Sejarah Museum Kereta Keraton Yogyakarta Terlengkap

Museum kereta keraton Yogyakarta, sebuah museum yg berisi peninggalan bersejarah dr ratusan tahun silam ini terletak masih di dlm komplek keraton Yogyakarta itu sendiri, yakni disisi barat di segi barat jalan Rotowijayan tepatnya di depan Bangsal Pagelaran. Museum ini telah ada sejak kesultanan Sri Sultan Hamengku buwono VII. Keraton Yogyakarta ini tergolong pada peninggalan kerajaan Islam di Indonesia.

Sejarah Museum Kereta Keraton Yogyakarta

Sejarah Museum Kereta Keraton YogyakartaSesuai namanya, museum ini hanya berisi koleksi dr alat angkutanyg pernah dipakai oleh kesultanan di masa lalu yakni kereta kuda. Usia dr kendaraan kereta kuda yg dimuseumkan ini ada yg puluhan tahun hingga ratusan tahun. Saat ini, sebagian kereta kuda yg ada masih dipergunakan dlm keraton pada dikala program & upacara kebesaran keraton. Tiap-tiap kereta yg ada di museum keraton memiliki nama sesuai dgn kegunaan terutama, jasanya sebagai benda pusaka keraton hingga kekuatan atau roh yg dipercayai sebagian besar penduduk Jawa ada dlm benda pusaka tersebut. Bentuk dr kereta kuda yg menjadi koleksi di museum kereta keraton yogyakarta terbagi dlm 3 bentuk, yakni :

  • Kereta kuda dgn atap terbuka & beroda dua

Kereta ini dipakai oleh sultan sebagai kendaraan wisata, yakni Kereta Kapolitan namanya.

  • Kereta kuda dgn atap terbuka & beroda empat

Digunakan oleh beberapa kalangan terpandang mirip para komandan prajurit Keraton, rombongan penari keraton & rombongan para pengawal sultan. Contoh keretanya yakni seperti Kereta Kyai Jongwiyat & semua kereta dgn nama Landower.

  • Kereta kuda dgn atap tertutup & beroda empat

Sedangkan jenis kereta yg atanya tertutup ini khusus untuk dipakai oleh sultan & keluarganya. Jenis keretanya ialah mirip Kereta Nyai Jimad, kereta Kyai Garudayaksa & kereta Kyai Wimanaputra.

Koleksi Sejarah Museum Kereta Keraton Yogyakarta

Berikut adalah koleksi dr kereta kuda museum keraton Yogyakarta ini menurut tahun pengerjaan & pembeliannya beserta fungsi & kegunaannya.

  1. Kereta Kanjeng Nyai Jimad

Kereta Nyai Jimad merupakan kereta paling bau tanah dr pada kereta lainnya yg merupakan buatan Belanda tahun 1750-an yg merupakan kereta sumbangan dr gubernur Jendral Jacob Mossel berkat adanya korelasi jualan . Sebagai kereta kebesaran sultan Hamengku buwono I hingga Hamengku buwono IV, kereta Nyai Jimat ini wajib dijamasi setiap tahun. Kereta ini adalah kendaraan sultan sehari-hari yg ditarik oleh delapan ekor kuda. Saat ini, kondisi dr keseluruhan kereta masih sungguh orisinil.

  1. Kereta Mandra Juwala

Kereta kuda ini merupakan bikinan Inggris pada tahun 1800, tetapi ada pula sumber yg menyampaikan bahwa kereta ini ialah produksi Belanda. Kereta ini ditarik oleh enam ekor kuda yg pernah digunakan oleh Pangeran Diponegoro dr Tegalrejo untuk menghadap ke Keraton. Pada Festival Keraton Nusantara, cat untuk kereta kuda ini kembali diperbaharui.

  1. Kereta Kyai Manik Retna

Kereta ini yaitu produksi Belanda yg ditarik oleh empat ekor kuda yg dibeli pada tahun 1815 di masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono IV. Kereta ini digunakan selaku kendaraan untuk pesiar oleh Sultan bersama permaisurinya.

  1. Kereta Kyai Jaladara

Ini yakni kereta buatan Perancis (Labourddette) pada tahun 1818 yg merupakan kereta peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono IV. Ini pula merupakan kereta pesiar yg ditarik oleh empat ekor kuda dgn pengendalinya (sais) berdiri dibelakang.

  1. Kereta Kyai Wimana Putra

Dibeli pada tahun 1860 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VI yg mana keadaan kereta ini pun masih orisinil. Kereta ini ditarik oleh enam ekor kuda yg digunakan pada upacara pengangkatan putra mahkota.

  1. Kereta Garuda Yeksa

Kereta yg dibuat oleh Belanda pada tahun  1861 dimasa Sri Sultan Hamengku Buwono VI. Kereta ini ditarik oleh delapan ekor kuda dgn kesamaan warna & jenis kelaminnya. Kereta ini digunakan sebagai kereta untuk penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono VI sampai Sri Sultan Hamengku Buwono X.

Kereta ini dinamakan pula dgn kereta Kencana atau kereta emas. Pada kereta ini pula terdapat lambang burung garuda yg yang dibuat dr emas 18 karat seberat 20 kg. Mahkota pada kereta ini puncaknya berupa tugu monas yg yang dibuat dr kuningan, sedangkan rancangan dr kereta kencana ini tiba dr masa Sri Sultan Hamengku Buwono I. Pada kereta ini pula sudah ada teknologi dimana terdapat tangga turun otomatis ketika pintu kereta terbuka layaknya pintu pesawat melayang. Kereta kencana atau kereta Garuda Yeksa ini masih digunakan hingga sekarang.

  1. Kereta Kyai Harsunaba

Dibeli pada tahun 1870 yg ditarik oleh empat ekor kuda. Kereta ini dipakai sebagai angkutansehari-hari & pula merupakan kendaraan untuk menonton pacuan kuda oleh Sri Sultan Hamengku Buwono VI hingga Sri Sultan Hamengku Buwono VIII.

  1. Kereta Kyai Jongwiyat

Dibuat pada tahun 1880 di Den Haag, Belanda yg tarik oleh enam ekor kuda. Ini merupakan kereta peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII yg dipakai untuk kendaraan manggala yuda, peperangan atau mengusut barisan prajurit. Kereta ini jua ernah dipakai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X dlm upacara akad nikah putrinya.

  1. Kereta Rata Biru

Dibuat di Belanda pada tahun 1901 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono XIII. Kereta ini dipakai untuk manggala yuda oleh panglima perang. Kereta ini didominasi oleh warna biru hingga kebagian rodanya.

  1. Kereta Landower

Merupakan kereta buatan Belanda tahun 1901 pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VIII. Ada pula kereta Landower Wisman produksi Inggris tahun 1938 yg digunakan oleh buati keraton.

  1. Kereta Premili

Merupakan kereta yg dirakit di Semarang pada tahun 1925 dgn sparepart yg di datangkan dr Belanda yg digunakan untuk menjemput para penari keraton.

  1. Kereta Kyai Kutha Kaharja

Kereta ini dibuat di Berlin pada tahun 1927 & dibeli pada masa pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono XI yg dipakai untuk pengiring acara-program dikeraton.

  1. Kereta Kyai Jetayu

Kereta ini dibeli pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono XIII yg merupakan kendaraan untuk putra putri sultan yg masih akil balig cukup akal.

  1. Kereta Rata Pralaya

Kereta ini dibeli pada tahun 1938 pada masa Sri Sultan Hamengku Buwono IX yg merupakan kereta yg menenteng jenazah Sri Sultan Hamengku Buwono XI ke Imogiri.

Tradisi yg Sering Dilakukan Di Keraton Yogyakarta

  • Upacara Jamasan kereta pusaka keraton

Sebagai benda pusaka keraton, kereta-kereta ini pula diberikan ritual khusus, yaitu Jamasan. Merupakan ritual memandikan, memberi sesaji & mendoakan semua kereta pusaka. Jamasan untuk kereta pusaka keraton ini dilaksanakan pada hari selasa kliwon atau jumat kliwon pertama dibulan Sura. Sedangkan upacara Jamasan untuk benda pusaka keraton ini diadakan di Gedong Pusaka & Museum Kereta Keraton Yogyakarta.

Pemimpin upacara Jamasan kereta pusakan keraton ini di pimpin oleh sesepuh abdi dalem keraton sendiri yg bertugas mempertahankan museum kereta ini. Pelaksaan Jamasan untuk kereta Nyai Jimad harus ditemani oleh kereta yang lain yg diseleksi bergantian di setiap tahunnya. Petugas dlm upacara Jamasan ini hanyalah laki-laki dgn mengenakan pakaian budbahasa Yogyakarta lengkap dgn blangkon & surjan.

  • Tradisi ngalap berkah dlm upacara Jamasan

Dalam upacara ini ada pula tradisi yg dinamakan ngalap berkah, merupakan sebuah tradisi yg dipercaya oleh penduduk dimana air bekas cucian kereta akan menenteng berkah yg mampu memiliki kegunaan menenteng kesuburan untuk sawah & ladang mereka. Oleh sebab itu, setiap kali upacara Jamasan ini dijalankan akan didatangi oleh banyak penonton menanti perolehan air bekas cucian kereta ini.

Demikianlah sejarah Museum Kereta Keraton Yogyakarta beserta koleksinya yg menjadi bukti sejarah dr Keraton Yogyakarta yg terang sungguh berlawanan dgn sejarah museum Biologi Yogyakarta. Jika berkunjung ke Yogyakarta tak lengkap rasanya kalau tak ikut menyusuri bangunan candi di Yogyakarta ini, seperti Candi Peninggalan Agama Hindu, Candi Peninggalan Budha atau tempat bersejarah yang lain.

  Spiritualitas Di Ranah Publik : Mengingat AS Akan Akar Kristianinya