Self dan Others, Pembentukan Melalui Humiliation Ideologi Nasional – Indonesia

Kombinasi yg berkenan dlm hal ini jelas bagaimana mereka hidup untuk menyerang orang, jika dipahami dgn baik lewat peranan mereka dengan-cara nasional tentunya selaku proses untuk mendisiplinkan prilaku pihak-pihak yg merasa dipermalukan dlm hal ini, terperinci bagaimana metode pembangunan di buat dgn keadaan para suku di Indonesia, Pontianak contohnya.

Politik seksualitas pada pembangunan ekonomi pada tingkat setempat oleh orang Batak, Sihombing misalnya telah mengidentifikasi duduk perkara itu melalui tata cara ekonomi yg dibuat guna mengerti konsep seksualitas yg dimaksud.

Hal ini berbentukpada keadaan metode pendidikan, & rumah militer misalnya, pada hasilnya Self tak cuma mengkonstruksikan others selaku lawan, namun dipahami bagaimana other mengkonstruksikan self selaku misalnya apa yg terjadi dengan-cara kompleks pada masyarakat Tionghoa, Pontianak, & DKI Jakarta.

Biasanya pada penduduk setempat, dapat dipahami pada sistem pendidikan belum dewasa, hal ini guna mendapatkan simpati pada problem pembangunan dengan-cara tingkat global. Kecurangan mirip itu timbul pada elit politik, & penguasa terang bagaimana mereka ingin mencapai tingkat karier, & keuangan yg baik.

Dalam hal ini, bagaimana mereka bekerja saling menghipnotis dlm masalah penyerangan akan tampak tindakan orang setempat, Indonesia, masyarakat setempat contohnya. Sehingga humiliation sebagai dapat berfungsi selaku pembeda pada situasi gres & lama, tergantung pada pembangunan budaya ekonomi yg diterapkan masing-masing Negara.

Jika di Indonesia, penduduk setempat – Negara maju yg tampak tak & dapat berinovasi akan dimengerti bagaimana mereka hidup dgn budaya Jawa (kehormatan) alasannya memiliki rasa terhadap keadaan dipermalukan, dgn adanya inovasi yg dibentuk dgn baik, oleh budaya barat.

Konsep itu yg dipahami pada penduduk lokal, pada pembangunan ekonomi yg diciptakan oleh pembangunan  yang dianggap dgn sebagai hal tak rasional lewat penyerangan inovasi & pengetahuan medis contohnya yg diciptakan oleh elit politik, pada pendidikan & kesehatan (Orang Batak, Jawa, Dayak) di Lokal, Pontianak, Indonesia, masih jauh dgn negara maju.

  Apabila laki-laki dan wanita menderita talasemia menikah,

Biasanya yg melakukan hal itu adalah masyarakat Orang Jawa, Orang Melayu & Orang Batak (seksualitas, kesehatan, & pendidikan). Menjadi menawan tatkala mereka bersanding dgn orang Dayak melalui asimilasi budaya yg menciptakan aneka macam tolok ukur yg dibuat. Penyerangan itu tak hanya pada aspek kedua, tetapi pada tata cara ekonomi menjadi cuilan dr adanya oknum yg dibayar untuk melakukan hal itu.

Pada narasi histori akan terlihat bagaimana kesehatan sosial, & psikologis sosial yg berhubungan dgn pembangunan yg tak rasional, baik itu pada bidang sumber daya manusia, & pembangunan infrastruktur, terang bagaimana aspek pemahaman melalui suku, & agama menjadi budaya terhadap pertarungan pada masa pembentukan Ideologi (2016).

Pemnbentukan ideology ini, ada pada budaya yg dihilangkan & ada budaya yg diunggulkan, maka terperinci bagaimana proses seleksi yg diciptakan dgn rancangan impor dr asing hal ini disebutkan selaku cultural engineering. Digunakan oleh para elit politik dlm bentuk aksi, kebijakan & pernyataan acara yg terlihat, dgn keterlibatan masyarakat & Negara dlm hal ini.

Maka, dgn adanya keburukan dlm pembangunan ekonomi Indonesia yg jelek pada aspek kesehatan & pendidikan, dikarenakan penyerangan & kompetisi individu, kelompok, & organisasi keagamaan (Nasrani-Kristen, & Islam (Indonesia). Maka, yg dibentuk tak serta merta untuk memperbaiki tetapi mala untuk menghancurkan dgn banyak sekali sektor & aspek kehidupan sosial budaya mereka di masyarakat.