Siklus hidup produk merupakan suatu proses yg memberikan gambaran dengan-cara jelas tentang alur kelangsungan hidup sebuah produk di pasaran. Siklus produk dimulai dr proses produksinya, pemasarannya, hingga inovasi yg dilakukan produk tersebut.
Siklus tersebut memang pasti terjadi pada sebuah produk, hanya saja durasi waktunya bisa berbeda. Ada yg berlangsung dgn cepat ada pula yg lambat. Untuk menjaga kelangsungan hidup sebuah produk, produsen harus menyusun strategi yg tepat.
Daftar Isi Artikel
Kejenuhan Siklus Hidup Produk
Dalam siklus hidup sebuah produk, akan terjadi fase mengalami kejenuhan. Hal tersebut terjadi karena dua faktor sebagai berikut:
1. Kejenuhan Eksternal
Jenis kejenuhan ini berasal dr rasa bosan yg dirasakan oleh para konsumen terhadap sebuah produk. Kondisi tersebut terjadi karena produk tak mampu menyesuaikan diri terhadap perkembangan yg ada.
Produsen harus segera mengatasi kejenuhan tersebut agar konsumen tetap tak berpindah minat.
2. Kejenuhan Internal
Sesuai dgn namanya, kejenuhan ini berasal dr dlm perusahaan yaitu rasa jenis yg dirasakan oleh karyawan perusahaan tersebut. Pasalnya, karyawan harus memproduksi produk yg sama dlm jangka waktu panjang.
Kurangnya inovasi, tantangan, target, & rancangan pekerjaan baru membuat karyawan menjadi lebih cepat jenuh akan pekerjaan yg dilakukannya. Selain untuk mempertahankan sebuah produk di pasaran, inovasi terbaru dapat meningkatkan semangat & motivasi karyawan dlm bekerja.
Tahapan Siklus Hidup Produk
Pada umumnya, siklus hidup produk terdiri dr 4 tahapan. Keempat tahapan ini harus dipahami untuk dapat menjalani alur siklus dgn baik & kesimbang.
Hal tersebut tentu akan berdampak pada stabilitas seorang produsen untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup produk yg dijualnya. Berikut penjelasannya:
1. Tahap Perkenalan (Introduction)
Ini merupakan tahap awal dr proses siklus hidup semua produk, dimana produk akan mulai dipasarkan ke masyarakat dengan-cara umum. Pada tahapan ini, produk yg ditawarkan masih dlm keadaan baru, sehingga keuntungan yg bisa diraih produsen masih cenderung kecil.
Untuk itu, produsen harus melakukan promosi dengan-cara agresif agar produk bisa menghasilkan lebih banyak keuntungan. Berikut beberapa ciri tahap perkenalan:
- Keuntungan penjualan masih tergolong rendah.
- Produk yg ditawarkan masih dlm kondisi benar-benar baru atau belum pernah dijual sebelumnya.
- Harga produk cukup tinggi.
- Cash flow masih negatif.
- Melakukan promosi besar-besaran dengan-cara agresif.
2. Tahap Pertumbuhan (Growth)
Pada tahap ini, penjualan produk mulai berkembang sedikit demi sedikit, karena masyarakat sudah mulai mengenal produk yg ditawarkan.
Pada tahapan ini promosi yg dilakukan tak terlalu agresif karena kebanyakan orang sudah mengetahui spesifikasi produk dengan-cara detail. Tahap ini memiliki beberapa ciri-ciri sebagai berikut:
- Keuntungan yg didapatkan mulai meningkat.
- Jangkauan pasar semakin luas.
- Adanya kompetitor yg muncul.
- Biaya produk cenderung menurun.
- Produk sudah lebih dikenal oleh masyarakat dengan-cara luas.
- Keuntungan yg bisa diraih semakin tinggi.
3. Tahap Kedewasaan (Maturity)
Saat masuk dlm tahapan ini, produk yg dijual cenderung mengalami penurunan dikarenakan beberapa faktor tertentu, salah satunya adalah banyaknya pesaing yg berdatangan.
Untuk mengatasi hal tersebut, produsen harus mampu melakukan inovasi guna memberikan kesan yg kuat terhadap produk yg dipasarkan. Simak tahap kedewasaan sebagai berikut:
- Harga produk mengalami penurunan.
- Adanya keuntungan yg lebih besar bagi produsen yg mampu memimpin pasar.
- Kapasitas produksi perusahaan cenderung tinggi.
- Adanya persaingan yg sangat ketat antar produsen.
Strategi Siklus Hidup Produk
Dalam menjalani siklus hidup produk, seorang produsen harus memiliki strategi terbaik untuk dapat menjaga proses tersebut agar berlangsung dgn baik.
Meskipun harus melalui proses yg panjang, produsen harus bisa memastikan bahwa produk yg ditawarkan dapat diterima baik oleh masyarakat. Berikut beberapa strategi yg bisa dilakukan:
1. Tahap Perkenalan
- Strategi Peluncuran Cepat
Strategi ini mematok biaya yg tinggi pada sebuah produk diiringi dgn promosi yg dilakukan dengan-cara agresif atau besar-besaran.
- Strategi Peluncuran Lambat
Strategi ini menerapkan harga produk yg tinggi, namun promosi yg dilakukan cenderung kecil. Strategi ini digunakan untuk mengurangi biaya operasional perusahaan.
- Strategi Penetrasi Cepat
Strategi ini menerapkan harga produk yg tergolong cukup rendah sebagai upaya untuk melakukan promosi yg agresif. Tujuan dr strategi ini adalah mempercepat perputaran penjualan produk agar cepat habis & bisa menghasilkan produk yg baru.
- Strategi Penetrasi Lambat
Strategi yg satu ini menerapkan harga produk yg rendah dgn jenis promosi yg rendah juga.
2. Tahap Pertumbuhan
Dalam tahapan ini, produsen bisa menjalankan beberapa strategi sebagai berikut:
- Menurunkan harga jual produk atau menawarkan diskon untuk menarik perhatian pelanggan.
- Meningkatkan kualitas produk yg dijual agar dapat menarik minat pelanggan yg lebih banyak.
- Memperluas sistem distribusinya agar mampu menjangkau pasar yg lebih luas.
- Menambahkan variasi produk yg dijual untuk dapat memenuhi keinginan konsumen.
3. Tahap Kedewasaan
Dalam tahap ini, produk mulai berkembang & melakukan beberapa inovasi untuk dapat bertahan di pasaran. Berikut strategi yg bisa diterapkan:
- Memperbaharui model tampilan kemasan atau ukuran produk.
- Meningkatkan keistimewaan produk agar lebih menarik.
- Meningkatkan kualitas dr sebuah produk.
- Melakukan inovasi agar mampu menarik pelanggan baru.
- Produsen harus mulai fokus terhadap sumber daya untuk membuat produk baru & mulai meninggalkan produk lama yg kurang diminati.
- Melakukan berbagai kegiatan untuk membuat pelanggan tetap setia menggunakan produk yg dijual seperti diskon spesial untuk anggota, penawaran spesial beli satu gratis satu & lain sebagainya.
4. Tahap Kemunduran
Setelah produk mulai berkembang, bisa saja sebuah produk mengalami tahap kemunduran akibat berbagai faktor. Namun itu bukanlah akhir, melainkan proses siklus yg harus mampu dilewati oleh produsen.
Saat produk mengalami kemunduran, produsen bisa menerapkan strategi berikut untuk mempertahankan produk di pasaran:
- Menambah jumlah investasi.
- Mencari pasar baru untuk pemasaran produk.
- Menjual beberapa aset yg dimiliki oleh perusahaan.
- Mempersempit jaringan distribusi untuk mengurangi biaya operasional.
- Menghadirkan inovasi pada produk yg dipasarkan.
- Mempercepat proses pengembalian yg tunai.
- Menurunkan harga produk yg dipasarkan.
Contoh Kasus Siklus Hidup Produk
Salah satu contoh penerapan kasus tentang siklus hidup produk adalah produk ternama Coca-Cola. Pada tahap awal yaitu perkenalan, produk ini mulai diluncurkan di pasaran pada tahun 1886 sebagai varian minuman berkarbonasi.
Dengan teknik pemasaran yg sesuai, minuman berkarbonasi yg dianggap sebagai produk baru mulai dikenal oleh masyarakat dengan-cara luas. Saat memasuki masa pertumbuhan, Coca-Cola mulai mendirikan sebuah perusahaan ternama agar semakin dikenal.
Adanya perusahaan tersebut membuat kepercayaan konsumen terhadap Coca-Cola semakin kuat. Untuk meminimalisir terjadinya penurunan minat pembelian, Coca-Cola mulai mempromosikan kembali produknya dgn lebih agresif.
Salah satu strategi yg dilakukan adalah menghadirkan varian rasa yg baru. Tingginya minat masyarakat akan minuman karbonasi membuat banyak kompetitor baru yg berdatangan, sehingga membuat minat konsumen menjadi terbagi & akhirnya terjadi penurunan penjualan.
Untuk mengatasi masa sulit tersebut, Coca-Cola mulai menerapkan metode penentuan harga yg tepat seperti adanya potongan harga atau gratis hadiah langsung.
Pada tahap pendewasaan, Coca-Cola mulai menemukan kestabilan antara biaya produksi dgn keuntungan yg bisa diraihnya. Bahkan Coca-Cola sudah bisa mulai bersaing dgn kompetitor lain & sudah mendapatkan kepercayaan penuh dr para pelanggannya.
Untuk membuat produknya semakin menarik & mempertahankan jumlah konsumen yg sudah dimilikinya, Coca-Cola mulai berinovasi dgn menyempurnakan bentuk kemasannya.
Ukuran yg ditawarkan pula mulai beragam, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen yg berbeda-beda. Hal ini membuat Coca-Cola menjadi salah satu produk minuman berkarbonasi yg paling unggulan.
Seiring perkembangan hidup masyarakat, terjadi berbagai perubahan seperti contohnya saat ini banyak masyarakat yg mengurangi konsumsi gula. Hal tersebut membuat produk Coca-Cola berada di tahap kemunduran. Banyak masyarakat yg menganggap bahwa produk Coca-Cola tak baik bagi tubuh & mengandung banyak gula.
Kondisi tersebut membuat penjualan produk mengalami penurunan yg cukup signifikan. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan mulai mengoptimalkan strategi baru dgn memproduksi jenis minuman karbonasi dgn varian baru, yaitu rendah gula.
Produk tersebut diberi nama Coca-Cola Zero. Dengan adanya produk baru ini, kepercayaan konsumen mulai kembali & penjualan Coca-Cola pun bisa kembali stabil.
Untuk dapat memenuhi selera & kebutuhan setiap konsumennya, Coca-Cola telah memutuskan untuk memproduksi dua jenis minuman berkarbonasi, yaitu yg pertama memiliki gula normal & yg kedua rendah gula.
Siklus hidup tentu akan terjadi pada setiap produk bahkan bisa menjadi kunci utama bagi produsen untuk dapat mengambil langkah selanjutnya. Produsen harus lebih jeli & cermat dlm mengamati siklus tersebut agar keberhasilan produk bisa tetap terjamin.