Sistem Perkampungan Orang Dayak – Melayu – Batak Pontianak 80an – 2011

Rumpun melayu dulu sama dgn rumpun Dayak yg sebelumnya berasimilasi menurut sejarah kebudayaan mereka. Hidup dgn sebuah budaya & agama yg berlawanan sebelumnya, sampai membentuk tata cara politik di perkampungan & konflik sosial yg terjadi di pedesaan, yg menimbulkan urbanisasi masyarakat Tionghoa di Desa – Perkotaan.

Sebelumnya, hal ini menerangkan aneka macam faktor kehidupan budaya mereka dengan-cara berurutan semenjak masa kolonial Belanda, sampai Kemerdekaan dlm hal ini perubahan kota & aneka macam faktor kehidupan kota berlanjut dgn tata cara budaya mereka dengan-cara positif.

Pengakuan para suku atau etnik di penduduk , baik itu berdasarkan budaya suku mereka, pertentangan sosial mereka buat, & ciptakan berdasarkan karakteristik mereka yg tampak begitu ngotot dlm kebudayaan mereka dengan-cara alami. Lingkungan kampung akan terlihat pada kehidupan budaya mereka, Dayak – Batak dlm sebuah kota & Desa.

Hal ini menjelaskan berbagai kepentingan ekonomi, sosial mereka di penduduk dgn aneka macam mata pencaharian mereka dengan-cara khusus di Kalimantan. Berbagai kehidupan budaya, akan mempunyai dampak terhadap pergeseran budaya, & karakteristik mereka sebagai manusia & hewan berdasarkan apa yg diraih dlm setiap pekerjaan mereka semenjak Tahun 2000 – 2008, Pontianak, Kalimantan Barat.

Penjelaskan dlm hal ini, memberikan dampak kepada perubahan sosial dlm setiap sistem ekonomi, pertentangan sosial yg telah berasimilasi budaya pada etnik Jawa – Dayak yg menjelaskan aneka macam kepentingan ekonomi, & politik mereka pada lingkungan di penduduk , keluarga, & Negara.

Berbagai hal terkait itu pula dapat diketahui bagaimana aktivitas & kegiatan politik mereka, dlm sebuah perubahan sosial atau sebagai perusak kehidupan budaya mereka selaku masyarakat adab, & pendidikan yg dipraktekkan dengan-cara turun  temurun di Pedesaan Kalimantan Barat.

Tionghoa di Indonesia, menerangkan dlm hal ini dgn aneka macam saluran kehidupan budaya dengan-cara berlainan, & membuat aneka macam acara ekonomi yg dipahami selaku kepentingan budaya & agama menjadi satu dlm menyaksikan banyak sekali kepentingan elit politik (petugas partai) Golkar – PDI Perjuangan & Partai besar adalah Demokrat, relasi terkait dgn tokoh agama di Kalimantan.

  Tolong Buatkan Latar Belakang Masalah

Tanpa memiliki budaya yg hendak di kata terutama di Indonesia, sudah menerangkan karakteristik mereka dengan-cara biasa , & dengan-cara khusus perubahan sosial yg berefek pada insan itu sendiri sudah menciptakan adanya politik seksualitas, yg dipraktekkan oleh Orang Batak Sihombing – Jawa Marpaung – Tionghoa (perompak kapal) & kepentingan politik kota & Desa.

Kualitas manusia yg sebagaimana menjadi hak mereka untuk hidup dgn mutu harapan hidup yg rendah dengan-cara budaya tentunya akan menciptakan berdasarkan kualitas insan itu sendiri yg hidup dgn seksualitas mereka, & ekonomi politik yg mereka ciptakan berdasarkan lingkungan daerah tinggal, & tata cara pendidikan GKE Kalimantan, sudah  menyimpang semenjak 1930an di Kalimantan Barat.

Berlanjut pada tahun 2011 penganggu spritualitas dengan-cara rohani (djan 2011), & seksualitas oleh Sihombing – Marpaung (Jawa) dilanjutkan dgn aspek kehidupan beragama mereka selaku Batak (Protestan). Pembangunan insan yg memiliki dampak pada kecerdasan mereka kepada ketidaksenangan mereka dengan-cara agama & budaya. 

Pengganggu itu berada pada seorang pendidik yg di ketahui sebagai Gembala Baik, bersembuyi dibalik tembok gereja & pendidikan katolik, dengan-cara budaya & agama, siapa mereka dlm sebuah mata pencaharian sebagai Rumah Tangga (seksualitas). Hal ini menjelaskan berbagai persepsi & kehidupan sosial budaya, berdasarkan sumber ekonomi mereka dapatkan di DKI Jakarta & moralitas rendah.