Sejarah Islam, Teori, Macam Kerajaan, dan Peninggalannya di Indonesia

Indonesia mempunyai populasi Muslim terbesar dr semua negara di dunia. Jumlah penduduk Muslim saat ini diperkirakan sekitar 207 juta orang, yg sebagian besar menganut Islam Sunni. Jumlah besar ini menyiratkan bahwa sekitar 13 persen dr jumlah total Muslim di dunia tinggal di Indonesia, sehingga memperlihatkan bahwa Indonesia memiliki populasi mayoritas Muslim yg jelas.

Namun terlepas dr mayoritas Muslim ini, negara ini bukan merupakan negara Muslim atau Islam berdasarkan hukum Islam.Terdapat beberapa teori dlm arti sejarah yg menjelaskan ihwal bagaimana masuknya Islam ke Indonesia, yg kemudian memunculkan bermacam-macam Kerajaan Islam di Nusantara dgn peninggalan masing-masing.

Sejarah Islam di Indonesia

Kehadiran Muslim abnormal di Indonesia, bagaimanapun, tak memperlihatkan tingkat signifikan konversi lokal atau pembentukan negara-negara Islam lokal. Bukti paling terpercaya dr penyebaran permulaan Islam di Indonesia berasal dr prasasti pada batu nisan & sejumlah akun pelancong.

Batu nisan yg tertulis paling awal yaitu tertanggal 475 AH (1082 M), walaupun milik seorang Muslim non-Indonesia, ada keraguan apakah batu itu dimuat ke Jawa di lain waktu. Bukti pertama kali masuknya Muslim Indonesia berasal dr Sumatera Utara.

Marco Polo, dlm perjalanan pulang dr Cina pada 1292, melaporkan setidaknya satu kota Muslim; & bukti pertama dr dinasti Muslim yaitu kerikil nisan, bertanggal AH 696 (1297 M), dr Sultan Malik al Saleh, yg menjadi Raja Muslim pertama Kesultanan Samudera Pasai, dgn watu nisan lebih lanjut memperlihatkan berlanjutnya kekuasaan Islam.

Kehadiran mazhab Syafi’i, yg kemudian mendominasi Indonesia, dilaporkan oleh Ibn Battuta, seorang musafir Maroko, pada tahun 1346. Dalam catatan perjalanannya, Ibnu Batutah menulis bahwa penguasa Samudera Pasai ialah seorang Muslim yg melaksanakan peran keagamaannya dgn semangat tertinggi. Aliran gagasanyg ia gunakan yaitu Al-Shafi‘i dgn kebiasaan yg serupa dgn yg ia lihat di India.

Pengertian Sejarah Islam di Indonesia

Sejarah Islam di Indonesia merupakan sejarah masuk & menyebarnya agama Islam di Nusantara, yg didukung oleh beberapa teori. Penyebaran agama Islam di Indoensia tak dilakuakan dgn paksa atau dgn penaklukan mirip yg banyak terjadi di Timur Tengah, Asia Tengah & India.

Penyebaran agama Islam dikerjakan dengan-cara damai. Orang-orang setempat mendapatkan Islam dengan-cara bertahap & tak dipaksa untuk meninggalkan agama asli mereka sehingga Islam bergabung & hidup berdampingan dgn Budha & Hindu & agama tradisional.

Hasilnya adalah bentuk hybrid Islam yg unik untuk Indonesia & berbeda dr bentuk yg didapatkan di Timur Tengah & Asia Tengah.

Teori Masuknya Islam di Indonesia

Berikut ini teori-teori yg berhubungan dgn masuknya agama Islam ke Indoensia, antara lain:

  1. Teori Gujarat

Teori gujarat dikemukakan oleh S. Hurgronje & J. Pijnapel. Menurut teori ini agama & kebudayaan Islam dibawa oleh para penjualdr kawasan Gujarat, India yg berlayar melalui selat Malaka.

Teori ini menerangkan bahwa Islam masuk ke Nusantara sekitar abad ke 13, lewat adanya kontak dgn para pedagang & kerajaan Samudera Pasai yg menguasai selat Malaka pada saat itu. Teori ini diperkuat oleh adanya penemuan makam Sultan Samudera Pasai, Malik As-Saleh pada tahun 1297 yg bercorak Gujarat.

  1. Teori Persia
  Sejarah Ka’Bah Di Saudi Arabia Dari Masa Ke Periode

Teori ini dikemukakan oleh Umar Amir Husen & Hoesein Djadjadiningrat, yg beropini bahwa Islam masuk ke Nusantara lewat para penjualyg berasal dr Persia, bukan dr Gujarat. Persia merupakan sebuah kerajaan yg dikala ini kemungkinan besar berada di Iran.

Teori ini tercetus alasannya adalah pada permulaan masuknya Islam ke Nusantara di kala ke 13, pemikiran yg marak tatkala itu merupakan ajaran Syiah yg berasal dr Persia. Selain itu, terdapat beberapa kesamaan tradisi Indonesia dgn Persia dianggap sebagai salah satu penguat.

Misalnya yaitu perayaan 10 Muharam Islam-Persia yg serupa dgn upacara peringatan berjulukan Tabuik/Tabut di beberapa wilayah Sumatera (Khususnya Sumatera Barat & Jambi).

  1. Teori Cina

Teori Cina dikemukakan oleh Slamet Mulyana & Sumanto Al Qurtuby. Mereka berdua berpendapat bahwa bantu-membantu kebudayaan Islam masuk ke Nusantara melalui adanya mediator dr penduduk muslim Cina. Menurut teori ini, migrasi masyarakat muslim China dr Kanton ke Nusantara, terutama Palembang pada kurun ke 9 menjadi permulaan mula masuknya budaya Islam ke Nusantara.

Hal tersebut diperkuat dgn adanya bukti bahwa Raden Patah (Raja Demak) merupakan keturunan China, penulisan gelar raja-raja Demak dgn istilah China, & catatan yg menyebutkan bahwa pedagang China lah yg pertama menduduki pelabuhan-pelabuhan di Nusantara.

  1. Teori Mekkah

Menurut teori ini, masuknya Islam ke  Nusantara dibawa langsung oleh para musafir dr Arab yg mempunyai semangat untuk berbagi Islam ke seluruh dunia pada abad ke 7. Hal tersebut diperkuat dgn adanya sebuah perkampungan Arab di Barus, Sumatera Utara yg dikenal dgn nama Bandar Khalifah.

Selain itu, di Samudera Pasai mahzab yg terkenal merupakan mahzab Syafi’i. Mahzab tersebut pula terkenal di Arab & Mesir pada kala itu. Kemudian yg terakhir ialah digunakannya gelar Al-Malik pada raja-raja Samudera Pasai mirip budaya Islam di Mesir. Teori inilah yg paling benyak memperoleh pinjaman dr para tokoh seperti, Van Leur, Anthony H. Johns, T.W Arnold, & Buya Hamka.

Macam Kerajaan Islam di Indonesia & Peninggalannya

Berikut ini kerajaan-kerajaan Islam yg pernah ada di Indonesia beserta peninggalannya, antara lain:

  1. Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudara Pasai berdiri pada masa ke 13 M. Pendirinya ialah Sultan Malik Al Saleh. Kerajaan Samudera Pasai terletak di Aceh Utara tepatnya di kabupaten Lhokseumawe. Pada tahun 1326 dikala Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Sultan Malik Al Tahir, diberlakukanlah koin emas selaku mata uang kerajaan Samudera Pasai.

Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai diantaranya yakni Cakra Donya , Naskah Surat Sultan Zainal Abidin , Makam Sultan Malik al Saleh, Makam Zain al-Abidin Malik az-Zahir, stempel Kerajaan Samudra Pasai, Makam Ratu Al-Aqla.

  1. Kerajaan Aceh Darusaalam

Kerajaan Aceh Darussalam berdiri pada tahun 1514 yg dipimpin oleh Sultan Ibrahim. Beliau adalah raja pertama Kerajaan Aceh Darusalam yg memimpin selama 10 tahun. Kerajaan Aceh Darussalam dulunya terletak di tempat yg kini dinamakan Aceh Besar. Masa kejayaan Kerajaan Aceh pada tahun 1607-1636 dibawah kepemimpinan Sultan Iskandar Muda.

Salah satu peninggalan Kerajaan Aceh Darussalam yg paling populer adalah Masjid Raya Baiturrahman. Peninggalan lainnya yakni berbentukBenteng Indrapatra, Gunongan, Makam Sultan Iskandar Muda, Mariam Kerajaan Aceh Darussalam, & duit emas Kerajaan Aceh Darussalam.

  1. Kerajaan Demak
  Sejarah KesepakatanAqabah Pertama Dan Kedua

Kerajaan Demak yaitu Kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa yg berdiri pada tahun 1478 dibawah pimpinan Raden Patah. Pada tahun 1507 Raden Patah digantikan oleh putranya yaitu Pati Unus yg mendapat julukan selaku Pangeran Sabrang Lor. Julukan tersebut diberikan lantaran keberaniannya dlm melawan Portugis di Malaka.

Peninggalan sejarah Kerejaan Demak diantaranya yaitu Masjid Agung Demak, Pintu Bledek, Soko Tatal & Soko Guru, Bedug, Kentongan, Situs Kolam Wudhu, Makrusah, Dampar Kencana, Piring Campa.

  1. Kerajaan Islam Pajang

Kerajaan Pajang didirikan Jaka Tingkir atau Sultan Adi Wijaya pada tahun 1568. Setelah kematiannya pada tahun 1582, kepemimpinan dilanjutkan oleh  putranya yg bernama Pangeran. Hingga kehancuran pun terjadi tatkala Pengeran Benowo menyerahkan tahta pada kerabat angkatnya yg bernama Sutowijoyo.

Peninggalan sejarah Kerajaan Islam Pajang diantaranya yaitu Masjid Laweyan, Makam para aristokrat, Bandar Kabanaran, Pasar Lweyan, & Kesenian batik

  1. Kerajaan Islam Mataram

Kerajaan Islam Mataran diresmikan oleh Sutowijoyo pada tahun 1586. Letaknya yakni di Kotagede, sebelah tenggara Kota Yogyakarta. Setelah Sutowijoyo wafat pada tahun 1601, dipilihlah Mas Jolang atau Panembahan Seda ing Krapyak. Kerajaan Islam Mataram mengalami masa kejayaan pada masa pemeritahan Mas Rangsang atau Sultan Agung.

Peninggalan sejarah Kerajaan Islam Mataram yakni Kue Kipo. Ada pula peninggalan lain yg berupa Sastra Gendhing karya dr sultan Agung, Tahun Saka, Kerajinan perak, Kalang Obong, Kue Kipo, Batu Datar, Pakaian kyai Gundhil, Gapura Makan Kotagede.

  1. Kerajaan Islam Cirebon

Kerajaan Islam Cirebon diresmikan oleh Raden Fatahillah pada tahun 1522. Pada masa kepemimpinanya kerajaan mengalami masa kejayaan. Setelah wafatnya Raden Fatahilllah pada tahun 1570, dipilihlah putranya, Pangeran Pasarean untuk memimpin. Pada masa kepemimpinannya tersebut Kerajaan Islam dibagi menjadi dua yaitu Kasepuhan & Kanoman.

Peninggalan sejarah dr Kerajaan Islam Cirebon kebanyakan berbentukbangunan keratin, diantaranya yaitu Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan. Selain itu, terdapat Masjid Sang Cipta Rasa serta Masjid Jami Pakuncen. Terdapat beberapa Makam serta Benda Pusaka.

  1. Kerajaan Islam Banten

Kerajaan Islam Banten diresmikan oleh Hasanuddin pada tahun 1552 di Banten. Pada masa kepemimpinannya itulah Kerajaan Banten mengalami masa kejayaan. Setelah Hasanuddin wafat, kemudian digantikan oleh putranya yg berjulukan Pangeran Yusuf. Kerajaan Banten mengalami kemunduran pada masa kepemimpinan Sultan Abdul Muffakir.

Peninggalan sejarah dr Kerajaan Islam Banten, diantaranya yakni Masjid Agung Banten, , Istana Keraton Surosowan Banten, Istana Keraton Kaibon Banten, Benteng Speelwijk, Vihara Avalokitesvara, Danau Tasikardi, Meriam Ki Amuk, Keris Penunggul Naga, Keris Naga Sasra, Mahkota Binokasih.

  1. Kerajaan Islam Banjar

Kerajaan Islam Banjar didirikan oleh Raden Samudra pada tahun 1520, tepatnya di provinsi Kalimantan. Di Kerajaan ini terdapat tokoh ulama yg sangat termashur yaitu Syeh Muhammad Arsyad al-Banjari.

Setelah Raden samudra wafat, tahta kerajaan pun digantikan oleh Sultan Rahmatullah (1545-1570). Peninggalan sejarah Kerajaan Islam Banjar diantaranya yaitu Candi Agung Amuntai & Masjid Sultan Suriansyah.

  1. Kerajaan Sukadana atau Tanjungpura

Kerajaan Tanjungpura pertama kali dipimpin oleh Sultan Muhammad Zainuddin mulai tahun 1665 hingga 1724. Sedangkan Gusti Kesuma Matan atau Giri Mustika atau Sultan Muhammad Syaifuddin/Raden Saradipa/Saradewa yakni raja terakhir yg memimpin Kerajaan Islam Sukadana atau Tanjungpura.

  Perkembangan Nasionalisme Indonesia Dan Latar Belakangnya

Peninggalan sejarah Kerajaan Islam Banjar yaitu Negeri Batu. Negeri Batu sendiri yakni makam tua di kota yg pernah ditempati Kerajaan Sukadana.

  1. Kerajaan Islam Ternate

Kerajaan Islam Ternate diresmikan oleh Sultan Marhum di Maluku Utara. Di Maluku itu sendiri ada 4 Kerajaan yaitu Ternate, Tidore, Obi, & Bacan. Dari keempat kerajaan tersebut, Ternate & Tidore lah yg berkembang dgn cepet lantaran sumber rempah-rempah yg sungguh besar.

Banyak para saudagar yg berdatangan untuk melaksanakan perdagangan di Kerajaan Ternate, & selain bertransaksi jual beli mereka pula membuatkan agama islam. Setelah Sultan Mahrum wafat, kemudian digantikan oleh Sultan Harun, yg kemudian lagi digantikan oleh putranya yg berjulukan Sultan Baabullah.

Peninggalan sejarah Kerajaan Islam Ternate diantaranya yaitu Istana Sultan Ternate, Masjid Jami Sultan Ternate, Makam Tua, tempat berdoa, singgasana. Ada pula, yakni tombak, pedang, senapan, tameng serta goresan pena Raja dlm bahasa Arab.

  1. Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataran Kuno terletak di Jawa Tengah. Kerajaan ini disebut pula Kerajaan Medang, yg merupakan kerajaan bercorak agraris. Masa kejayaan kerajaan ini adalah tatkala dipimpin oleh Sultan Baabullah.

Setelah Sultan Baabulah meninggal pada tahun 1583, kekuasaannya digantikan putanya yg bernama Sahid Barkat. Kemunduran yg dialami oleh Kerajaan Ternate terjadi lantaran tak mampu untuk melawan Spanyol & VOC.

Peninggalan sejarah Kerajaan Mataram Kuno diantaranya yakni Prasasti Canggal, Prasasti Kelurak, Prasasti Muntyasih, Prasasti Sojomerto, Prasasti Tri Tepusan, Prasasti Plumpangan, Prasasti Siwargrha, & lain-lain.

  1. Kerajaan Islam Tidore

Kerajaan Tidore didirikan pada tahun 1801 yg dipimpin oleh raja Muhammad Naqil. Letak kerajaan ini di sebelah selatan Kerajaan Ternate. Islam menjadi agama resmi di Kerajaan Tidore. Hal tersebut disahkan oleh Raja Tidore ke-11 yaitu Sultan Djamalludin, berkat adanya dakwah dr Syekh Mansur dr Arab.

Kerajaan Tidore menjadi pusat jual beli sebab bangsa Eropa, mirip Spanyol, Portugis & Belanda banyak yg melaksanakan transaksi perdagangan. Kerajaan Islam Tidore meraih puncak kejayaan tatkala pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805 M).

Peninggalan sejarah Kerajaan Islam Tidore berupa masakan tradisional, diantarnaya yaitu Lapis Tidore, Kue Bilolo, Kue Kale-kale, Kue Abu, Popeda. Ada pula peninggalan berupa Benteng Torre & Tahula serta Istana Kie,

  1. Kerajaaan Islam Makassar

Di Sulawesi Selatan terdapat beberapa Kerajaan Islam diantaranya yaitu Kerajaan Gowa, Bone, Waju, Luwu, Tallo, & Soppeng. Diantara kerajan-kerajaan tersebut yg paling berkembang pesat cuma Kerajaan Gowa & Tallo karena letak Gowa & Tallo  yg berada ditengah jalur pelayaran yg strategis.

Oleh sebab itu raja kedua Kerajaan tersbeut memutuskan untuk bergabung & mendirikan Kerajaan Islam Makassar dgn raja pertamanya adalah Sultan Alauddin. Kerajaan Islam Makassar gemar menyebarkan dakwah Islam. Puncak kejayaan kerajaan ini yakni pada ketika pemerintahan Sultan Hasanuddin, yg merupakan cucu dr Sultan Alauddin.

Peninggalan sejarah Kerajaan Islam Makassar berupa bangunan serta kompleks pemakaman, misalnya Benteng Ford Ratterdam, Batu Pallantikang, Masjid Katangka, Kompleks Makam Katangka, Makam Syekh Yusuf.

Nah, demikianlah tadi serangkain penjelasan serta pengulasan dengan-cara lengkap pada segenap pembaca terkait dgn sejarah Islam, teori, macam kerajaan, & berbaga jenis peninggalan-peninggalannya di Indonesia. Semoga melalui materi ini bisa menawarkan wawasan serta menambah pengetahuan bagi segenap pembaca. Trimakasih,