Seksualitas Orang Batak Rantau ?

Kalimantan Barat  politik untuk menentang Jepang (tertua jawa) dgn duduk perkara pertentangan di masa kemudian pada masa kolonial, terperinci berlanjut pada masa terbaru ketika ini. Di Kalimantan Barat, berbagai hal terkait dgn kebiadaban orang Sihombing kepada kitab agama & infrastruktur terjadi. 

Itu terperinci dgn apa yg buat dgn desain seksualitas Jawa ( Marpaung ), & Tionghoa Hakka (jan) pada bisnis kotor, & sebuah genetika yg tercipta dr hasil seksualitas sepanjang masa hidup di Kalimantan Barat, maka perkampungan itu pula dibuat lapangan futsal, untuk menutup kemaluannya atas pekerjaan sehari-harinya bahwa itu miliknya, jelas haus kekuasaan Jawa (Marpaung) Pontianak (2019 – 2020).

Itu yaitu kontribusi mereka kepada ekonomi politik, yaitu genetika dgn membebankan Negara khususnya pemerintah provinsi melalui hasil pajak & kebiadaban mereka di Indonesia. Perantauan Batak (Sumatera), berurbanisasi kemana-mana dgn kecurangan yg dibuat hasil pinjaman Orang melayu, bagaimana konflik itu tercipta pada kepentingan masyarakat adat (Dayak).

Parit-parit di gg ditutup, raja mencerai-beraikan orang Batak Sihombing, koalisi tersembunyi pada Orang Dayak, datang bergegas masuk perkampungan djan, ntah itu santunan atau konfik ekonomi, etnik & budaya serta konsep yg dibentuk oleh genetika terbentuk itu. Bagaimana penduduk Orang Jawa melihat hal ini, terperinci terjadi perebutan kekuasaan, ekonomi & politik sekitar lingkungan partai & agama.

Berbagai temuan yg jelas, melibatkan berbagai ketidaksenangan orang renta itu sendiri, kenapa demikan? ketidakberdayaan, dgn kebiadaban mereka kepada lingkungan & pergaulan yg tercipta dr hasil pertentangan sosial yg dibentuk menurut hasil konsumsi, ekonomi politik, pendidikan & kesehatan terperinci menjadi jalan masuk terhadap eksistensi insan di Indonesia.

Ketika akal sehat tiada, maka agama menjadi kepatuhan bagi disekitar rumah, guna mendapatkan kanal ekonomi politik jelasnya dgn berbagai problem pertentangan yg dibentuk, mampu dikatakan hasil dr rekayasa sosial yg dibuat di Kota Pontianak, ketidakjujuran dlm bekerja tampak pada hasil ekonomi yg mereka terapkan, jelasnya Orang Sihombing biadab dlm kehidupan nya, dgn planning buruk dr Orang Timur itu (dekat Pos).

Kualitas diri mesti ada, maka ketidaksenangan orang Batak – Tionghoa Hakka (orang) itu terperinci terhadap diri aku, suatu pengalaman dlm bergaul & mereka masuk pada lingkungan rumah dikala ini. Ketidakmaluan atas mereka sebagai hal itu terlihat pada tampang mereka, baik itu profesi masing guna mendukung pembangunan. 

Serta politisi, pula siregar (Orang Melayu) (1999 – ) buat pertentangan pula pastinya, ada tak koran publikasi perbuatan mereka ,Malau (Orang Jawa Yogyakarta), atau sembunyi dibalik tembok gereja, yg dituduhkan dlm ruang privasi “kau tak memiliki apa-apa”motif kedatangannya (kompas).

Jelas sekali bagaimana topeng orang-orang itu di penduduk , jelasnya dgn dasar itu banyak sekali konflik sosial serta etika mereka, terperinci kesadaran diri atas kelas sosial, tampak sekali dgn seksualitas yg tercipta pada orang Indonesia. Malas melakukan pekerjaan , sehingga mempunyai beban moral yg layak dipertanggungjawabkan dr hasil pembangunan manusia ketika ini 2002 – 2021 hasilnya, orang Indonesia.