Sebelum Indonesia menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia seperti kini ini, Indonesia telah mengalami masa kerajaan-kerajaan yg menjadi cikal bakal lahirnya negara Indonesia. Seperti yg kita pelajari di dlm mata pelajaran sejarah di sekolah-sekolah, kerajaan tertua yg pertama kali diungkap dlm sejarah adalah kerajaan Kutai yg berdiri pada tahun 400 masehi. Selain kerajaan tersebut, masih ada kerajaan-kerajaan lain yg berkembang di negara Indonesia sebelum negara Indonesia bersatu seperti kini.
Banyaknya jenis kerajaan yg pernah berkembang & meningkat di Indonesia merupakan bentuk pewarisan budaya yg layak kita pahami & kita banggakan. Oleh lantaran itu tak aneh bila Indonesia terdiri dr banyak suku & budaya karena terdapat banyak sekali macam kerajaan di Indonesia yg tumbuh & menenteng budaya masing-masing yg masih meningkat hingga era sekarang. Pada peluang ini, postingan ini membahas perihal sejarah kerajaan-kerajaan yg pernah tumbuh & berkembang di Indonesia, khususnya sejarah kerajaan Kediri berserta peninggalan-peninggalannya. Untuk lebih jelasnya, para pembaca mampu membaca dgn seksama klarifikasi dlm postingan ini.
Sejarah Perkembangan Kerajaan Kediri
Sebelum kita membicarakan lebih lanjut mengenai sejarah kerajaan Kediri, kita pantas apalagi dahulu mengenali letak dr kerajaan Kediri sendiri. Kerajaan Kediri terletak di tepian salah satu sungai yg ada di Jawa Timur yakni sungai Brantas. Dari ibukota provinsi Jawa Timur yakni Surabaya, letak kerajaan ini kurang lebih berjarak 130 kilometer. Kerajaan Kediri terkenal dgn kerajaan yg subur lantaran letak kerajaannya yg berada di tepian sungai. Kerajaan Kediri sendiri berdiri pada sekitar masa ke-12. Perlu kita pahami juga, kerajaan Kediri merupakan kepingan dr suatu kerajaan yg lebih dulu ada yaitu kerajaan Mataram Kuno yg pernah berkuasa di wilayah Jawa Timur & sebagian wilayah Jawa Tengah.
Dalam perkembangannya, kerajaan Kediri berdiri & meningkat karena adanya titah atau perintah dr raja kerajaan Kahuripan yg bernama raja Airlangga. Titah atau perintah yg dikeluarkan oleh raja Airlangga merupakan titah atau perintah untuk membagi kerajaan Kahuripan menjadi dua cuilan dgn sama rata. Kedua kepingan ini kemudian menjadi kerajaan yg berjulukan Jenggala atau yg diketahui dgn Kahuripan itu sendiri & Panjalu atau yg diketahui dgn kerajaan Kediri. Kedua kerajaan tersebut mempunyai batas wilayah berupa gunung & sungai yaitu gunung Kawi & sungai Brantas. Raja Airlangga membagi kerajaanya menjadi dua di akhir hayatnya bukan tanpa tujuan tertentu. Raja Airlangga membagi kerajaannya menjadi dua untuk menghindari perkelahian yg mampu menyebabkan perang kerabat diantara keturunan raja Airlangga.
Perkembangan Kerajaan Kediri Dalam Pembagian Kemimpinan
Pembagian kerajaan yg dipimpin oleh raja Airlangga pula dilaksanakan untuk cara menangani persoalan persebaran penduduk yang tak merata utamanya pada saat kerajaan Kahuripan mengalami goncangan karena ada pertikaian saudara yg terjadi pada saat itu. Oleh karena itu, raja Airlangga membagi wilayah kedua kerajaan pecahan dengan-cara merata. Kerajaan Jenggala atau yg dikenal dgn kerajaan Kahuripan mempunyai wilayah yg terdiri dr Malang, wilayah delta sungai Brantas, Rembang, serta Pasuruhan. Sedangkan kerjaan Panjalu atau yg diketahui dgn kerajaan Kediri mempunyai wilayah yg terdiri dr Kediri, Madiun, beserta tepian sungai Brantas. Pembagian wilayah kerajaan yg dikerjakan oleh raja Airlangga semata-mata untuk mehindari terjadinya pertikaian diantara kerutunan raja & menciptakan persatuan & kesatuan untuk memperkuat kedua kerajaan tersebut.
Namun dlm perjalanan kelancaran sejarah kerajaan Kediri dlm kedua kerajaan, upaya yg dijalankan oleh raja Airlangga untuk membagi kerajaan menjadi dua cuilan menjadi tidak berguna. Perang saudara antara kerajaan Jenggala & Panjalu kembali pecah yg menjadikan situasi & keadaan penduduk di kedua kerajaan menjadi carut-marut. Di final masa peperangan, pasukan kerajaan yg dipimpin oleh Sri Samarawijaya selaku pemimpin takhta kerajaan Panjalu atau Kediri sukses mengalahkan kerajaan Jenggala atau Kahuripan yg pada dikala itu dipimpin oleh seorang raja yg bernama Mapanji Garasakan. Karena dlm masa perang saudara kerajaan Jenggala mengalami kekalahan, maka takhta kerajaan Jenggala dgn terpaksa mesti diserahkan pada kerajaan Panjalu sehingga kerajaan Panjalu atau kerajaan Kediri sukses menguasasi seluruh kekuasaan & takhta raja Airlangga yg ada pada kerajaan Jenggala. Dengan ini, wilayah kerajaan Kediri menjadi lebih luas karena membuat wilayah kerajaan Jenggala menjadi wilayah kerajaan Kediri.
Perkembangan Kediri Tahun 1185 – 1222
Dalam masa pertumbuhan kerajaan Kediri, kerajaan tersebut mempunyai sebuah ibu kota yg bernama Daha. Ibu kota kerajaan Kediri yg bernama Daha pula sekaligus menjadi pusat pemerintahan & sentra perkembangan peradaban yg ada di dlm masa kerajaan Kediri. Selama masa perjalanan kerajaan Kediri, kerajaan Kediri pernah pengalami kejatuhan. Berikut kejadian yg di alami dlm perkembangan kediri pada tahun 1185 sampai 1222:
- Peristiwa kejatuhan kerajaan Kediri terjadi tatkala kerajaan tersebut dipimpin oleh Kertajaya yg pada saat itu mendukuki takhta selaku raja. Kejatuhan kerajaan Kediri disebabkan lantaran adanya perselisihan atau sengketa yg terjadi diantara raja Kertajaya dgn golongan kaum rohaniawan yg pada ketika itu diketahui dgn nama golongan pendeta. (baca juga: Faktor Perubahan Sosial)
- Perselisihan yg terjadi pada masa pemerintahan raja Kertajaya pada sekitar tahun 1185-1222 dimanfaatkan dgn baik oleh Tunggul Ametung untuk merebut takhta kerajaan yg menyebabkan raja Kertajaya harus turun takhta sebagai pemimpin kerajaan Kediri.
- Tunggul Ametung yg sukses merebut takhta raja Kertajaya kemudian mendeklarasikan dirinya selaku raja kerajaan Kediri berikutnya. Namun masa kepemimpinan raja Tunggul Ametung tak berlangsung usang karena adanya gejolak pemberontakan & kudeta yg terjadi. (baca juga: Proses Interaksi Sosial)
Masa pemberontakan & perebuatan kekuasaan yg terjadi pada masa kepemimpinan Tunggul Ametung menjadi sebuah bahaya tersendiri bagi penduduk kerajaan Kediri dlm menyanggupi macam-macam kebutuhan insan lantaran kekacauan keadaan & situasi pada saat itu. Kondisi & suasana yg terjadi pada saat itu dimanfaatkan baik oleh Ken Arok untuk merebut kekuasaan beserta takhta raja Tunggul Ametung dr kerajaan Kediri. Hasilnya, Ken Arok sukses merebut takhta raja Tunggul Ametung dr kerajaan Kediri sehingga bikin Ken Arok menjadi penguasa kerajaan Kediri dlm waktu yg cukup usang.
Baca juga:
Kemimpinan Ken Arok (Tahun 1268 – 1292)
Pada masa kepemimpinan Ken Arok sebagai raja & penguasa, Ken Arok mendirikan kerajaan yg berjulukan Singasari di atas kerajaan Kediri. Hal ini membuat kerajaan Kediri menjadi pecahan dr kerajaan Singasari & membuat kerajaan Kediri berada di bawah kekuasaan kerajaan Singasari. Jika di dlm era sekarang, kerajaan Kediri mampu disebut sebagai negara bagian atau provinsi di dlm suatu negara. Dalam perjalanannya, kerajaan Singasari yg menjadi penguasa kerajaan Kediri mengalami berulang kali gelojak yg mengancam stabilitas & kesatuan kerajaan Singasari itu sendiri. Pada masa pemerintahan raja Kertanegara selaku penguasa & pemilik takhta kerajaan Singasari kurang lebih dr tahun 1268-1292, terjadi sebuah peristiwa pergejolakan yg berbentut pada pemberontakan. Untuk menanggulangi gejolak yg terjadi, raja Kertanegara berupaya melakukan upaya penyelesaian salah satunya dgn upaya mediasi antara raja Kertanegara dgn raja Kediri pada saat itu yakni raja Jayakatwang. (baca juga: Pengertian Mediasi)
Namun sayangnya, usaha yg dikerjakan oleh raja Kertanegara sia-sia. Raja kerajaan Kediri yaitu raja Jayakatwang bersama dgn Bupati Sumenep (ketika ini berjulukan Madura) melaksanakan perlawanan kepada raja Kertanegara. Perlawanan ini didasarkan pada rasa ketidaknyamanan & kekecewaan kerajaan Kediri yg selama ini mesti dipaksa tunduk pada kerajaan Singasari. Usaha yan dilaksanakan oleh raja Jayakatwang bareng dgn Bupati Sumenep membuahkan hasil yg yang memuaskan bagi mereka. Pada kurang lebih tahun 1292, raja Jayakatwang bareng dgn Bupati Sumenep berhasil melakukan perlawanan terhadap kerajaan Singasari yg membuat raja Kertanegara harus menyerah & menyerahkan takhta kerajaan Singasari pada kerajaan Kediri. Melalui peristiwa inilah kerajaan Kediri lewat kepemimpinan & kekuasaan raja Jayakatwang dengan-cara bertahap & perlahan-lahan membangun kembali masa kejayaan kerajaan Kediri. Berikut masa kejayaan kediri pada tahun 1293:
- Masa kejayaan yg dimiliki oleh kerajaan Kediri kembali terulang tatkala kerajaan kediri dlm masa kepemimpinan & kekuasaan raja Jayakatwang. Namun sayangnya, dlm melaksanakan perebutan kekuasaan kepada kekuasaan kerajaan Singasari, raja Jayakatwang bareng dgn pasukannya tak melakukannya dgn tuntas. (baca juga: Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya)
- Ada seseorang panglima perang kerajaan Singasari yg berhasil lolos dr kejaran kerajaan Kediri. Seseorang panglima perang tersebut bernama Raden Wijaya.
- Selama masa pelariannya, raja Jayakatwang menganggap bahwa Raden Wijaya mempunyai perilaku yg baik & tak akan menjadi pengkhianat kerajaan Kediri. Oleh lantaran itu, melalui kebaikan hari raja Jayakatwang, Raden Wijaya diberikan potensi untuk membuka hutan yg bernama hutan Tarik untuk dijadikan tempat tinggalnya. (baca juga: Alat Komunikasi Zaman Sekarang)
Perkembangan Kediri Pada Tahun 1293
Kurang lebih pada tahun 1293, wilayah kerajaan Kediri mendapatkan tamu dr Mongol yakni tamu yg merupakan tantara delegasi Raja Kubilai Khan. Kedatangan bala tantara dr Mongol ke dlm wilayah kerajaan Kediri bukan cuma sekedar berkunjung begitu saja tetapi mempunyai tujuan & maksud tertentu. Sejarah mencatatkan bahwa kehadiran pasukan Mongol bertujuan untuk membalaskan dendam yg dimiliki oleh raja Kubilai Khan pada raja kerajaan Singasari pada masa lalu yaitu raja Kertanegara. Peristiwa balas dendam yg dikerjakan oleh raja Kubilai Khan memunculkan permasalahan hukum yg serius. (baca juga: Permasalahan Hukum di Indonesia)
Berikut permasalahan yg terjadi dlm perkembangan kerajaan Kediri pada tahun 1293:
- Permasalahan hukum yg timbul memancing terjadinya gejolak yg mengusik stabilitas kerajaan Kediri pada saat itu.
- Ternyata oleh Raden Wijaya, kondisi & situasi ini dimanfaatkan untuk menyerang kembali kekuasaan & kepemimpinan raja Jayakatwang sebagai bentuk balas dendam lantaran kerajaan Kediri pernah menghancurkan kerajaan Singasari. (baca juga: Perkembangan Wilayah Indonesia)
- Raden Wijaya melakukan pekerjaan sama dgn pasukan dr Mongol & pasukan dr Madura untuk melakukan perlawanan & menghancurkan kerajaan Kediri.
- Pada saat itu, pasukan Mongol & pasukan Madura dipimpin oleh Arya Wiraraja. Perlawanan untuk mengancurkan kerajaan Kediri berjalan dgn tanpa kendala dgn adanya kekalahan pasukan kerajaan Kediri yg membuat raja Jayakatwang mesti menyerah pada pasukan Mongol & Madura.
- Itulah yg menjadi tamat dongeng kejayaan kerajaan Kediri karena setelah peristiwa tersebut, nama kerajaan Kediri tak lagi bergeming. (baca juga: Manusia Sebagai Makhluk Ekonomi)
Peninggalan Masa Berdirinya Kerajaan Kediri
Selama masa pertumbuhan & kemajuan kerajaan Kediri, kerajaan Kediri mempunyai beberapa peninggalan yg merupakan cuilan dr unsur-unsur budaya dan pula menjadi bukti bahwa kerajaan Kediri pernah ada & menjadi cuilan dr negara Indonesia. Peninggalan-peninggalan kerajaan Kediri beberapa diantaranya masih ada hingga sekarang & ditetapkan sebagai benda bersejarah yg dilindungi oleh undang-undang oleh pemerintah Indonesia. Melalui postingan ini juga, dipaparkan beberapa peninggalan kerajaan Kediri yg terdiri dr candi, prasasti, & kitab-kitab yg akan dibahas satu persatu.
Candi Peninggalan Masa Kerajaan Kediri
Candi merupakan suatu tempat yg merupakan bangunan yg dipakai sebagai tempat berlangsungnya program-acara keagamaan pada masa lalu. Candi sendiri merupakan bukti adanya keberadaan & perkembangan kerajaan-kerajaan bercorak Hindu Budha yg ada di Indonesia. Pada masa sejarah kerajaan-kerajaan di Indonesia, candi ternyata tak hanya merujuk pada tempat peribahan saja tetap pula merujuk pada tempat pemandian, gapura, atau bahkan penggalan dr kerajaan. Pada masa kerajaan Kediri, terdapat beberapa candi yg menjadi bukti bahwa kerajaan Kediri pernah ada & berkembang di Indonesia. Beberapa candi tersebut diantaranya:
- Candi Penataran
Candi Penataran adalah candi peninggalan kejaraan Kediri yg terletak di lereng gunung Kelud. Lebih tepatnya, candi ini terletak di serpihan barat daya gunung Kelud & berada di sebelah utara kota Blitar, provinsi Jawa Timur. Berdasarkan observasi, candi ini dibangun pada kisaran masa ke-12 hingga kurun ke-14 pada tahun Masehi.
- Candi Tondowongso
Candi kedua peninggalan kerajaan Kediri adalah candi Tondowongso. Candi ini baru didapatkan oleh penduduk yg kemudian dilanjutkan pada proses eksplorasi pada tahun 2007. Candi Todowongso terletak di wilayah kecamatan Gurah yg merupakan penggalan dr kota Kediri, provinsi jawa Timur. Diperkirakan candi ini dibangun pada era ke-9 pada tahun Masehi.
Baca juga:
- Candi Gurah
Candi Gurah ialah peninggalan kerajaan Kediri berupa candi yg didapatkan pada tahun 1957. Candi Gurah terletak di salah satu kepingan dr kecamatan Kediri, provinsi Jawa Timur. Jika dilihat dr candi Tondowongso, letak candi Gurah cuma berjarak dua kilometer dr letak candi Tondowongso.
- Candi Tuban
Candi Tuban adalah candi peninggalan kerajaan Kediri yg tertelak di kota Tuban provinsi Jawa Timur. Namun sayangnya, candi ini sudah tak terawat lantaran tatkala ditemukan, candi ini hanya berupa reruntuhan-reruntuhan saja. Oleh karena itu, pemerintah lokal menutup candi Tuban dgn tanah dgn terpaksa karena sudah tak mungkin lagi untuk dijalankan perbaikan & pembangunan terhadap candi ini. (baca juga: Batas Wilayah Laut Di Indonesia)
- Candi Mirigambar
Candi Marigambar merupakan candi peninggalan kerajaan Kediri yg terletak di desa Mirigambar, kecamatan Sumbergempol-Tulungagung, provinsi Jawa Timur. Menurut penelitian, candi Mirigambar diperkirakan dibangun pada kisaran tahun 1214-1310 pada tahun Saka.
Prasasti Peninggalan Masa Kerajaan Kediri
Prasasti merupakan dokumen tertulis sebagai bentuk peninggalan atau peradaban yg terdapat pada kertas atau materi keras seperti kerikil. Prasasti merupakan salah satu bukti yg memberikan adanya pertumbuhan peradaban di dlm masa sejarah maupun prasejarah yg ada di Indonesia, khususnya pada masa kerajaan-kerajaan kuno. Selama masa permbangan kerajaan Kediri, kerajaan tersebut pula meninggalkan prasasti sebagai bentuk keberadaan kerajaannya. Prasasti peninggalan kerajaan Kediri diantaranya:
- Prasasti Kamulan
Prasasti Kamulan merupakan prasasti peninggalan kerajaan Kediri yg berisi wacana sejarah berdirinya kabupaten Trenggalek. Prasasti ini ditemukan di kabupaten Trenggalek, Jawa Timur tepatnya di desa Kamulan. (baca juga: Kegiatan Ekspor Impor)
- Prasasti Galunggung
Prasasti Galunggung pula merupakan prasasti peninggalan kerajaan Kediri. Pada prasasti ini terpahat goresan pena Jawa antik yg sangat sukar dibaca karena prasasti tersebut sudah mengalami pengkeroposan dibagian goresan pena-tulisan tersebut. Prasasti ini didapatkan di tempat Rejotangan, Tulungagung, provinsi Jawa Timur.
- Prarasti Talan
Prasasti peninggalan kerajaan Kediri ini terdiri dari perihal penetapan Desa Talan sebagai pecahan dr wilayah Panumbang. Prasasti ini sendiri didapatkan di Blitar, provinsi Jawa Timur tepatnya di desa Gurit. (baca juga: Kondisi Penduduk Indonesia)
- Prasasti Jaring
Prasasti Jaring merupakan prasasti peninggalan kerajaan Kediri yg terdiri dari perihal dikabulkannya segala cita-cita penduduk dukuh atau desa Jaring yg dilaksanakan oleh senopati Sarawajala. Prasasti ini didapatkan di kawasan hutan Lodaya, Jawa Timur oleh Thomas Raffles.
- Prasasti Panumbangan
Prasasti Panumbangan merupakan prasasti peninggalaan kerajaan Kediri yg berisi tentang ditetapkannya daerah Panumbang menjadi tempat atau desa yg bebas pajak.
Baca juga:
Kitab-Kitab Peninggalan Kerajaan Kediri
Selain candi & prasasti, kerajaan Kediri pula meninggalkan benda peninggalan berupa kitab-kitab yg mengontrol & menceritakan kehidupan sosial masyarakat penduduk kerajaan Kediri pada masa itu. Kitab-kitab pada masa kerajaan Kediri dituliskan menurut fungsi bahasa kawasan yg berlaku saat itu. Kitab-kitab tersebut diantaranya:
- Kitab Kakawain Bharatayudha, yg berisi perihal kisah perjuangan kerajaan Jenggala.
- Kitab Kresnayana, yg terdiri dari kisah hidup Kresna.
- Kitab Gatotkacasyara, yg menceritakan kisah Gatotkaca.
- Kitab Sumarasantaka, yg menceritakan kutukan Harini selaku bidadari dr khayangan.
- Kitab Smaradhana, yg menceritakan ihwal kisah dr Dewa Kama & Dewi Ratih.
Demikianlah klarifikasi singkat mengenai sejarah kerajaan Kediri berserta dgn benda-benda peninggalannya. Sebagai masyarakat Indonesia yg mencintai benda-benda sejarah kebudayaan, kita wajib mempertahankan benda-benda tersebut dr tangan-tangan jahil biar benda-benda peninggalan kerajaan-kerajaan yg ada di Indonesia tak rusak. Kiranya postingan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sekalian.