close

Sejarah Perjanjian Linggarjati Singkat Dan Lengkap

Sejarah perjanjian Linggarjati berawal mula karena adanya keinginan Belanda untuk kembali menguasai Indonesia meskipun masa penjajahan Belanda di Indonesia sudah berakhir. Perjanjian Linggarjati yaitu upaya untuk meredam peperangan antara Indonesia & Belanda. Pihak Inggris berperan selaku mediator pada perjanjian ini. Pada postingan ini akan dibahas sejarah Perjanjian Linggarjati mulai dr latar belakang, waktu & kawasan perjanjian, tokoh-tokoh yg terlibat dlm perjanjian, isi perjanjian, dampak positif, dampak negatif, & hal lainnya yg berhubungan dgn Perjanjian Linggarjati.

Latar Belakang Perjanjian Linggarjati

Perjanian Linggarjati dilatarbelakangi oleh masuknya AFNEI yg diboncengi NICA (Netherlands-Indies Civil Administration) ke Indonesia. Pada 29 September 1945, pasukan sekutu & AFNEI datang ke Indonesia yg salah satu tujuannya untuk melucuti tentara Jepang sesudah kekalahan Jepang di Perang Dunia II. Hal ini disebabkan lantaran Jepang menetapkan status quo di Indonesia. Namun ternyata, kedatangan mereka diboncengi oleh NICA (Netherlands-Indies Civil Administration).

Pemerintah & rakyat Indonesia pun menilai bahwa Belanda ingin kembali mencoba berkuasa di Indonesia. Pertempuran demi pertempuran pun terjadi, seperti pertempuran 10 November di Surabaya, pertempuran di Ambarawa, Medan Area, & Pertempuran Merah Putih di Manado. Pertempuran-pertempuran ini menimbulkan kerugian pada kedua belah pihak. Pihak Kerajaan Belanda & Indonesia karenanya sepakat melaksanakan kontak diplomasi pertama dlm sejarah kedua negara.

Pemerintah Inggris selaku perantara penanggung jawab berupaya untuk menanggulangi pertentangan politik & militer di Asia. Diplomat Inggris berjulukan Sir Achibald Clark Kerr memanggil Indonesia & Belanda untuk menyelenggarakan perundingan di Hooge Veluwe. Anda dapat membaca sejarah mengenai Perjanjian Hooge Veluwe untuk lebih mampu memahaminya.

Pemimpin negara menyadari bahwa untuk menuntaskan konflik dgn peperangan cuma mengakibatkan korban dr kedua belah pihak. Perundingan yg dijadwalkan gagal karena Indonesia meminta semoga Belanda mengakui kedaulatannya atas Pulau Jawa, Pulau Madura, & Pulau Sumatera. Namun, Belanda hanya ingin mengakui Indonesia atas Jawa & Madura saja.

Akhir Agustus 1946, pemerintah Inggris menghadirkan Lord Killearn ke Indonesia selaku upaya menuntaskan negosiasi antara Indonesia & Belanda. Tanggal 7 Oktober 1946 diadakanlah negosiasi antara Indonesia & Belanda yg dipimpin oleh Lord Killearn yg bertempat di Konsulat Jenderal Inggris di Jakarta. Pada perundingan awal, jadinya membuahkan kesepakatan untuk melaksanakan gencatan senjata pada 14 Oktober 1946 & berniat kembali menyelenggarakan negosiasi lebih lanjut. Perundingan lebih lanjut tersebut yaitu Perjanjian Linggarjati yg akan dilaksanakan mulai tanggal 11 November 1946.

  Silsilah Kerajaan Mataram Antik Lengkap

Waktu & Tempat Sejarah Perjanjian Linggarjati

Perjanjian Linggarjati terjadi antara pihak Belanda & Indonesia yg ditengahi oleh Inggris pada tanggal 11-13 November 1946. Linggarjati atau Linggajati merupakan nama sebuah desa yg berada di antara Cirebon & Kuningan serta terletak di kaki Gunung Ciremai. Pemilihan Linggarjati sebagai tempat perundingan disebabkan kawasan ini netral bagi Belanda ataupun Indonesia. Pada saat itu Belanda & Sekutu menguasai Jakarta, sedangkan Indonesia menguasai Yogyakarta. Tempat jalannya negosiasi masih eksis hingga saat ini. Tempat ini pun kemudian dijadikan Museum Linggarjati.

Meskipun Perundingan Linggarjati dilaksanakan pada tanggal 11-13 November 1946, namun para utusan telah sampai di Linggarjati pada 10 November atau sehari sebelumnya. Pada waktu senggang, para utusan memperbaiki isi-isi perjanjian biar kedua belah pihak bisa menemui titik temu untuk menyepakati perjanjian tersebut. Hasil negosiasi diparaf 15 November 1945 di Jakarta & diratifikasi 25 Maret 1947 di Istana Negara. Isi perjanjian mencakup bahwa Belanda mengakui wilayah Indonesia dengan-cara de facto serta pembentukan negara Republik Indonesia Serikat (RIS).

Tokoh-tokoh Perjanjian Linggarjati

Terdapat tokoh-tokoh penting yg terlibat dlm Perjanjian Linggarjati. Nama tokoh-tokoh yg menandatangani Perjanjian Linggarjati ialah:

  • Pemerintah Indonesia mengutus Sutan Syahrir selaku Ketua, A.K. Gani, Susanto Tirtoprojo, & Mohammad Roem.
  • Pemerintah Belanda mendelegasikan Wim Schermerhon selaku Ketua, H. J. van Mook, Max van Pool, F. de Boer.
  • Pemerintah Inggris selaku mediator atau penengah diwakili oleh Lord Killearn.
  • Saksi tamu yg hadir pada pertemuan tersebut seperti Amir Syarifudin, dr. Leimena, dr. Sudarsono, Ali Budiharjo, Presiden Soekarno, & Mohammad Hatta.

Isi Perjanjian Linggarjati

Perjanian Linggarjati yg disahkan pada 25 Maret 1947 memiliki 17 pasal. Inti dr hasil Perjanjian Linggarjati yakni selaku berikut:

  1. Belanda dengan-cara de facto mengakui wilayah Republik Indonesia yaitu Jawa, Sumatera, & Madura.
  2. Belanda diwajibkan meninggalkan wilayah Republik Indonesia paling lambat 1 Januari 1949.
  3. Pihak Indonesia & Belanda mencapai kata setuju untuk membentuk negara Republik Indonesia Serikta (RIS) yg terdiri dr wilayah Indonesia, Kalimantan & Timur Besar sebelum tangga 1 Januari 1949.
  4. Dalam konteks Republik Indonesia Serikta, Pemerintah Indonesia harus tergabung dlm Commonwealth atau Persemakmuran Indonesia-Belanda dgn Ratu Belanda selaku kepalanya.

Akibat Perjanjian Linggarjati

Terdapat beberapa balasan yg ditimbulkan dr Perjanjian Linggarjati. Akibat tersebut dapat bersifat positif & negatif.

Dampak positif Perjanjian Linggarjati adalah:

  1. Posisi Indonesia di mata dunia internasional kian besar lengan berkuasa, dgn adanya legalisasi Belanda kepada kemerdekaan Indonesia. Hal ini mendorong negara-negara lain untuk mengakui kemerdekaan Republik Indonesia dengan-cara sah.
  2. Belanda mengakui negara Republik Indonesia memiliki kuasa atas Jawa, Madura, & Sumatera. Secara de facto, Indonesia berkuasa atas wilayah tersebut.
  3. Berakhirnya pertentangan antara Belanda & Indonesia. Saat itu dikhawatirkan jika konfrontasi rakyat Indonesia & kekuatan Belanda terus berlanjut maka akan semakin banyak korban jiwa dr golongan rakyat Indonesia. Hal ini lantaran kekuatan militer Belanda yg mutakhir & kekuatan rakyat Indonesia yg apa adanya.

Dampak negatif Perjanjian Linggarjati adalah:

  1. Wilayah kekuasaan Indonesia menjadi sangat kecil, yakni hanya Pulau Jawa, Sumatera, & Madura saja.
  2. Indonesia mesti mengikuti pula persemakmuran Indo-Belanda.
  3. Perjanjian ini pada hakikatnya memberikan waktu Belanda membangun kekuatan untuk kemudian berikutnya melakukan aksi militernya.
  4. Partai nasional mengkritik pemerintah Indonesia karena dianggap lemah menjaga kedaulatan Republik Indonesia. Perjanjian Linggarjati ditentang masyarakat & kelompok tertentu yg dimulai dr Partai Masyumi, PNI, Partai Rakyat Indonesia, & Partai Rakyat Jelata.

Pemerintah ketika itu memberi alasan kenapa menyetujui isi Perjanjian Linggarjati tersebut, yakni menentukan cara hening untuk menuntaskan pertentangan demi menyingkir dari jatuhnya korban lebih banyak & menarik simpati dunia internasional. Perdamaian dgn gencatan senjata ini bisa memberi potensi bagi pasukan militier Indonesia untuk melakukan aneka macam hal seperti konsolidasi.

Pada perundingan tersebut diketahui bahwa pemimpin yg ditunjuk yakni Sutan Syahrir telah dianggap menunjukkan pinjaman pada Belanda. Hal ini membuat anggota dr Partai Sosialis yg berada dlm Kabinet tersebut & KNIP mengambil langkah penarikan dukungan pada pemimpin perundingan tersebut. Penarikan sumbangan pada Sutan Syahrir terjadi pada tanggal 26 Juni 1947.

Pelanggaran Perjanjian Linggarjati

Belanda balasannya melanggar kesepakatan yg telah disepakati bareng dlm Perjanjian Linggarjati. Gubernur Jenderal H. J. van Mook ahirnya menyatakan bahwa Belanda tak lagi terikat dgn perjanjian tersebut pada tanggal 20 Juli 1947. Tanggal 21 Juli 1947, Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda I yakni serangan dr Tentara Belanda ke wilayah Indonesia.

Konflik antara Indonesia & Belanda kembali memanas. Konflik tersebut terselesaikan lewat jalur negosiasi yg memunculkan sejarah Perjanjian Renville. Walaupun terlalu banyak hasil Perjanjian Renville yg merugikan pihak Indonesia. Terdapat beberapa hal yang lain yg terjadi sebelum, selama, & sehabis Perjanjian Linggarjati dilakukan. Beberapa insiden yg berhubungan dgn peristiwa ini, yakni:

  1. Perundingan untuk menyelesaikan pertentangan Indonesia & Belanda sesungguhnya sudah dijalankan dr bulan Februari 1946. Namun, negosiasi yg dijalankan selalu gagal tanpa kesepakatan. Akhirnya pada bulan Oktober di tahun yg sama kemudian terjadi kesepakatan yg mengawali konferensi Linggarjati.
  2. Pemilihan lokasi Linggarjati atau Linggajati sebagai tempat konferensi direkomendasikan oleh Maria Ulfah Santoso. Beliau yaitu Menteri Sosial di masa tersebut. Pemilihan Linggarjati didasarkan pada titik tengah antara Belanda yg menguasai Jakarta & Indonesia yg menjadikan Yogyakarta sebagai sentra pemerintahan sementara.
  3. Delegasi Belanda bermalam di kapal perang miliki mereka. Delegasi Indonesia menginap di Linggasama yg letaknya berdekatan dgn desa Linggarjati. Ir. Soekarno & Mohammad Hatta singgah di kediaman Bupati Kuningan.
  4. Rumah yg dijadikan tempat konferensi ialah kawasan milik Kulve van Os. Beliau yakni seorang Belanda pemilik pabrik semen & perajin ubin yg menikahi wanita berdarah Indonesia.
  5. Perundingan berlangsung tak mulus. Terdapat beberapa poin dr kedua belah pihak yg tak disepakati, tetapi ada pula yg mampu disepakati. Delegasi Belanda pun disela konferensi sempat menemui Soekarno yg datang selaku tamu untuk membahas beberapa poin yg menjadi perdebatan antara Belanda dgn Indonesia yg diketuai Syahrir.
  6. Pro-kontra terus terjadi selepas perjanjian tersebut diberitahukan pada publik. Penolakan khususnya tiba & disuarkan oleh oposisi pemerintahan saat itu.
  7. Belanda telah menodai hasil perjanjian & membatalkan persetujuan dengan-cara sepihak.

Inilah penjelasan mengenai sejarah Perjanjian Linggarjati mulai dr latar belakang, waktu & daerah perjanjian, tokoh-tokoh yg terlibat dlm perjanjian, isi perjanjian, dampak positif, dampak negatif, & hal lainnya yg berhubungan dgn Perjanjian Linggarjati. Perjanjian ini intinya dianggap merugikan Indonesia. Meskipun seiring berjalannya waktu, hasil perjanjian ini pula memberi efek positif bagi Indonesia. Namun, Belanda pada risikonya mengingkari perjanjian ini & melancarkan aksi militer Belanda 1. Semoga berfaedah.