Sistem pendidikan yg diterapkan lembaga pendidikan, dgn metode pengajaran yg melibatkan kepentingan politik didalamnya, sehingga bagaimana penyesuaian mereka terhadap sistem pendidikan yg disampaikan sesuai dgn kapasitas mereka sebagai duduk perkara di aspek pendidikan di masa kemudian.
Konflik yg berada pada dilema penduduk Jawa, Batak, Daya sebelumnya, ialah hasil penciptaan setiap Kepala Pemerintahan, pada masa periode 2006an hingga saat ini, yg tentunya mengarah pada kepentingan politik ekonomi.
Pengajar yg tiba, pastinya masyarakat Batak, Jawa, Daya, jika Tionghoa mampu diketahui banyaknya siswa yg berada kapasitas mereka selaku manusia. Untuk melihat rincian, apakah mereka menerima masalah kepada faktor pendidikan mereka, penilaiannya, serta berbagai dilema mereka selama proses mencar ilmu.
Berbagai kaum yg mesti diamati dgn aspek hubungan sosial budaya, pastinya mengarah pada kepentingan ekonomi politik mereka, selaku insan. Selayaknya, telah dipahami bahwa banyak sekali dilema faktor yg mempunyai dinamika kepentingan tentunya berpengaruh jelek kepada faktor yang lain dengan-cara budaya.
Konflik yg diciptakan pastinya membuat relasi kawasan menjadi tegang, pastinya tak mampu disangkal tatkala budaya menjadi ajang kepada aneka macam posisi yg mereka ketahui dgn duduk perkara di masyarakat.
Berbagai duduk perkara yg mampu dikenali dgn kekerabatan sosial budaya penduduk , akan mengalami berbagai masalah dinamika yg berjalan dgn potensi masyarakat yg memperlihatkan imbas pada dinamika sosial yg berada pada persoalan kelas.
Sistem produksi yg mereka ketahui berada pada peluangkonflik sosial, hendaknya dipahami dgn banyak sekali faktor pendidikan dasar terhadap dilema di pendidikan sekolah katolik, tentunya berdasarkan faktor penerapan yg pantas dimengerti untuk dipahami.
Kesalahan yg mampu dikenali tatkala pengertian dlm pemahaman metode dinamika sosial budaya, memahami berbagai upaya tata cara dinamika budaya masyarakat. Potensi kepada proses mencar ilmu, tentunya mempunyai efek pada faktor pembangunan.