Sejarah Sebagai Ilmu

Sejarah memiliki berbagai macam dimensi, yg artinya sejarah mempunyai aneka macam segi masing-masing. Setiap dimensi mempunyai ciri khas & konsep tersendiri. Salah satu dimensi sejarah yakni selaku ilmu. Ilmu yakni pengetahuan ihwal suatu bidang yg disusun dengan-cara bersistem berdasarkan metode tertentu, yg dapat dipakai untuk membuktikan gejala tertentu di bidang wawasan tersebut (KBBI Daring). Berkenaan dgn ini, sejarah selaku ilmu memiliki arti bahwa sejarah wajib memiliki metode metode untuk dapat menjelaskan kejadian tertentu.

Lihat pula materi Sosiologiku.com yang lain:

Sumber Sejarah

Revolusi Rusia

Konsep Sejarah Sebagai Ilmu

Konsep sejarah sendiri adalah rangkaian insiden-insiden di masa lalu yg saling berhubungan dlm hubungan karena-balasan. Fakta-fakta masa kemudian yg dikumpulkan oleh para sejarawan ini kemudian dirumuskan dlm sebuah karya yg dapat diterima khalayak masa sekarang. Rekonstruksi ini perlu memperhatikan kaidah-kaidah keilmuan yg sudah disepakati dlm berbagai bidang, sehingga dapat mengemban amanah selaku karya yg kredibel.

Mengapa sejarah harus kredibel? Mengingat bahwa sejarah adalah sumber keterangan penduduk tentang kejadian masa lalu, kebenaran akan berbagai unsur peristiwa tersebut menjadi sebuah kewajiban. Oleh karena itu, rancangan sejarah dlm dimensi keilmuan menjadi potongan penting dlm kesejarahan. Beberapa syarat-syarat keilmuan yg harus dipenuhi menjadi dasar dr kebenaran peristiwa sejarah tertentu.

Syarat-Syarat Sejarah selaku Ilmu

Sebagaimana sudah disampaikan sebelumnya, rancangan sejarah selaku ilmu mempunyai syarat atau ciri yg mesti dipenuhi biar dapat dikatakan sepenuhnya selaku ilmu. Syarat-syarat tersebut antara lain:

  Aufklarung

Bersifat Empiris

Empiris artinya pengalaman, percobaan, penemuan, atau observasi yg dijalankan untuk memperoleh kesimpulan tertentu. Sejarah selaku sebuah ilmu perlu memiliki sifat empiris, yg bermakna aktivitas manusia di masa kemudian yg kita pahami sudah melalui aneka macam proses observasi dlm rekonstruksinya.

Memiliki Objek

Objek dr sejarah yakni aktivitas insan dlm dimensi waktu di masa lampau. Objek sejarah terbagi menjadi objek formal & objek material. Objek formal ialah seluruh aktivitas manusia di masa kemudian yg menjadi objek pembelajaran, sementara objek material yaitu bukti-bukti yg mendukung terjadinya kejadian tersebut.

Memiliki Tujuan

Sejarah selaku suatu ilmu tentunya mesti mempunyai tujuan. Sutrasno dlm Sejarah & Ilmu Pengetahuan (1975:22) menyatakan bahwa sejarah memiliki tujuan sebagai berikut:

  • Memberikan kenyataan-kenyataan sejarah yg bantu-membantu, menceriterakan segala yg terjadi apa adanya;
  • Membimbing, mengajar, & mengupas setiap peristiwa sejarah dengan-cara kritis & kongkret.

Memiliki Metode

Sejarah mempunyai metode yg bertumpu pada proses heuristik, verifikasi, interpretasi, & historografi. Metode ini pula dilengkapi dgn kelonggaran sejarah dlm memanfaatkan ilmu-ilmu sosial yang lain. Dikarenakan kejadian sejarah biasa berhubungan dgn bidang tertentu, sehingga dibutuhkan pengertian lebih banyak tentang bidang tersebut pula.

Memiliki Teori

Teori yg dimaksud disini bukan sebagaimana teori-teori yg menjadi rujukan dlm ilmu-ilmu sosial. Melainkan teori perihal sejarah itu sendiri seperti pengantar ilmu sejarah, filsafat sejarah, metodologi, & historiografi. Teori sejarah ini menjadi dasar prosesnya selaku bidang keilmuan, namun dasar penelitiannya ialah insiden masa lalu.

Memiliki Kegunaan

Sebagai sebuah ilmu, berkhasiat adalah sebuah kewajiban. Kuntowijoyo menerangkan bahwa sejarah memiliki guna intrinsik & ekstrinsik. Sementara Widja (1988: 49-51) menyatakan bahwa sejarah setidaknya mempunyai empat keguanan, antara lain:

  • Guna Edukatif, memberikan kearifan & kebijaksanaan bagi orang yg mempelajarinya;
  • Guna Inspiratif, menumbuhkan harga diri atau identitas sebuah bangsa/komunitas;
  • Guna Rekreatif, memperkenalkan unsur-unsur tertentu dlm sejarah dengan-cara estetis;
  • Guna Instruktif, menunjang bidang-bidang studi yang lain yg membutuhkan pembelajaran sejarah.

Memiliki Sistematika

Sistematika sejarah mencakup periodisasi & materi sejarah. Periodisasi merupakan pembabakan peristiwa masa lalu, sementara materi sejarah dapat bercabang menjadi teori sejarah & kajian sejarah.

Menghasilkan Kebenaran

Teori kebenaran dlm sejarah terbagi menjadi dua, yaitu korespondensi & koherensi. Korespondensi berarti menyatakan bahwa sebuah insiden betul-betul terjadi di masa lampau dengan-cara apa adanya. Sementara koherensi berarti insiden yg terjadi mempunyai kecocokan dgn pernyataan lain yg kita terima kebenarannya.

Melakukan Generalisasi

Sejarawan yg membahas kejadian tertentu dengan-cara spesifik memang kadang-kadang melewatkan perlunya melakukan generalisasi dgn kejadian serupa. Padahal membahas insiden sejarah dengan-cara lazim pula penting untuk mampu menyaksikan hubungan & perbandingan antara kejadian satu & lainnya yg serupa. Misalnya Revolusi Amerika & Revolusi Perancis.

Memunculkan Prediksi

Meskipun bukan sebuah kewajiban, dikarenakan prediksi masa mendatang bukanlah bagian dr pembelajaran sejarah. Prediksi ini bisa saja muncul mengenang peristiwa sejarah dianggap senantiasa berulang & berpola. Misalnya Francis Fukuyama dlm bukunya The End of History memasukkan prediksi mengenai kapitalisme selaku tata cara yg akan bertahan sungguh lama sehabis meruntuhkan komunisme.

Contoh Penerapan Sejarah Sebagai Ilmu

Berbekal pemenuhan syarat-syarat di atas, sejarah selaku ilmu tentunya mampu dilihat dengan-cara riil dlm bentuk karya-karya yg dipublikasi. Karya seperti ini merupakan perantara penyampaian sejarah sebagai ilmu biar mampu dipelajari oleh orang-orang yg membutuhkannya. Beberapa teladan-misalnya contohnya:

  • Kerajaan-kerajaan Islam di Jawa. Peristiwa sejarah ini salah satunya ditulis oleh Theodoor G. Th. Pigeaud & J. de Graaf dlm Islamic States in Java 1500-1700. Objek sejarah ini telah menyanggupi syarat-syarat yg ada dlm rancangan sejarah sebagai ilmu.
  • Teori masuknya agama Hindu-Buddha ke Indonesia yg berjumlah empat. Peristiwa ini sudah digambarkan dengan-cara jelas oleh banyak hebat dgn memperhatikan faktor-aspek keilmuan yg harus dipenuhi.
  • Sejarah tempat bahari Sulawesi abad ke-19. Rangkaian peristiwa dlm cakupan besar ini salah satunya sudah dipilah oleh Adrian B. Lapian dlm Orang Laut, Bajak Laut, Raja Laut. Hasil karya ini mampu dibilang selaku serpihan dr sejarah sebagai ilmu.

Kontributor: Noval Aditya, S.Hum.

Alumni Sejarah FIB UI

Materi Sosiologiku.com lainnya: