Kehidupan sosial di Kalimantan menjadi batas-batas terhadap pergantian budaya yg lekat pada kehidupan budaya & konflik sosial yg tercipta menurut perebutan kekuasaan, & mata pencaharian utamanya pada kelas pekerja, & petani.
Kehidupan perkampungan yg dipahami dgn baik, adanya tata cara golongan yg berada pada kondisi ekonomi sosial, politik yg tercipta berdasarkan aspek kehidupan budaya dgn baik dimengerti dgn adanya tata cara budaya setempat dikala ini.
Ketika hal ini mendasari adanya sistem budaya yg menempel pada kebudayaan lokal akan tampak pada budaya sosial yg berada pada keadaan kepentingan ekonomi dr yg dihasilkan dr ruang kota yg berada pada faktor kehidupan budaya dikala ini.
Memahami aneka macam duduk perkara sosial budaya akan lekat pada kebudayaan lokal, dgn kepentingan ekonomi, maka dipahami dgn pertentangan sosial pula diciptakan oleh orang Tionghoa di Pontianak – Jakarta, berdasarkan kepentingan ekonomi budaya mereka hingga ketika ini, & dengan-cara agama pula demikian.
Aspek ekonomi yg meningkat dapat dipahami dgn adanya faktor pendukung kepada pendidikan yg diraih, dgn adanya sistem yg terorganisir dgn kepentingan budaya lokal sampai saat ini.
Kehidupan budaya yg lekat pada aspek kepentingan ekonomi politik tampak pada adanya ekonomi yg berasal dr metode yg ada di Indonesia, dengan-cara Nasional di Ibukota Negara.
Sistem kehidupan budaya, akan terlihat pada masalah kelas pekerja, dlm hal ini kepentingan ekonomi budaya kepada persoalan konflik sosial, hal ini berasal dr kehidupan politik yg berada pada masalah masyarakatnya, dgn demikian filsafat pada sebuah agama yg tak menyenangi aneka macam faktor kekuasaan maka pendidikan menjadi kontrol kepada problem yg terjadi.
Berada pada Pontianak, tak adanya tata cara kehidupan budaya & agama yg mereka lekat pada kehidupan ekonomi, dimana peran yg diterapkan sesuai dgn kehidupan budaya ekonomi yg dihasilkan dr metode asimilasi budaya, dlm suatu wilayah 1930an – 90an.
Politik dlm suatu Negara berdasarkan dr keprihatinan mereka hidup menjadi permulaan dr kehidupan sosial budaya mereka diberbagai aspek, masuknya budaya barat pada sektor ekonomi menjadi penting dlm melihat aneka macam kepentingan sistem ekonomi yg dibentuk.
Dalam suatu perkara kehidupan budaya yg diciptakan dgn planning yg baik & tidak, baik itu sebagai petugas agama (Nasrani – Protestan – Budha (Indonesia) & partai politik PDI Perjuangan & Golkar 80an – 2017.
Berlanjut pada tata cara kerajaan yg berada pada pertentangan sosial ekonomi, & metode konsumsi yg dibentuk pada lingkungan gereja, utamanya pada misa kring misalnya tak lepas dr aspek kehidupan budaya (sistem pertanian) & agama pemahaman Ideologi Pancasila khususnya etnik (Dayak – Jawa – Tionghoa – Batak Pontianak – Jakarta.
Begitu pula dgn pendidikan & kesehatan, dgn drama kepentingan sosial ekonomi yg dibuat dr hasil genetika yg tak lepas dr kehidupan sosial budaya terhadap sistem kelas sosial pada budaya di lokal, Indonesia.