Revolusi Perancis yakni sebuah gerakan penduduk pertama di Eropa yg menentang kedudukan monarki absolut yg sudah berlangsung berabad-era. Peristiwa ini setidaknya berlangsung dr tahun 1789 dgn diadakannya Etats Generaux, sebuah forum yg berisi kalangan aristokrat, gereja, & masyarakat biasa di bawah pimpinan raja. Revolusi kemudian mampu menggulingkan kekuasaan Louis XVI, memenangkan pertempuran di wilayah-wilayah sekitar, & menegakkan tata cara pemerintahan yg baru & asli.
Revolusi Perancis berjalan dgn penuh pengorbanan, merupakan masa paling penting dlm sejarah Perancis bahkan bagi pergantian sejarah Eropa & dunia. Ide-pemikiran & ciptaan selama Revolusi Perancis mirip penerapan rancangan demokrasi, hak-haki asasi manusia, & tata cara metrik, hingga ketika ini masih besar lengan berkuasa di seluruh dunia.
Latar Belakang Revolusi Perancis
Raja Louis XVI naik tahta pada tahun 1774, di tengah kesemrawutan ekonomi di Perancis. Dalam kondisi itu, Louis masih melanjutkan dukungannya kepada Perang Kemerdekaan Amerika melawan Inggris. Pajak dibebankan dengan-cara hebat pada penduduk biasa, sedangkan golongan agamawan & aristokrat tetap dapat menikmati kehidupan sebagaimana mestinya. Kebencian rakyat kepada kerajaan & golongan elit ini pula terinspirasi dr gagasan “Pencerahan” yg menginginkan pergantian fundamental dr kehidupan bernegara. Rakyat mempertanyakan kembali absolutism kekuasaan raja, aristokrat & agamawan yg tak membela rakyat miskin, keleluasaan beragama, serta keinginan merealisasikan kesetaraan dlm banyak sekali sendi kehidupan.
Di tengah tekanan keuangan & amarah rakyat yg tak terbendung ini, Raja Louis XVI menetapkan untuk memanggil lembaga Etats Generaux. Forum ini bermaksud untuk mendengar usulan rakyat dr tiga golongan, terkait dgn kondisi yg ada. Meskipun berjumlah besar, usulan rakyat sebagai etats tatkala sering diabaikan oleh raja & kedua etats yang lain. Assemblee Nationale (Majelis Nasional) dibuat pada tahun 1789, melepaskan diri dr Etats Generaux. Gerakan ini kemudian meningkat kian radikal dlm menentang golongan elit
Proses Terjadinya Revolusi Perancis
1. Masa Dewan Konstituante (1789 – 1791)
Majelis Nasional serta mengeluarkan Surat Keputusan 17 Juni yg kemudian ditolak oleh raja & meminta Majelis Nasional bubar. Majelis Nasional menolak bubar sebelum konstitusi terbentuk & menamakan diri mereka Constituante. Louis XVI mundur ke Versailles dijaga oleh sekitar 20.000 prajurit. rakyat Paris yg murka dgn sikap raja kemudian menyerbu penjara Bastille. Penjara ini dianggap sebagai symbol kekuasaan sewenang-wenang. Ini adalah kerusuhan pertama yg terjadi di Perancis.
Dewan Konstituante terus berupaya merancang konstitusi, hingga alhasil pada tanggal 27 Agustus 1789 diumumkan Declaration des Droits de I’homme et du citoyen ( pernyataan hak-hak asasi manusia & warga negara ) yg menjadi dasar penyusunan konstitusi Perancis. Konstitusi Perancis disahkan oleh Louis XVI & Perancis menjadi Monarki Konstitusional. Raja kehilangan sebagian besar kekuasaannya & wajib mendiskusikan kebijakan bareng dgn Majelis Legislatif yg terpilih.
2. Masa Legislatif (1791 – 1792)
Setelah konstitusi Perancis disahkan & Perancis menjadi Kerajaan Konstitusional, Constituante kembali berfungsi sebagai lembaga legislatif. Namun rakyat belum merasakan adanya perbaikan nasib, timbul kekecewaan kepada bentuk yg gres & menghendaki bentuk Negara republik. Hal ini dikarenakan kekuasaan di samping raja dikuasai oleh kelompok borjuis. Louis XVI yg merasa terancam kemudian berupaya melarikan diri ke Varennes. Rakyat menganggap ini sebuah pengkhianatan & menenteng raja kembali ke Paris. Situasi ini menjinjing Koalisi Austria-Prussia pada 1792 berperang dgn Perancis. Tujuan serangan ini yakni untuk merusak Revolusi Perancis yg dianggap berbahaya bagi negara sewenang-wenang, tetapi serangan ini berhasil dipatahkan. Perancis pun beralih ke pemerintahan baru yg disebut Konvensi Nasional, dimana pimpinan ada di tangan rakyat.
3. Masa Konvensi Nasional (1792 – 1795)
Bentuk kerajaan Perancis dihapuskan & diubah menjadi republic. Kekuasaan legislative dikuasai oleh Konvensi, sementara kekuasaan eksekutif dipegang Komite Keamanan Publik. Ancaman dr Prussia terkait dgn penggulingan monarki dianggap sebagai bentuk persekongkolan Louis XVI & monarki di Eropa. Tanggal 21 Januari 1793 Louis XVI dihukum mati, namun situasi Perancis tak membaik. Maximilian Robespierre & merebut pemerintahan & menegakkan pemerintahan diktator. Masa ini disebut Pemerintahan Teror di mana puluhan ribu orang dieksekusi dgn tuduhan kontrarevolusi tanpa pengadilan yg sesuai. Golongan Jacobin yg banyak dieksekusi oleh Robespierre yg menjatuhkan Robespierre & mengeksekusinya pada 27 Juli 1794. Tampuk kepemimpinan beralih dgn peresmian Direktori sesuai Konstitusi baru pada Agustus 1795.
4. Masa Direktori (1795 – 1799)
Untuk menanggulangi keadaan yg semakin memburuk, kaum borjuis membentuk Dewan Pimpinan Pusat bidang eksekutif yg terdiri atas lima orang direktur yg berniat menawarkan citra perihal pemerintahan yg demokratis untuk menangani keadaan. Kekuasaan baru ini berhadapan dgn royalis & oposisi dr Jacobin radikal yg tersisa. Pemberontakan terjadi melawan direktori untuk menegakkan kembali monarki. Rakyat perancis mengharapkan seorang pemimpin yg kokoh. Napoleon Bonaparte kemudian mencuat sebab keberhasilannya mempertahankan kedamaian di Perancis dlm rangka membangun negara gres yg demokratis. Kemenangan demi kemenangan yg diraih dlm banyak sekali ekspedisi militernya di bawah perintah direktori utamanya melawan Austria & Prussia. Napoleon mampu memperpanjang nafas republic gres di tengah kepungan monarki Eropa yg takut akan penyebaran gagasan-ide kontra monarki yg berhasil di Perancis.
5. Tumbangnya Revolusi Perancis
Kekuasaan Napoleon berkembang semakin besar memunculkan ambisinya untuk menggantikan kekuasaan. Napoleon kemudian melakukan kup dgn membentuk pemerintahan konsulat. Ia mengangkat dirinya selaku konsul tingkat satu yg merupakan kepala pemerintahan. Peristiwa ini dinamakan dgn Revolusi Brumaire yg dilancarkan pada 9 November 1799. Republik Perancis memang belum resmi runtuh, tetapi Napoleon menegakkan pemerintahan yg lebih otoritarian & sentralistik. Termasuk melancarkan pertempuran melawan koalisi monarki Eropa selama bertahun-tahun. Napoleon Bonaparte kemudian mengangkat diri menjadi Kaisar pada tahun 1804, menuntaskan masa republikan Perancis. Meski begitu, Napoleon membentuk lembaga-lembaga jangka panjang yg akan dipergunakan oleh Perancis terbaru setelah kekacauan pasca revolusi selsai.
Dampak Revolusi Perancis
Revolusi Perancis merupakan serpihan yg sungguh penting dlm sejarah Perancis, Eropa, & Dunia. Peristiwa ini menenteng dampak yg kekal dlm memperkenalkan pemikiran -gagasan demokrasi & perlawanan kepada monarki sewenang-wenang di seluruh dunia.
Dampak Bidang Politik
Bidang politik pastinya ialah kepingan terpenting yg berganti dlm Revolusi Perancis. Perubahan struktur politik dr monarki adikara menuju republik yakni pergeseran pertama di Eropa. Menjadi bahan bakar gres bagi pemikiran -ide kesetaraan, paham demokrasi, & adanya lembaga-lembaga yg bisa menunjang kehidupan penduduk Perancis. Kondisi ini memunculkan kemungkinan adanya pergantian dr monarki yg di banyak tempat menyebabkan ketidakadilan. Secara politis, Revolusi Perancis mempunyai pengaruh pada penyebaran paham liberal ke seluruh dunia termasuk Indonesia.
Dampak Bidang Ekonomi
Revolusi Perancis pula menenteng pergantian di bidang ekonomi, salah satunya adalah penghapusan peraturan jual beli & pembentukan tata cara metrik (decimal) yg kemudian disepakati selaku metode internasional dlm berbagai ukuran fisik. Adanya tata cara yg bersifat global ini pastinya memperlihatkan pengaruh yg sungguh positif dlm pergerakan perdagangan internasional. Keuntungan ekonomi yg dimiliki gereja untuk menguasai tanah pula dihapus, petani diberikan hak tersebut sehingga dapat mengembangkan pemasukan.
Dampak Bidang Sosial
Dampak sosial yg paling dinikmati adalah menghilangnya stratifikasi sosial serta adanya persamaan hak & kewajiban selaku warga negara. Semboyan Egalite, Fraternite, Liberte yg mempunyai arti Kebebasan, Keadilan, & Persaudaraan menjadi dasar bagi terwujudnya kesetaraan bagi seluruh warga negara Perancis.
Pengaruh Revolusi Perancis Bagi Indonesia
Revolusi Perancis berefek besar bagi Indonesia, utamanya dgn adanya pembubaran VOC pada tahun 1799. Hal ini bersama-sama dgn munculnya Republik Bataaf yg menggantikan pemerintahan colonial di Hindia-Belanda. Meski status penjajahan masih berjalan, perubahan mirip masuknya modal swasta, disusunnya UU Agraria tahun 1870, penentangan cultuurstelsel oleh golongan liberal, serta adanya Politik Etis pada permulaan periode ke-20 merupakan pengaruh jangka panjang dr Revolusi Perancis. Ide-ide liberalisme menentang kolonialisasi yg disamakan dgn penjajahan monarki atas penduduk yg terjadi di masa lampau.
Sementara bagi tumbuhnya negara Indonesia gres, Revolusi Perancis memperkenalkan paham demokrasi, nasionalisme, & persatuan. Terlebih pasca Politik Etis, penduduk pribumi Hindia-Belanda berlomba-kontes untuk merealisasikan adanya negara gres yg berdaulat & bebas dr penjajahan Belanda. Termasuk salah satunya melalui perlawanan dewan legislatif dlm Volkskraad dlm rangka merealisasikan revolusi kemerdekaan yg berlandaskan demokrasi.
Kontributor: Noval Aditya, S.Hum.
Alumni Sejarah FIB UI
Materi Sejarah lainnya di Sosiologiku.com: