close

Sejarah Partai Amanat Nasional (Pan) Semenjak Masa Reformasi

Sejarah Partai PanHanya ada tiga partai politik utama yg diizinkan mengikuti pemilu pada masa Orde Baru. Hal tersebut kemudian berganti dikala keadaan ekonomi Indonesia melemah balasan imbas krisis keuangan Asia. Kemerosotan ekonomi mengakibatkan makin besar gelombang ketidak puasan & protes dr rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. Demonstrasi besar – besaran yg dilaksanakan aneka macam badan aksi tergolong mahasiswa, membuahkan peristiwa Trisakti 12 Mei 1998 & Kerusuhan 13 Mei 1998 . Peristiwa – peristiwa tersebut akhirnya menyelesaikan kekuasaan Orde Baru. Peraturan tentang jumlah akseptor pemilu & pembentukan partai politik kemudian berganti pada saat reformasi tepatnya sesudah mundurnya Soeharto dr jabatan Presiden.

Partai Amanat Nasional (PAN) yakni salah satu dr sekian banyak partai yg lahir pada era Reformasi. Sejarah partai PAN berawal dr pembentukan Majelis Amanat Rakyat atau MARA pada 14 Mei 1998. MARA merupakan suatu wadah terbuka yg bermaksud memperjuangkan keadilan & demokrasi di Indonesia dibentuk oleh para tokoh nasional dr lintas agama, suku & rasial. Anggota MARA terdiri dr banyak tokoh sejumlah 49 orang tergolong beberapa mantan pejabat pemerintahan antara lain Goenawan Mohammad, Emil Salim, Jend.Purn.Rudini, Arifin Panigoro, Frans Seda, Adnan Buyung Nasution, Nurcholish Madjid, Ong Hok Ham, Faisal Basri, Amien Rais & masih banyak yg yang lain.

Pendirian Partai Amanat Nasional

Amien Rais yg menjadi salah satu tokoh kunci gerakan reformasi tahun 1998 kemudian menggagas pendirian PAN bersama para rekannya yg tergabung dlm MARA. Kondisi politik Indonesia yg masih berantakan selepas runtuhnya orde baru menjadi salah satu pendapatsehingga ia tak jadi kembali ke Muhammadiyah. MARA & beberapa organisasi antara lain PPSK Yogyakarta, tokoh –  tokoh Muhammadiyah & Kelompok Tebet lalu berinisiatif pembentukan Partai Amanat Nasional. Lahirlah partai politik baru yg diberi nama Partai Amanat Bangsa (PAB). Nama PAB kemudian diubah menjadi partai amanat nasional pada pertemuan di Bogor 5-6 Agustus 1998.

  Sejarah Perang Padri: Latar Belakang dan Dampak

Sejumlah 50 orang tokoh nasional menjadi pendiri partai amanat nasional antara lain Prof.Dr. H. Amien Rais, Faisal Basri MA, Ir. M. Hatta Rajasa, Goenawan Mohammad,Dr. Rizal Ramli, Abdillah Toha, Dr. Albert Hasibuan, Toety Heraty, Prof. Dr. Emil Salim, A.M. Fatwa, Zoemrotin,  Alvin Lie Ling Pao. Ribuan orang menghadiri deklarasi partai amanat nasional pada 23 Agustus 1998 di Istora Senayan Jakarta. Keputusan Departemen Kehakiman no. M.20.UM.06.08 tertanggal 27 Agustus 2003 mengesahkan pendiriannya. Partai amanat nasional menjinjing semangat Indonesia baru yg ingin mengambil alih gaya pemerintahan diktatorial pada masa Orde Baru.

Walaupun sebagian orang menganggapnya sebagai partai Muhammadiyah alasannya sosok Amien Rais yg saat itu masih menjabat ketua, partai amanat nasional yakni partai terbuka. Partai ini memakai dasar asas Pancasila & bersifat majemuk & mampu berdiri diatas kaki sendiri , ditujukan untuk berbagai warga negara Indonesia, laki – laki & perempuan yg berasal dr beragam latar belakang aliran, etnis & agama.

Visi, Misi & Tujuan Partai Amanat Nasional

Visi dlm sejarah partai amanat nasional yaitu sebagai partai politik terdepan untuk merealisasikan masyarakat madani yg adil & sejahtera, pula pemerintahan yg baik & bersih di negara Indonesia yg demokratis & berdaulat, mendapat ridho Allah SWT. Sedangkan misi dr PAN yakni selaku berikut:

  • Mewujudkan kader – kader yg berkualitas.
  • Mewujudkan partai yg dekat & selalu membela kepentingan rakyat.
  • Mewujudkan partai yg modern berdasarkan tata cara & manajemen unggul serta berdasarkan budaya bangsa yg luhur.
  • Mewujudkan keadaan Indonesia gres yg demokratis, makmur, maju serta bermartabat.
  • Mewujudkan iklim tata pemerintahan yg baik & higienis, melindungi semua bangsa serta seluruh tumpah darah Indonesia, mengembangkan kesejahteraan biasa & mencerdaskan kehidupan bangsa.
  • Mewujudkan negara Indonesia yg bersatu, berdaulat & bermartabat, melaksanakan ketertiban dunia yg berdasarkan kemerdekaan, perdamaian awet, keadilan sosial & menerima rasa hormat dlm pergaulan internasional.

Tujuan dlm sejarah partai amanat nasional yakni untuk menjunjung tinggi, menegakkan kedaulatan rakyat, menjunjung keadilan serta perkembangan pada bidang material & spiritual. Akar cita – cita partai tersebut yakni moral agama, kemanusiaan & kemajemukan, prinsip non sektarian & non diskriminatif. Semua prinsip tersebut tergabung dlm azas “Akhlak Politik Berlandaskan Agama yg Membawa Rahmat Bagi Sekalian Alam”. Partai Amanat Nasional akan menjadikan agama selaku landasan moral & landasan adab dlm berbangsa & bernegara, dgn menghargai harkat & martabat manusia, pula mendukung kemajemukan dlm memperjuangkan kedaulatan rakyat, memperjuangkan keadilan sosial, & memperjuangkan kehidupan bangsa yg lebih baik dgn tujuan supaya bangsa Indonesia menjadi bangsa yg sejahtera, maju, bermartabat & mampu berdiri diatas kaki sendiri.

Arti Logo Partai Amanat Nasional

Logo Partai Amanat Nasional berbentukmatahari putih yg cerah & latar belakang segi empat berwarna biru bertulisan PAN di pecahan bawah merupakan simbol yg menyatakan bahwa PAN akan membawa pencerahan menuju masa depan yg lebih baik bagi Indonesia. Matahari diartikan sebagai simbpl cahaya & kehidupan, sementara warna putih adalah warna kebenaran, keadilan & semangat yg baru. Sedangkan pancaran sinar tersebut yakni refleksi dr kemajemukan, bujur kandang berwarna biru yaitu lambang dr bahari & langit yg mempunyai arti kemerdekaan & demokrasi.

Keikutsertaan Partai Amanat Nasional Dalam Pemilu

Dalam sejarah partai amanat nasional mengikuti pemilu pertama kali pada 1999 & menjangkau 7,4 persen suara atau 34 dingklik di DPR. Walaupun demikian, partai amanat nasional mampu menjadi aktivis utama dlm koalisi partai – partai Islam yg pula disebut poros tengah. Saat itu poros tengah terdiri dr partai – partai Islam mirip PKB, PAN, PBB, PPP & Partai Keadilan (PKS) yg mencalonkan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai kandidat presiden. Gus Dur saat itu ialah Ketua Dewan Syuro PKB. Gus Dur berhadapan dgn Megawati Soekarnoputri , Ketua Umum PDI-P & BJ. Habibie selaku calon dr Golkar. Poros tengah kemudian melakukan lobi – lobi politik untuk mendukung Gus Dur sehingga Megawati mengalami kekalahan. Amien Rais diangkat sebagai Ketua MPR sehabis pemilu.

Pada pemilu 2004, partai amanat nasional mendapatkan 6,4 persen suara & bangku DPR sejumlah 53 bangku. Amien Rais & Siswono Yudo Husodo menjadi Capres & Cawapres, tetapi terhenti pada  putaran pertama dgn 14,66 persen suara. Di tahun 2009 partai amanat nasional mendapatkan 6 persen bunyi & 43 buah bangku di dewan perwakilan rakyat, sedangkan pada pemilu 2014 mengalami kenaikan sebesar 7,6 persen suara & 48 bangku DPR. Di tahun 2014 Hatta Rajasa yg menjadi Ketua Umum partai amanat nasional pula menjadi kandidat wakil presiden, berpasangan dgn Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, tetapi kalah bunyi dr Joko Widodo & Jusuf Kalla.

Partai Amanat Nasional Sekarang

Ketua Umum PAN pada masa kini adalah Zulkifli Hasan, Ketua Majelis Pertimbangan Partai Soetrisno Bachir, Amien Rais selaku Ketua Dewan Kehormatan Partai. Sebagai ketua terpilih dikala ini, Zulkifli Hasan ingin menyebabkan partainya selaku rumah besar untuk Indonesia yg mempunyai arti semua kebijakan yg akan dilaksanakan dlm sejarah partai amanat nasional kedepannya mesti dikerjakan untuk kepentingan rakyat, memberantas kemiskinan & kesenjangan antara kaum yg kaya & miskin. Selain itu Zulkifli Hasan pula mengemukakan pemikiran akan tiga program gres partai amanat nasional yaitu revitalisasi, regenerasi & reunifikasi. Kemudian akan dijalankan gebrakan baru dgn mengadakan konvensi penyeleksian kader kandidat presiden, untuk meniadakan tradisi usang yg selalu mendahulukan Ketua Umum partai dlm pencalonan.