Persoalan politik & agama, ditemukan adanya pemisahan. Hal ini untuk tidak terjadu adanya goresan antarumat. “Memang gesekan kecil-kecil kita ini karena pilkada, alasannya adalah pilgub, opsi bupati, opsi wali kota, inilah yg mesti kita hindarkan,
Tugu Titik Nol Peradaban Islam Nusantara di Kecamatan Barus, Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Jumat (24/3/2017), sudah ada menjadi baghian dr ikon sejarah Indonesia. Karena rentan gesekan itulah, Presiden meminta tak ada pihak yg mencampuradukkan politik & agama.
Maka, dr itu aneka macam hal terkait dgn agama & Negara, pula demikian untuk mengantisipasi berbagai problem metode budaya, agama & banyak sekali hal terkait dgn dinamika di masyarakat. Ragam perbedaan, suku, agama & ras menjadi dasar dr perbedaan yg dibentuk dgn sedemikian baik.
Dengan demikian, banyak sekali hal terkait dgn tata cara sosial budaya di masyarakat akan sungguh berlawanan dgn faedah yg dikenakan dlm pengertian di masyarakat ketika ini. Untuk di ketahui baik, bagaimana terjadinya konflik diperbatasan yg terjadi, dgn apa yg dapat diketahui adanya konflik antar agama, & Negara potongan saat ini.
Setelah kasus pembakaran bendera dikala peringatan Hari Santri Senin sudah tercatat pada tanggal (22/10/2018) kemudian. Maka dr itu, “Saya sudah mewanti-wanti, jangan, jangan, jangan, jangan hingga mempergunakan itu sebagai satu cara-cara untuk menjinjing ke ranah politik,” ujarnya di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta, Rabu (24/10/2018).
Berbagai problem pertentangan terjadi mampu dipetakan bahwa dilema itu terjadi dgn adanya Menurut Wiranto, jika masalah pembakaran bendera itu digiring ke ranah politik, bukan tak mungkin akan memunculkan gangguan stabilitas keamanan.
Konflik yg terjadi ialah dr dilema yg memang berada pada keadaan masyarakat saat ini yg mengalami pandagan & ide yg berbeda. Suatu dilema pertentangan dgn demikian, akan sungguh dipahami dgn baik, bagaimana dinamika sosial berlangsung dikala ini.