Sejarah Hindu-Buddha, Teori, Macam Kerajaan, dan Peninggalannya di Indonesia

Pada periode sebelum kekuatan Eropa Barat mampu mengontrol tanah & perairan Asia Tenggara, tak ada Indonesia. Kepulauan Indonesia terdiri atas ribuan pulau & perkebunan yg diperintah oleh banyak sekali kerajaan & kekaisaran, kadang kala hidup dlm koeksistensi hening sementara pada saat yg lain saling berperang satu sama lain. Kepulauan yg luas ini tak mempunyai rasa kesatuan pada proses sosial & politik yg dimiliki Indonesia dikala ini. Indonesia merupakan negara yg memiliki sejarah Indonesia yg kaya, beragam, & dinamis.

Untuk sebagian besar kala pertengahan sebelum negara-negara Eropa mulai tiba ke “Kepulauan Rempah-rempah”, kepulauan itu didominasi oleh kerajaan Hindu & Budha yg sudah dibuktikan dgn banyak peninggalan-peninggalan sejarah tersebut.

Sejarah Hindu-Budha

Jaringan perdagangan terintegrasi, bagaimanapun, berkembang di Indonesia mulai dr permulaan sejarah Asia. Terhubung dgn jaringan perdagangan yakni aset penting bagi sebuah kerajaan untuk memperoleh kekayaan & komoditas, yg diperlukan untuk menjadi kekuatan yg berpengaruh.

Tetapi makin global jaringan jual beli ini di kepulauan itu, kian banyak dampak aneh yg masuk; sebuah kemajuan yg pada akhirnya akan mengarah ke negara kolonial. Keberadaan sumber tertulis inilah yg memisahkan sejarah dr prasejarah.

Karena beberapa sumber tertulis yg berasal dr sebelum 500 M telah dilestarikan, sejarah Indonesia dikala ini dimulai agak telat. Diasumsikan bahwa sebagian besar goresan pena dilakukan pada bahan yg mudah rusak & – dlm variasi dgn iklim lembab tropis & patokan teknik konservasi berkualitas rendah pada ketika itu.

Hal itu memiliki arti bahwa sejarawan harus mengandalkan prasasti pada batu & mempelajari sisa-sisa kuil antik. untuk melacak sejarah paling permulaan nusantara. Kedua pendekatan ini memperlihatkan berita mengenai struktur politik usang lantaran literatur & konstruksi kuil adalah pola dr budaya tinggi yg ditawarkan untuk elit penguasa.

Suatu hal yg luar biasa terkait dgn sejarah Indonesia yaitu bahwa ia biasanya berpusat di belahan barat kepulauan (khususnya di pulau-pulau Sumatra & Jawa). Karena sebagian besar belahan timur kepulauan berada di pinggiran kegiatan ekonomi sepanjang sejarah (terletak jauh dr jalur jual beli utama).

Pengertian Sejarah Hindu-Budha di Indonesia

Sejarah Hindu-Budha merupakan serangkaian makna sejarah yg berhubungan dgn masuknya imbas & berkembangnya agama Hindu-Budha di Indonesia yg kemudian menimbulkan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Budha di Indonesia.

Perkembangan kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia terjadi lantaran adanya kekerabatan jualan dgn negara-negara tetangga maupun negara yg lebih jauh seperti India, Tiongkok, & wilayah Timur Tengah.

Teori Sejarah Hindu-Budha di Indonesia

Berikut ini beberapa teori yg berhubungan dgn masuknya pengaruh Hindu-Budah di Indoensia, antara lain:

  1. Brahmana

Teori Brahmana dikemukakan oleh J.C.Van Leur. ia berpendapat bahwa pemikiran agama Hindu-Budha di Indonesia dikembangkan oleh para kaum Brahmana (golongan pemuka agama) dr negeri India.

Hal itu disokong oleh penemuan-inovasi prasasti di Indonesia yg nyaris seluruhnya menggunakan huruf Pallawa atau Sansakerta. Karena di India sendiri, karakter & bahasa Pallawa maupun Sansakerta cuma dikuasai oleh kaum Brahmana.

Selain prasasti, bukti pengaruh kaum Brahmana kepada berkembangnya Hindu-Budha di Indonesia bisa dilihat dr kebiasaan fatwa Hindu di Indonesia nyaris sama dgn pemikiran Hindu di India. Dalam pedoman Hindu di India, pengajaran agama yg baik & benar hanya boleh dijalankan oleh kaum Brahmana, karena mereka mempunyai ilmu yg cukup untuk menyebarkannya.

  Sejarah PersetujuanGiyanti Yang Membelah Jawa

Para kaum Brahmana yg berasal dr India diundang oleh para ketua suku di Indonesia untuk meningkatkan & mengajarkan pemikiran agama Hindu-Budha di Indonesia, yg tatkala itu di Indonesia masih menganut keyakinan animism atau dinamisme.

  1. Waisya

Teori waisya dikemukakan oleh N.J.Kroom. ia ini beropini bahwa masuknya fatwa agama Hindu-Budha di Indonesia dibawa & meningkat lantaran adanya tugas dr penganut agama dr golongan Waisya (pedagang) yg merupakan dominan penduduk di India. Para pedagang tersebut selain berdagang di Indonesia, pula berbagi paham agama Hindu-Budha di Indoesia.

Ketika itu, pelayaran masih sangat ditentukan oleh animo angin atau tidak. Apabila demam isu angin tak ada, maka para pedagang dr India tak dapat kembali ke daerahnya dgn memakai kapal-kapal.

Oleh alasannya adalah itu, mereka menetap sementara di wilayah nusantara sampai demam isu angin tiba. Salah satu acara mereka tatkala menetap ialah berbagi pada penduduk pribumi pemikiran agama Hindu-Budha.

  1. Ksatria

Teori ini dikemukakan oleh C.C.Berg, Mookerji, & J.L.Moens. Mereka berpendapat bahwa anutan agama Hindu & Budha di Indonesia dibawa oleh kaum golongan ksatria. Hal tersebut tak dapat dilepaskan dr sejarah kemajuan agama Hindu Budha di India. Tatkala itu, di India terjadi kudeta antara golongan penguasa kerajaan di India.

Akibatnya, para golongan ksatria yg kalah perang harus melarikan diri ke daerah-daerah lain, tanpa terkecuali Indonesia. Di Indonesia sendiri, mereka berupaya untuk mendirikan kalangan-golongan yg pada risikonya mendirikan suatu kerajaan yg bercorak Hindu-Budha. Dalam perkembangannya, mereka pun berbagi ajraan agama Hindu-Budha pada arti masyarakat setempat tempat kerajaan itu berdiri.

  1. Arus Balik (Nasional)

Teori ini dikembangkan oleh F.D.K Bosch. Dia beropini bahwa penyebaran agama Hindu-Budha di Indonesia tak bisa dilepasakan dr adanya pastisipasi aktif penduduk Nusantara dlm membuatkan aliran ini.

Ketika pertama kali dikembangkan oleh para pemuka agama Hindu-Budha dr negeri India, mereka kepincut & pada jadinya berupaya mempelajari ajaran tersebut ke negeri asalnya, yaitu India.

Para penduduk setempat berangkat ke India untuk mempelajari pribadi fatwa-anutan yg diterapkan di dlm agama Hindu-budha. Tatkala dirasa sudah cukup, maka mereka kemudian pulang ke Indonesia & menyebarkan pedoman yg telah mereka dapatkan dgn penduduk yang lain.

  1. Sudra

Teorin ini dikemukakan oleh van Faber. ia beropini bahwa fatwa agama Hindu-Budha dikembangkan di Indonesia dilaksanakan oleh kaum Sudra (budak) yg bermigrasi dr India ke Indonesia untuk mencari penghidupan & kehidupan yg pantas. Selain itu, mereka pula mengembangkan aliran agama Hindu-Budha pada mayarakat local di Indoensia.

Macam Kerjaan Hindu-Budha & Peninggalannya di Indonesia

Berikut ini kerajaan-kerajaan Hindu-Budha di Indonesia beserta peninggalan-peninggalannya, antara lain:

Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai yakni kerajaan bercorak Hindu pertama kali di Indonesia yg terletak di lembah Sungai Mahakam, tepatnya Kalimantan Barat & didirikan pada periode 5 Masehi. Sumber sejarah Kerajaan Kutai bisa dimengerti sesudah ditemukannya suatu prasasti di suatu wilayah Kutai, karenanya orang-orang menyebutnya kerajaan Kutai berdasarkan daerah tersebut.

Prasasti itu berjulukan Yupa, yg jumlahnya ada 7. Ini sekaligus menjadi sumber sejarah yg sungguh penting sebab memuat sejarah Kerajaan Kutai, utamanya terkait nama-nama raja & silsilahnya. Prasasti tersebut ditulis dgn memakai bahasa Sanskerta & berhuruf Pallawa.

  Sejarah Perang Bubat Antara Majapahit Dan Pajajaran

Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan bercorak Hindu yg berkembang sejak kurun 5 Masehi yg terletak di kawasan Jawa Barat. Tatkala itu wilayah kekuasaannya sudah membentang Jawa Barat dr Cirebon hingga Jakarta.

Rajanya sekaligus pendiri kerajaan Tarumanegara yakni Raja Purnawarman. Dalam beberapa sumber, Raja Purnawarman digambarkan seorang raja yg baik hati & merakyat. Raja Purnawarman selalu mengamati kemakmuran rakyatnya & sering menunjukkan hadiah berbentuklembu.

Akan namun, pada periode ke 7 Kerajaan Tarumanegara runtuh lantaran diserang oleh kerajaan Sriwijaya. Peninggalan-peninggalan sejarah dr kerajaan Tarumanegara diantaranya yakni Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor); Prasasti Pasir Kaleangkak; Prasasti Pasir Awi; Prasasti Kebon Kopi; Prasasti Cidangiang Lebak; Prasasti Tugu; Prasasti Muara Cianten.

Kerajaan Holing/Kalingga

Kerajaan Holing atau kalingga merupakan kerajaan bercorak Budha yg bangun pada era ke 6 Masehi tepatnya terletak di  Jepara Jawa Tengah. Kerajaan Holing didirikan & dipimpin oleh Ratu Sima, seorang raja perempuan yg adil & menjunjung tinggi nilai kejujuran.

Dalam literatur & sumber sejarah dikatakan bahwa kerajaan Holing sangat kaya, beberapa produksinya yg paling berlimpah berupa emas, perak, cula, gading, penyu & rakyatnya rata-rata berakal menciptakan minuman dr kelapa.

Kerajaan Melayu

Kerajaan Melayu merupakan kerajaan paling renta di Indonesia utamanya di kawasan Sumatera. Sebelumnya kerajaan tersebut pernah dikuasai oleh kerajaan Sriwijaya kemudian merdeka lagi.

Literatur yg menceritakan eksistensi Kerajaan Melayu tercantum di kitab Negarakertagama & Paraton yg berisi wacana jalinan persahabatan antara kerajaan Singasari & kerajaan Melayu.

Beberapa raja yg pernah memimpin kerajaan Melayu ialah Raja  Adityawarman yg merupakan keturunan kerajaan Majapahit. Wilayah kekuasaannya meliputi Pagarruyung, Sumatra Barat, & Minangkabau. Peninggalan dr kerajaan Melayu ialah candi Muara Takus. Dilihat dr corakn candi tersebut diterangkan bahwa kerajaan Melayu menganut agama Budha.

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar di Indonesia yg bercorak Budha. Kerjaan ini ada semenjak abad 7 Masehi yg terletak di Sumatera. Kerajaan ini sungguh besar lantaran wilayah kekuasannya nyaris seluruh wilayah Nusantara & beberapa negara sekitar.

Wilayah taklukannya meliputi tepian Sungai Musi di Sumatra Selatan sampai ke Selat Malaka (yang merupakan jalur jual beli India – Cina pada saat itu), Selat Sunda, Selat Bangka, Jambi, & Semenanjung Malaka.

Kerajaan Sriwijaya mempunyai daerah perdagangan yg luas & sukses menjalin relasi jual beli dgn beberapa kerajaan misalnya Kerajaan Benggala & Colamandala, kerajaan dr India. Beberapa barang yg di ekspor contohnya Gading, kulit, & jenis binatang sedangkan untuk impornya yakni kain sutra, permadani, porselin.

Nama raja-raja yg pernah memerintah kerajaan Sriwijaya, diantaranya yakni: Dapunta Hyang (Pendiri kerajaan); Balaputradewa; Sanggrama Wijayatunggawarman. Raja yg paling populer ialah Raja Balaputra yg mengirimkan Kerajaan Sriwijaya pada masa kejayaannya.

Peninggalan sejarah dr kerajaan Sriwijaya yaitu diantaranya yakni: Prasasti Kedukan Bukit; Prasasti Talang Tuo; Prasasti karang Berahi; Prasasti Telaga Batu; Prasasti Ligor. Semua prasasti tersebut ditulis dgn memakai bahasa Melayu Kuno & karakter Palawa.

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno atau kerajaan Medang merupakan kerajaan bercorak Budha yg bangkit pada era 8 Masehi di Jawa Tengah. Selama berdirinya kerajaan tersebut ada beberapa dinasti yg pernah berkuasa diantaranya yaitu  Dinasti Sanjaya, Dinasti Syailendra, & Dinasti Isana.

Kerajaan Mataran Kuno sebetulnya terbagi menjadi 2 yakni, di Jawa Tengah & Jawa Timur. Kerajaan ini berdiri di Jawa Timur setelah Mpu Sendok memindahkan ibukota yg semula berada di Jawa Tengah ke Jawa Timur. Baru kemudian muncullah dinasti gres yg dinamakan Dinasti Isana.

  10 Candi Peninggalan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram antik sendiri merupakan kerajaan yg tertutup baik dengan-cara politik maupun motif ekonomi sehingga sukar meningkat . Akan namun, kerajaan ini meraih masa kejayaannya pada tatkala masyarakat pedesaan dibebaskan dr pajak, & relasi lalu lintas sungai tanpa gangguan. Peninggalan sejarah kerajaan Mataram Kuno diantaranya yakni: Candi Sewu; Candi Borobudur; Candi Arjuna; Candi Bima.

Kerajaan Kediri

Kerajaan Kediri merupakan kerajaan bercorak Budha yg merupakan pecahan dr kerajaan Airlangga & terletak di kota Daha (Kediri) Jawa Timur. Kerajaan ini bangkit pada tahun 1042 Masehi.

Berdasarkan pada prasasti Mahasubya, kitab Negarakertagama & kitab Calon Arang disebutkan bahwa terjadinya peperangan kerabat setelah raja utama yaitu Airlangga meninggal.

Kedua putranya yakni raja Mapanji Garasakan & Janggala masing-masing memperoleh wilayah kekuasaan. Raja Mapanji Garasakanlah yg pada jadinya mendirikan kerajaan Kediri. Kata “Kediri” sendiri berasal dr Bahasa Sanskerta “Khadri” yg artinya pohon mengkudu.

Raja-raja yg pernah memerintah Kerajaan Kediri yakni: Raja Jayabaya; Raja Sarweswara; Raja Kameswara; Raja Kertajaya. Adapun peninggalan sejarah Kerajaan Kediri yg kebanyakan berbahasa Sansekerta, diantaranya yaitu:

  1. Kakawin Bhratayuddha ditulis oleh Mpu Sedah
  2. Kakawin Harinwangsa ditulis oleh Mpu Panuluh
  3. Ghatotkachasraya ditulis oleh Mpu Panuluh
  4. Kakawin Smaradahana ditulis oleh Mpu Dharmajaya
  5. Sumansantaka ditulis oleh Mpu Monaguna
  6. Kresnayana ditulis oleh Mpu Triguna
  7. Arca Buddha Vajrasattva

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Majapahit merupakan kerajaan paling besar di Indonesia yg berpusat di kawasan Jawa Timur. Kerajaan Majapahit didirikan pada tahun 1293 Masehi & mengalami keruntuhan pada tahun 1500 Masehi.

Wilayahnya kekuasannya sungguh luas. Beberapa wilayah yg pernah ditaklukkannya terhampar di Jawa, Sumatra, Semenanjung Malaya, Kalimantan, sampai Indonesia timur. Kerajaan Majapahit sendiri menganut agama Hindu & Budha.

Raja-raja yg pernah berkuasa selama berdirinya kerajaan Majapahit, diantaranya yakni: Raden Wijaya; Kalagamet; Sri Gitarja; Hayam Wuruk; Wikramawardhana; Suhita; KertaWijaya; Rajasawardhana; Purwawisesa; Bhre Pandansalas; Bhre Kertabumi; Girindrawardhana; Patih Udara.

Peninggalan sejarah yg berasal dr Kerajaan Majapahit diantaranya yaitu: Candi Sukuh; Candi Cetho; Candi  Gapura Bajang Bat;  Gapura Brahu; Candi Tikus; Candi Surawarna; Kolam Segaran; Situs Lantai Segi Enam; Reco Lanang; Api Abadi Bekucuk; Prasasti Gunung Butak; Prasasti Gajah Mada, & lain-lain.

Kerajaan Bali 

Kerajaan Bali merupakan kerajaan bercorak Hindu yg terletak di Pulau Bali & sudah berdiri semenjak tahun 914 Masehi. Terdapat beberapa dinasti yg pernah memerintah selama berdirinya kerajaan tersebut.

Raja-raja yg pernah berkuasa untuk memerintah Kerajaan Bali diantaranya yakni: Sri Kesari Warmadewi; Ratu Sri Ugrasena;Tabanendra Warmadewa; Jayasingha Warmadewa; Jayashadu Warmaewa; Sri Wijaya Mahadewi; Dharma Udayana Warmadewa; Maraka; Anak Wungsu; Jaya sakti; Bedahulu.

Peninggalan sejarah Kerajaan Bali diantaranya yaitu: Prasasti Blanjong; Prasasti Gunung Panulisan; Prasasti Panglapuan; Candi Padas di Gunung Kawi; Pura Agung Besakih; Candi Mengening; Candi Wasan; Prasasti-prasasti peninggalan Anak Wungsu.

Kerajaan Singasari 

Kerajaan Singasari merupakan kerajaan bercorak Hindu yg terletak di Jawa Timur, tepatnya di Malang. Kerajaan ini diresmikan oleh Ken Arok di abad ke 10 atau sekitar tahun 1222 Masehi. Selain Ken Arok raja-raja yang lain yg pernah berkuasa diantaranya yakni: Ken Arok; Anusapati; Tohjaya; Ranggawuni Wisnuwardhana; Kertanegara.

Peninggalan sejarah Kerajaan Singasari diantaranya yaitu: Candi Singasari; Candi Jago; Candi Sumberawan; Arca Dwarapala; Prasasti Singasari; Candi Jawi; Prasasti Wurare; Candi Kidal.

Itulah tadi penjelasan serta pengulasan dengan-cara lengkap pada segenap pembaca terkait dgn sejarah Hindu-Buddha, teori, macam kerajaan, & beragam jenis peninggalan-peninggalannya yg ada di Indonesia. Semoga melalui materi ini bisa menawarkan pengetahuan serta memperbesar pengetahuan bagi segenap pembaca sekalian. Trimakasih,