila mesti diperjuangkan dgn landasan yg berpengaruh yakni Pancasila & Undang-Undang Dasar 1945. Dan hal ini tak mungkin diraih cuma dgn pelaksanaan selama satu periode Pelita saja. Adanya Rencana Pembangunan Jangka Panjang atau RPJP selama 25 tahun kemudian dibagi menjadi Rencana Pembangunan Lima Tahun atau Repelita. Pelita berlangsung mulai tahap I sampai tahap ke VI selaku program pembangunan pada orde gres jangka panjang.
Pada periode Pelita III yg dilaksanakan mulai 1 April 1979 sampai 31 Maret 1984, acara pembangunan ditekankan lewat konsep Trilogi Pembangunan. Trilogi pembangunan merupakan planning pembangunan nasional yg dirancang oleh pemerintah pada masa orde gres selaku landasan untuk memilih kebijakan politik, ekonomi & sosial dlm melaksanakan pembangunan pada masa orde gres. Isi dr Trilogi Pembangunan yaitu:
- Pemerataan pembangunan beserta hasil – balasannya menuju terciptanya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
- Pertumbuhan ekonomi yg cukup tinggi di Indonesia.
- Menciptakan stabilitas nasional yg sehat & dinamis.
Usaha untuk meratakan hasil pembangunan akan sukar tercapai tanpa adanya pertumbuhan ekonomi yg cukup tinggi, tetapi pertumbuhan ekonomi pula tak akan mampu diraih tanpa stabilitas nasional yg sehat & dinamis. Maka berbagai unsur dlm Trilogi Pembangunan perlu dikembangkan dengan-cara selaras, serasi & terpadu serta saling terkait. Berbagai unsur dlm Trilogi Pembangunan yaitu:
- Pemerataan pembangunan beserta kesudahannya yg berarti bahwa pembangunan harus dijalankan dengan-cara merata di seluruh wilayah tanah air & alhasil mampu dicicipi oleh seluruh rakyat dengan-cara adil. Yang dimaksud ialah bahwa setiap warganegara mesti mendapatkan hasil – hasil pembangunan pada orde gres yg sesuai dgn nilai kemanusiaan.
- Pertumbuhan ekonomi yg cukup tinggi bermakna mesti lebih tinggi dr angka pertumbuhan penduduk, harus tetap mengamati keadilan & pemerataan dlm mengejar-ngejar pertumbuhan ekonomi, harus tetap selaras & sebanding dgn bidang pembangunan yang lain.
- Stabilitas nasional yg sehat & dinamis dlm pembangunan pada masa orde gres berarti terjadi kehidupan bermasyarakat, berbangsa & bernegara yg kondusif berkat aturan yg disepakati bareng , & terdapat iklim baik yg mendorong berkembangnya kreativitas penduduk dlm membangun bangsa & negara. Ketahui pula mengenai kelebihan & kelemahan orde baru serta kebijakan orde baru.
Jalur Pemerataan Pembangunan
Asas pemerataan senantiasa diamati dlm pelaksanaan pembangunan pada orde gres, & ada delapan jalur pemerataan yg telah ditempuh oleh pemerintah pada waktu itu.
- Pemerataan keperluan pokok rakyat utamanya sandang, pangan & papan.
- Pemerataan untuk potensi menemukan pendidikan & pelayanan keselamatan.
- Pemerataan perihal pembagian pemasukan
- Pemerataan untuk potensi kerja
- Pemerataan untuk kesempatan berupaya
- Pemerataan dlm potensi berpartisipasi dlm pembangunan terutama untuk kaum perempuan generasi muda.
- Pemerataan penyebaran pembangunan di tanah air.
- Pemerataan potensi untuk memperoleh keadilan.
Prinsip Trilogi Pembangunan pada masa orde baru sukses menjinjing peningkatan pada pertumbuhan Indonesia dr sebesar minus 2,25 persen pada 1963 menjadi naik tajam sebesar 12 persen pada 1969. Selama periode 1967 – 1997, pertumbuhan ekonomi Indonesia rata – rata bisa mencapai 72 persen.
Kegagalan Trilogi Pembangunan
Meskipun desain Trilogi Pembangunan bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, banyak sekali kontroversi tetap terjadi sebab banyak sekali hal berikut.
- Pelaksanaan stabilitas politik menciptakan peraturan dimana terbitnya sejumlah aturan yg menyebabkan pengendalian pers & aksi mahasiswa.
- Terbitnya UU perihal organisasi massa & Undang – undang Partai Politik, pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan penanaman pada modal asing namun bisa menciptakan penanaman modal aneh yg menjadikan utang mancanegara.
- Melambatnya serbuan para penanam modal gila alasannya adalah harga minyak dunia jatuh.
Kemerosotan harga minyak bumi membuat angka APBN pula ikut merosot sebab ketergantungan kepada harga minyak bumi. Pada masa itu terjadi viralminyak bumi semenjak tahun 1970 hingga 1980an, sehingga APBN tergantung pada fluktuasi harga minyak bumi di pasar internasional. Akibatnya, pembangunan pada orde gres dengan-cara nasional pun terpengaruh kestabilannya alasannya adalah dana untuk melakukan planning pembangunan tak ada.
Gagalnya pembangunan pada orde baru alasannya tak memiliki fondasi yg kuat untuk menopang keberhasilan pembangunan dengan-cara ekonomi pada masa itu. Pemerintah timbul dgn desain ‘Trickle Down Effect’ yakni merencanakan beberapa kelompok konglomerat yg dianggap potensial untuk meningkat biar dapat membagi ilmu & pengetahuannya pada penduduk golongan menengah ke bawah. Dalam perkembangannya, metode ini justru mengakibatkan gejolak sosial & menjadikan kesenjangan ekonomi yg besar.
Untuk menanggulangi kegagalan pembangunan pada masa orde baru, pemerintah mengubah sentra pembangunan dgn mendasarkan pembangunan pada pendekatan keperluan dasar. Pemerintah mengadakan aktivitas pembangunan untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk . Berbagai akomodasi kemudian dibangun mirip kemudahan pendidikan berupa SD Inpres, membuatkan sarana transportasi & pemukiman. Namun perjuangan ini pula dianggap tak berhasil karena masyarakat lokal tak diikutsertakan selaku pelaku pembangunan, pula adanya asumsi bahwa keperluan masyarakat sama di setiap daerah sehingga rakyat tak berbagi rasa memiliki & bertanggung jawab terhadap hasil – hasil pembangunan.