Kalimantan Barat merupakan salah satu wilayah di Indonesia yg kaya akan perbedaan etnis & budaya. Di sini, kita dapat memperoleh orang-orang dr Suku Dayak, Melayu, & Tionghoa. Mereka pula memiliki agama yg berbeda-beda, yakni Hindu, Budha, Islam, Konghuchu, & keyakinan-kepercayaan setempat. Wah, sebuah provinsi yg sungguh kaya, bukan?
Kekayaan tersebut tentu saja didapatkan dr sejarah Kota Pontianak & Provinsi Kalimantan Barat yg panjang pula. Untungnya, kita dapat melihat saksi sejarah tersebut di Museum Kalimantan Barat. Museum ini terletak di Jl. Jenderal Achmad Yani, Pontianak. Museum Kalimantan Barat diresmikan pada 4 Oktober 1983 oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Depdikbud. Museum ini didedikasikan sebagai wahana edukasi sejarah Indonesia kebanyakan & Kalimantan Barat pada terutama.
Koleksi Sejarah Museum Kalimantan Barat
Untuk melancarkan visi Museum Kalimantan Barat tersebut, pengunjung dapat melihat & mempelajari koleksi-koleksi keren yg ada di sini. Berikut ini banyak sekali koleksi yg ada di Museum Kalimantan Barat, yaitu :
1. Peninggalan Kebudayaan Hindu-Budha
Wilayah Kalimantan Barat pernah menjadi kawasan kekuasaan Kerajaan Kutai, Majapahit, Singosari. Ada pula beberapa kerajaan-kerajaan kecil lainnya, seperti Kerajaan Sanggau & Kerajaan Sintang. Oleh alasannya adalah itu, tak abnormal jika di museum ini, hadirin mampu menemukan koleksi bertemakan Hindu-Budha. Pasalnya, hindu-budha merupakan pecahan dr sejarah menarik di Kalimantan Barat.
- Replika Arca Dewa Siwa
Dewa Siwa merupakan salah satu yang kuasa trimuri dlm Agama Hindu. Dewa Siwa melakukan ‘kerusakan’ atas hal-hal yg sudah lama & tak pantas lagi di dunia ini. Untuk lebih mengenal wujud Dewa Siwa, pengunjung dapat menjumpai replika arcanya di Museum Kalimantan Barat. Arca asli dr Dewa Siwa didapatkan di Sungai Wadas, Tegal, Jawa Tengah.
- Replika Arca Budha
Replika ini merupakan tiruan dr arca budha yg didapatkan di Bukit Sikendeng, Sulawesi Barat. Arca ini terbuat dr perunggu pada tahun 800-an Masehi. Replika arca budha ini ‘berpose’ setengah berdiri dgn bertumpu di paha & kedua tangannya tak ada, cuma lengannya saja yg ada.
- Replika Arca Prajna Paramita
Kata Prajna Paramita memiliki makna “kesempurnaan dlm akal” dlm perumpamaan Budhis. Arca Prajna Paramita digambarkan selaku sosok Ken Dedes, istri raja pertama dlm sejarah kerajaan Singasari, Ken Arok. Namun, ada pula yg menyampaikan bahwa ini merupakan citra sosok Gayatri, istri raja pertama Majapahit. Terlepas dr perbedaan perbedaan pendapat tersebut, hadirin dapat menikmati eksotisnya replika arca ini di Museum Kalimantan Barat.
2. Peninggalan Kebudayaan Islam
- Miniatur Lancang Kuning
Menurut Bahasa Melayu, Lancang mempunyai arti melaju, sedangkan kuning berarti keemasan. Lancang kuning merupakan perahu yg dipakai untuk bepergian oleh Sultan di Kesultanan Qadariyyah, Pontianak. Perahu ini begitu istimewa alasannya digunakan oleh para sultan. Untungnya, hadirin mampu mengenali versi dr bahtera istimewa tersebut tatkala menyaksikan miniatur lancang kuning di Museum Kalimantan Barat.
- Naskah Ilmu Hisab
Sederhananya , ilmu hisan merupakan ilmu perhitungan. Ilmu ini menawarkan kita pengajaran untuk mengenali hal-hal syar’i yg memerlukan perhitungan, seperti penentuan arah kiblat, tanggal hijriah, waktu sholat, & masih banyak lagi. Naskah ini memuat tulisan tangan Muhammad Tayyib Ya’kub Al-Bugis Pontianak pada 10 Rabiuul Akhir 1326 Hijriah. Uniknya, tulisan di naskah ini menggunakan goresan pena Arab, tapi kontennya memakai Bahasa Bugis. Di museum ini, hadirin pula mampu menjumpai beberapa naskah keislaman yang lain, seperti :
- Surat emas
- Surat nasehat
- Kitab Al-Qur’an
- Hikayat kamaruzzaman
- Naskah hitungan takwin Arabiyah & Khamsyiyah
- Naskah Indera Bangsawan
3. Peninggalan Eropa
Sebagai serpihan dr wilayah Nusantara, Kalimantan Barat pula mengalami penjajahan kolonial Belanda. Hal ini pun membuat wilayah ini mempunyai aneka macam peninggalan dr benua eropa yg tak patut untuk dilewatkan ketika mengunjungi Sejarah Museum Kalimantan Barat ini.
- Meriam
Meriam yaitu salah satu senjata yg digunakan VOC untuk melancarkan serangan ke wilayah Kalimantan Barat. Meriam yg memiliki panjang 196 cm & berat 700 kg ini lalu diambil oleh Kerajaan Tayan. Lalu, pada tahun 1983, Kerajaan Tayan menyerahkan meriam bersejarah tersebut untuk dijadikan koleksi museum di sini.
- Jangkar
Selanjutnya, untuk menciptakan kapal perang VOC berhenti dikala sudah tiba di tujuan, mereka membutuhkan jangkar. Jangkar ini memiliki panjang 450 cm, lebar 300 cm, & berat 2500 kg. Jangkar ini ditemukan di Kabupaten Sambas pada tahun 1983. Untungnya, hadirin dapat mengenal jangkar tersebut di Museum Kalimantan Barat.
- Keramik Eropa
Tidak hanya Cina & Jepang, Eropa pula mewariskan keramik Eropa khas pemimpn pada masyarakat Indonesia. Nah keramik-keramik ini berasal dr 2 negara besar, yakni Belanda & Jerman. Keramik Eropa terbuat dr bahak kaolin & mempunyai khas monorom biru & plikrom putih.
4. Peninggalan Kebudayaan Tionghoa
Orang-orang Tionghoa telah lama menetap di Kalimantan Barat, yakni dr sekitar periode ke-3 M. Awalnya, pasukan Kubilai Khan diperintahkan untuk menyerang Jawa. Namun, mereka gagal & malu kembali pulang ke China. Akhirnya, mereka pun menetap di Kalimantan Barat. Di situlah mereka beranak pinak. Hal ini pun membuat kebudayaan Tionghoa berbaur dgn masyarakat asli, begitu juga sebaliknya. Nah, peninggalan kebudayaan Tionghoa dapat dilihat dr koleksi keramik yg berasal dr era dinasti yg berlawanan, seperti
- Dinasti Ming
- Dinasti Song
- Dinasti Yuan
- Dinasti Qing
5. Numismatika
Di museum ini, pengunjung dapat melihat banyak sekali koleksi mata uang yg pernah dipakai di Kalimantan Barat. contohnya, zaman dahulu sekali digunakan sistem tukar barang. Kemudian, ada duit dr emas, perak, & tembaga pada masa kerajaan di Indonesia, mirip kerajaan Hindu, Budha, & Islam. Kemudian, sehabis kedatangan Belanda, ada pula mata uang VOC, Hindia Belanda, & NICA. Lalu, ada pula Inggris yg membuat mata duit Rupee Jamaa di sini. Tidak mau ketinggalan, Jepang pula membuat duit kertas dgn bahasa Jepang, Belanda, & Indonesia. Pada hasilnya, Indonesia pun membuat mata uangnya sendiri, yakni Rupiah.
6. Heraldika
Heraldika merupakan tanda jasa, lambang, atau stempel. Di sini, hadirin dapat menjumpai tanda jasa dr para pemimpin di Kalimantan Barat. Ada pula lambang sebagai simbol terhadap sesuatu, sedangkan stempel merupakan alat untuk mengesahkan suatu surat atau dokumen tertentu.
Itulah tadi hal-hal keren yg dapat hadirin jumpai di Sejarah Museum Kalimantan Barat. Nah, untuk mengunjungi museum ini, hadirin mampu datang pada hari Selasa sampai Minggu pukul 08.00 – 14.30 WIB. Penting untuk diingat bahwa hari Jumat museum buka dr Pukul 08.00 hingga 11.00 WIB. Nah, anda pula mampu memperoleh gosip menawan seputar sejarah kerajaan Banten dan sejarah kerajaan pajajaran di web ini