Sejarah Perang Ain Jalut merupakan salah satu pertempuran penting dlm sejarah dunia, dimana bangsa Mongol di Asia Tengah kalah telak untuk pertama kalinya. Serta mereka tak mampu membalasnya di kemudian harinya seperti yg biasanya mereka lakukan. Tentunya perang ini pula memiliki latar belakang yg mengakibatkan pertempuran ini layaknya sejarah perang Vietnam vs Amerika & sejarah perang Banten. Salah satu alasan perang Ain Jalut ini terjadi alasannya adalah pada 1258, Mongol sudah melampiaskan kesadisannya ke Bagdad. Mereka membobol dinding, membunuh, & menjarah selama 1 minggu sehingga membuat seluruh dunia Islam panik akan orang Mongol.
Pada Januari 1260, orang Mongol mulai bergerak ke barat, dimana Aleppo di Siria mengalami hal yg sama mirip Bagdad. Pada Maret di tahun yg sama, Damaskus menyerah pada orang Mongol & tak usang setelah itu, orang Mongol sukses merebut kota-kota di Palestina, yaitu Nablus & Gaza.
Setelah menaklukan beberapa negara, Hulegu, Jendral Mongol, menuntut supaya Sultan al-Muzhafar Saifuddin Quthuz, yg merupakan penguasa Muslim di Mesir, untuk tunduk pada Mongol. Orang Mongol pun mengancam Mesir bahwa nasib mereka akan sama dgn negara lain kalau menolak. Sebelum menjadi raja, Quthuz pernah bermimipi bahwa asulullah shallallahu alaihi wassalam menyampaikan kepadanya bahwa ia akan menguasai Mesir & mengungguli Perang melawan Tatar (Mongol). Tentunya, Quthuz memiliki rencana lain dlm menghadapi ancaman bangsa Mongol. Simak pula sejarah perang Banjar.
Era Sebelum Perang Ain Jalut
Mesir pada dikala itu sedang dilanda aneka macam dilema baik internal maupun eksternal. Krisis ekonomi, Perang Salib, & pertahanan yg sedang melemah merupakan sebagian saja dr dilema yg dihadapi bangsa Mesir. Tetapi perilaku ketabahan Sultan Quthuz manjadi secercah cita-cita bagi umat Islam sebab Quthuz tak menentukan untuk lari ataupun berdamai dgn Mongol mirip halnya raja-raja Islam lainnya pada ketika itu. Tetapi Sultan Quthuz menentukan untuk menghadapi bangsa Mongol. Simak pula sejarah Kerajaan Champa.
Pada tahun 658 Hijriah, Sultan Quthuz memerintahkan panglimanya, Baybars, untuk mencari isu wacana antisipasi pasukan Mongol. Pada ketika Baybars datang di Gaza, ia berjumpa sekelompok kecil pasukan Mongol & secepatnya menghadapi mereka dgn pasukannya sendiri. Baybars pun memperoleh kemenangan. Kekalahan sedikit ini pun telah memberikan efek pada pasukan Mongol. Pada saat Sultan Quthuz datang di Gaza, beliau mendapat berita bahwa Hulegu telah pulang kembali ke Mongol. Saat itulah Sultan Quthhuz mengenali bangsa Mesir mendapatkan peluag emas untuk menaklukan bangsa Mongol.
Hulegu mendengar informasi bawa Mongke, sang khan agung di Mongolia, sudah mangkat & ia memperkirakan akan ada perebutan kekuasaan di kampung halamannya. Maka Hulegu pun kembali ke Mongolia & menyisihkan sekitar 10.000 sampai 20.000 tentara Mongol yg menurutnya cukup untuk menaklukan Mesir. Pasukan Mongol pun dipimpin oleh Katbugha. Sultan Qutuz pun menyimpulkan bahwa ini merupakan potensi satu-satunya untuk mengalahkan Mongol.
Pada dikala penyusunan rencana pertempuran, Quthuz menyatakan beberapa pertimbangan yg penting untuk menjangkau kemenangan dlm melawan bangsa Mongol, yaitu selaku berikut:
- Keselamatan Mesir tak terletak pada Kaherah/Qahira/Kairo, namun justru bermula dr perbatasan Mesir di potongan timur, yakni Palestina. Maka dr itu, untuk menyelamatkan perbatasan Mesir mesti dilaksanakan dr permulaan, yaitu dgn menyerang Mongol di Palestina.
- Selain itu, melaksanakan perang di luar Mesir pula memberikan keuntungan bagi Mesir, dimana mereka memiliki peluang untuk kembali ke negaranya jikalau kalah dlm perang di Palestina. Mereka akan mempunyai cukup waktu untuk menyusun ulang taktik pertempuran. Jika mereka berperang di Mesir, pastinya bila mereka kalah, Mongol akan lebih gampang masuk ke Kaherah, ibukota Mesir.
- Pasukan Islam pula harus melaksanakan serangan kejutan terhadap musuh dgn cara menentukan tempat & waktu untuk berperang. Dengan ini, mereka akan berada pada kondisi yg lebih siap berperang dibandingkan musuh.
- Mesir tak cuma bertanggung jawab atas keselamatannya sendiri, tetapi pula keselamatan dunia Islam yang lain. Jihad mempertahankan negara Islam yg dijajah yaitu fardhu atas negara tetangga bila mereka tak mampu membela dirinya.
- Umat Islam berkewajiban untuk menyerang & membuka negara Mongol, kemudian menawarkan Islam atau jizyah/upeti. Jika pasukan Mongol berada pada dunia Islam, membuka yg dijajah oleh Mongol lebih diwajibkan ketimbang menyerang negara Mongol itu sendiri.
Setelah negosiasi yg cukup panjang, akhirnya keputusan Quthuz untuk menyerang Mongol di Palestina diambil & dilaksanakan. Simak pula sejarah berdirinya Al-Azhar.
Sejarah Perang Ain Jalut
Quthuz sudah mengendalikan taktik untuk perangnya melawan pasukan Mongol, dimana ia tak eksklusif mengeluarkan kekuatannya. Ia menyuruh pasukan khususnya untuk bersembunyi di bukit & lembah-lembah. Pada bulan September 1260, tentara Qunthuz berhadapan dgn Mongol di Ain Jalut. Quthuz memerintahkan pasukan kecil untuk maju terlebih dahulu untuk memancing pasukan Mongol. Mengira bahwa pasukan kecil itu ialah seluruh pasukan Mesir, pasukan Mongol pun dengan-cara tak sungkan menyerang. Mereka telah sukses mengalahkan barisan depan pasukan Mesir, namun Sultan Qunthuz tak pantang gentar akan kejadian itu.
Pada jadinya, Quthuz menjatuhkan perangkapnya dimana pasukan khususnya dikerahkan & menyerang pasukan Mongol dr samping. Pasukan Mongol sempat terkejut dgn ketangguhan umat Islam dlm perang & mental Mongol sempat ciut. Hal ini ditambahkan dgn tewasnya Panglima Katbugha & jasadnya terbaring di medan perang Ain Jalut. Strategi ini ternyata sukses & pasukan Quthuz mampu mengalahkan pasukan Mongol dengan-cara telak. Simak pula sejarah berdirinya agama Islam.
Umat Islam atau pasukan Quthuz terus memburu Mongol yg terus berusaha untuk melarikan diri hingga orang Mongol hasilnya sukses bersatu kembali di Bisan, sebuah desa di bersahabat Ain Jalut. Pertempuran kembali berlanjut di desa tersebut & semakin sengit pula perang antara umat Islam & Mongol. Quthuz pun berteriak “Waa Islaamaah!” sebanyak tiga kali & berdoa pada Allah SWT untuk memenangi peperangan ini. Pada akibatnya, kemenangan pun jatuh di tangan kaun muslimin & ini menjadi kali pertama orang Mongol mencicipi kekalahan telak dlm perang sejak 43 tahun yg lalu.
Meskipun tak melibatkan banyak serdadu & pasukan, pertempuran Ain Jalut tetap dianggap sebagai salah satu perang penting dlm sejarah dunia. Hal ini dikarenakan pertempuran ini sudah menyelamatkan umat Islam dr kebinasaan & menghancurkan fikiran bahwa orang Mongol tak terkalahkan & memungkinkan kaum negara lain untuk merebut tanah air mereka kembali.
Pada jadinya, orang Mongol kembali ke daerah Siria & Palestina namun mereaka tak mampu mengancam Mesir lagi. Keturunan Hulegu berdiam di Persia & memeluk Islam. Di kemudian hari, mereka menjadi pelindung budaya Islam & wilayah mereka diketahui selaku ilkhanate Persia, yg memiliki arti kekhanan (kerajaan) bawahan Persia. Ini sudah menjadi titik balik peradaban Islam di dunia & menjadi salah satu perang terpenting yg pernah terjadi dlm sejarah dunia.