Mempelajari pengetahuan masyarakat setempat, asli Indonesia memang berada pada kondisi relasi budaya berbeda dgn kebudayaan lainnya . Hal ini dimulai dr ilmu wawasan, kondisi insan, serta faktor kehidupan budaya yg berbeda.
Tetapi, dlm hal ini perbedaan itu sudah bersumber pada suatu hubungan agama yg mempersatukan aneka macam perbedaan itu dgn kehidupan sosial budaya di penduduk yg hingga ketika ini memiliki dampak pada kebudayaan lokal.
Adanya perbedaan budaya akan menempel pada dinamika sosial yg melekat pada faktor kehidupan budaya dgn wawasan yg dimiliki, baik itu aneka macam hal tergolong pada kehidupan sosial di masyarakat dgn apa yg diketahui selaku relasi di masyarakat yg melekat pada pandangan berlainan termasuk ideology pancasila.
Ketika aktivitas politik yg menjadi batas-batas terhadap kehidupan local, sudah sepantasnya dipahami dgn banyak sekali hal terkait kehidupan budaya penduduk yg mensugesti. Untuk itu aneka macam hal terkait dgn aspek kehidupan dgn munculnya budaya yg melekat pada aspek moral, & etika bermasyarakat, menjadi bagian dr pergeseran yg diharapkan dr kehidupan sosial hingga ketika ini.
Biasanya penduduk akan paham bagaimana setiap pekerjaan sosial & budaya akan mempunyai dampak pada kehidupan beragama, maka symbol yg menjadi indentitas akan tampak pada kehidupan di masyarakat yg hingga saat ini mempunyai efek pada kebudayaan lokal atau yg dikenal selaku penduduk budbahasa.
Masyarakat etika dipahami dgn faktor kehidupan budaya yg melekat adanya kebiasaan budaya yg dilangsungkan, hal ini menjadi pembelajaran yg menawan tatkala berada pada wilayah akhlak atau hutan masyarakat lokal.
Kebudayaan akan sering dipahami dgn adanya kehidupan budaya yg mempunyai perbedaan fundamental dr kehidupan sosial di masyarakat, maka tak lepas dr aneka macam kepentingan politik, yg umumnya berada pada keadaan hubungan budaya sosial di penduduk yg dikala ini berada pada posisi yg berlawanan di Negara lainnya.
Pengetahun akan sungguh berlainan, dgn adanya problem prilaku & karakteristik penduduk , baik itu pada masyarakat Tionghoa, Dayak, Jawa, & Melayu serta Batak (pribumi) yg menjadi lebih banyak didominasi dlm faktor kehidupan bermasyarakat, baik itu dengan-cara ekonomi, sosial, budaya, & politik.
Ketidaksenangan mereka kepada pandangan politik, & kebudayaan akan tersampaikan pada kehidupan sosial sehari-hari yg hingga ketika ini berada pada kondisi dibuat dengan-cara kolektif berdasarkan etnik ( Indonesia, Kalimantan Barat) 1999-2021.
Peyerangan politik di Kalimantan Barat, oleh Orang Batak, Jawa, Melayu & Tionghoa (jan) pada seksualitas politik (kekuasaan), & tak tampak dgn adanya moral & etika yg tak diajarkan oleh kedua orang bau tanah mereka dengan-cara khusus, & budaya menjadi identitas terhadap profesi yg mereka emban kepada mutu sumber daya manusianya, berdasarkan asspek kehidupan budaya, sosial & ekonomi.