Kerajaan Champa (Bahasa Vietnam: Chiêm Thành) merupakan kerajaan Indocina yg sekarang menjadi Vietnam Selatan. Kerajaan ini telah berdiri dr periode ke 2 Masehi sampai era ke 17 Masehi. Kerajaan Champa yg berjaya di masa lalu, kini sudah musnah & hampir tak ada jejak sejarahnya & reruntuhan bangunan ataupun peninggalan dr kerajaan ini nyaris tak berbekas lagi di sana. Meskipun begitu, komunitas penduduk Champa ini masih ada di Vietnam dgn nama Cham Village & masih mengatakan dgn Bahasa Cham yg merupakan Bahasa Austronesia. Tetapi pada jadinya, masyarakat Vietnam pula menyerap budaya Champa yg merupakan campuran dr penduduk Melayu Polynesia & India.
Kerajaan Champa pula merupakan kerajaan Islam yg memiliki pengaruh besar pada Indonesia mirip peninggalan kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan ini dahulu sering melaksanakan interaksi dgn negara tanah air semenjak munculnya Kerajaan Kutai, yg merupakan kerajaan pertama di Indonesia, di Kalimantan Timur. Selain itu, Kerajaan Champa pula mempunyai interaksi dgn salah satu Wali Songo di tanah Jawa, Sunan Gunung Jati di Cirebon. Simak pula sejarah Wali Songo. Berdasarkan sejarah, Kerajaan Champa mempunyai pengaruh yg cukup besar terhadap kemajuan agama Islam di Indonesia. Maka dr itu, tak ada salahnya untuk mengenali sedikit tentang sejarah Kerajaan Champa.
Awal Pendirian & Masa Kejayaan
Sejarah Kerajaan Champa bermula dr adanya Kerajaan Lin Yi pada tahun 192 Masehi. Kerajaan Lin Yi yakni suatu kerajaan Hindu yg memiliki pengaruh besar dr India meskipun memiliki kepercayaan lokal yg sungguh kental. Selain itu, Champa sejatinya adalah kerajaan dgn bentuk konfederasi kota yg terdiri dari:
- Inderapura (Ibukota Champa dr 875 Masehi – 1000 Masehi)
- Amaravati
- Vijaya (ibukota Champa dr 1000 Masehi – 1471 Masehi)
- Kauthara
- Panduraga
Sebelum tahun 1471 Masehi, Menurut Sejarah Kerajaan Champa menganut agama Hindu Shiwa sebagai agama resmi negara & Sansekerta yakni goresan pena resmi yg dipakai dlm prasasti-prasasti & maklumat negara. Namun, Bahasa Sansekerta bukanlah bahasa satu-satunya yg digunakan oleh masyarakat Champa, tetapi mereka pula menggunakan bahasa mereka sendiri yaitu Bahasa Champa.
Pada tahun 875, Kerajaan Champa pula pernah menjadikan agama Buddha Mahayana selaku agama resminya. Saat itu, Kerajaan Champa berada dibawah kekuasaan Rasa Indrawarman II dgn ibukota di Inderapura. Pada periode ke 7 hingga kurun ke 10, Kerjaan Champa mengalami masa kejayaannya dgn meninggalkan bangunan-bangunan bersejarah di Vietnam mirip kompleks percandian My Son & Po Klong Garai. Simak pula 15 candi terbesar di dunia.
Pada kala 10 & 11 Masehi ini, Kerajaan Champa mulai terpengaruh dgn masuknya agama Islam di Vietnam yg berasal dr jamaah India, Persia, & pedagang Arab. Penyebaran jamaah tersebut hasilnya mempengaruhi Kerajaan Champa pada ketika Raja Che Bo Nga diislamkan oleh Sayyid Husein & memicu orientasi agama masyarakat Cham. Pada akhinrya, mayoritas orang Cham sudah memeluk agama Islam.
Runtuhnya Kerajaan Champa
Bangsa Khmer, yg kini yaitu Kamboja, ialah lawan tradisional dr bangsa Champa. Mereka telah saling menyerang satu sama lain selama seribu tahun lamanya mirip sejarah perang Arab Israel. Invasi pada tahun 982 Masehi mengakibatkan kota Inderapura ditinggalkan & ibukota kerajaan dipindahkan ke Vijaya. Perang masih terus berlanjut hingga pada tahun 1145 Masehi, ibukota Vijaya pun hancur & berpindah lagi ke Panduraga. Pada tahun 1471, inilah permulaan dr kehancuran Kerajaan Champa yg berujung pada terhapusnya Champa dr peta dunia. Kota Vijaya dihancurkan hingga tak bersisa dgn 60,000 rakyat tewas & sisanya dijadikan budak. Maka dr itu, banyak rakyat Champa yg imigrasi ke Kamboja, Malaka, Aceh, & wilayah lain di Sumatera.
Kehidupan orang Champa di Kamboja (Khmer) pula sangatlah tragis. Mereka yg beragama Islam mendapatkan penindasan dr penguasa Khmer yg tak menghendaki adanya perbedaan. Masyarakat Champa pula tidak ingin menikah dgn orang-orang non-Muslim & hal ini mengakibatkan kemarahan raja Khmer. Hal ini berujung hingga penguasa Khmer Merah membunuh lebih dr 500,000 orang Champa.
Masyarakat Champa sudah nyaris musnah pada permulaan tahun 1960an, tetapi mereka masih menyisakan peradaban mereka berupa candi-candi, arca, & patung-patung perunggu. Namun hal ini tak bertahan lama. Pada saat perang Vietnam, Amerika Serikat menyerang & mengebom kompleks percandian My Son selama sepekan sampai tersisa cuma 20 bangunan dr 70 bangunan. Simak pula sejarah perang Vietnam dgn Amerika. Dan kini, penduduk Champa yg tersisa cuma berada di Desa Champa yg terletak di delta Sungai Mekong.
Sejarah Kerajaan Champa dgn Indonesia
Seperti yg sudah disebutkan, Kerajaan Champa memiliki imbas yg cukup besar dgn Indonesia, dimana kejayaan kerajaan Champa memperlihatkan jasa pengenalan & penyebaran Islam di Indonesia. Pernikahan politik pula sudah terjadi antara putri-putri bangsawan keraton kerajaan Champa dgn raja-raja Jawa sejak era Singosari, Majapahit, sampai ke keraton Cirebon.
Peninggalan Champa di Indonesia dimulai dari Sejarah Kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Didirikan pada 4 Masehi, Kerajaan Kutai merupakan kerajaan pertama di Indonesia & diresmikan oleh Mulawarman, cucu dr Kudungga. Dan Kudungga ialah seorang pembesar dr Kerajaan Champa pada dikala era Hindu dgn menciptakan banyak Peninggalan Kerajaan Kutai.
Selain itu, Kerajaan Champa pula memiliki korelasi dgn Sriwijaya pada era ke 7. Sejarah Kerajaan Sriwijaya mengatakan bahwa Sriwijaya beberapa kali melaksanakan serangkaian serangan ke berbagai kawasan di Indocina sampai ke kota Indrapura di tepian Sungai Mekong. Area tersebut menjadi wilayah Sriwijaya, yg berpusat di Palembang pada kurun ke 8, & bertahan hingga berdirinya kerajaan Khmer dibawah raja Jayavarman.
Kerajaan Champa pula muncul dlm sejarah Singosari di kurun ke 13 Masehi. Pada saat itu, raja Kertanegara yg berkuasa di Singosari pada tahun 1275 Masehi, menginspirasi untuk mengirim ekspedisi militer ke tanah melayu. Hal ini dijalankan untuk menaklukan Sriwijaya & menjalin persekutuan degan Champa. Ekspedisi Pamalayu tersebut berhasil merusak Sriwijaya & melakukan ekspansi ke tempat Sumatera, Bakulapura (Kalimantan Barat), Sunda (Jawa Barat), Madura, Bali, & Gurun (Maluku). Dan pada kesannya, Kertanegara berhasil pula menghipnotis Champa lewat pernikahan adik perempuannya dgn raja Champa.
Penduduk Champa pula sempat bermigrasi ke Aceh dlm masa pertempuran & diterima baik oleh Sejarah Kerajaan Samudera Pasai yg saat itu menduduki Aceh. Para penduduk Champa pula diperkenankan untuk mendirikan kerajaannya sendiri berupa Kerajaan Jeumpa dgn ibukota di Blang Seupeung, Kecamatan Jeumpa, Bireun, NAD. Jejak Kerajaan Jeumpa masih mampu ditemukan di daerah tersebut hingga sekarang. Selain itu, budaya Champa pula ternyata mempunyai pengaruh pada budaya Aceh & begitu juga sebaliknya. Berdasarkan studi linguistik, ada ditemukannya indikasi penggunaan Bahasa Champa Aceh sebagai Bahasa utama di daerah pantai Aceh Besar, Pidie, Bireun, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Aceh Timur, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, & Aceh Jaya.