WASHINGTON — Mengutip (Republik.com) “Pentagon menetapkan untuk tak melibatkan diri dgn pernyataan yg dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Trump sebelumnya mengatakan akan membom situs budaya Iran meskipun ada larangan internasional atas serangan tersebut.
Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan AS akan mengikuti hukum pertentangan bersenjata. Pernyataan itu keluar tatkala ditanya apakah itu mengesampingkan penargetan situs budaya, Esper menjawab itu yaitu hukum pertentangan bersenjata.
Secara khusus, Konvensi Den Haag 1954 menyatakan negara-negara harus mengambil semua langkah yg mungkin untuk melindungi kekayaan budaya. Negara mesti menahan dr segala langkah-langkah permusuhan yg diarahkan terhadap properti tersebut. Negara-negara tak boleh memakai situs budaya untuk tujuan mengancam yg akan jadikan lokasi tersebut selaku sasaran militer.
Perpecahan antara presiden & kepala Pentagon terjadi di tengah ketegangan yg meningkat dgn Teheran. Konflik terpicu dr serangan pesawat tak berawak AS yg menewaskan Jenderal Qasem Soleimani, kepala Pasukan Quds elit Iran. Trump pun telah dua kali memperingatkan akan menyerang situs budaya Iran jikalau Teheran membalas serangan AS.
Komentar publik Esper mencerminkan keprihatinan pribadi pejabat pertahanan & militer yang lain. Pertentangan ini lahir dr larangan hukum kepada serangan terhadap situs sipil, budaya & agama, kecuali dlm kondisi tertentu yg mengancam.
“Kami sudah menargetkan 52 situs Iran (mewakili 52 sandera Amerika yg diambil oleh Iran bertahun-tahun yg lalu), beberapa di tingkat yg sungguh tinggi & penting bagi budaya Iran serta Iran, & target-sasaran itu, & Iran sendiri,” ujar Trump di Twitter pada Sabtu lalu.
Pesan Twitter itu membuat protes pribadi dr para sarjana aturan, pakar keamanan nasional, & anggota dewan perwakilan rakyat Demokrat. Namun, presiden berdiri dgn ancamannya pada hari selanjutnya.
“Mereka diizinkan membunuh orang-orang kita. Mereka diizinkan menyiksa & melukai orang-orang kami. Mereka diizinkan memakai bom pinggir jalan & meledakkan orang-orang kami. Dan kami tak diizinkan menjamah situs budaya mereka? Itu tak melakukan pekerjaan seperti itu,” kata Trump sehari selanjutnya.
Menteri Pertahanan Mark Esper mengatakan AS akan mengikuti hukum pertentangan bersenjata. Pernyataan itu keluar tatkala ditanya apakah itu mengesampingkan penargetan situs budaya, Esper menjawab itu yaitu hukum pertentangan bersenjata.
Secara khusus, Konvensi Den Haag 1954 menyatakan negara-negara harus mengambil semua langkah yg mungkin untuk melindungi kekayaan budaya. Negara mesti menahan dr segala langkah-langkah permusuhan yg diarahkan terhadap properti tersebut. Negara-negara tak boleh memakai situs budaya untuk tujuan mengancam yg akan jadikan lokasi tersebut selaku sasaran militer.
Perpecahan antara presiden & kepala Pentagon terjadi di tengah ketegangan yg meningkat dgn Teheran. Konflik terpicu dr serangan pesawat tak berawak AS yg menewaskan Jenderal Qasem Soleimani, kepala Pasukan Quds elit Iran. Trump pun telah dua kali memperingatkan akan menyerang situs budaya Iran jikalau Teheran membalas serangan AS.
Komentar publik Esper mencerminkan keprihatinan pribadi pejabat pertahanan & militer yang lain. Pertentangan ini lahir dr larangan hukum kepada serangan terhadap situs sipil, budaya & agama, kecuali dlm kondisi tertentu yg mengancam.
“Kami sudah menargetkan 52 situs Iran (mewakili 52 sandera Amerika yg diambil oleh Iran bertahun-tahun yg lalu), beberapa di tingkat yg sungguh tinggi & penting bagi budaya Iran serta Iran, & target-sasaran itu, & Iran sendiri,” ujar Trump di Twitter pada Sabtu lalu.
Pesan Twitter itu membuat protes pribadi dr para sarjana aturan, pakar keamanan nasional, & anggota dewan perwakilan rakyat Demokrat. Namun, presiden berdiri dgn ancamannya pada hari selanjutnya.
“Mereka diizinkan membunuh orang-orang kita. Mereka diizinkan menyiksa & melukai orang-orang kami. Mereka diizinkan memakai bom pinggir jalan & meledakkan orang-orang kami. Dan kami tak diizinkan menjamah situs budaya mereka? Itu tak melakukan pekerjaan seperti itu,” kata Trump sehari selanjutnya.