Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda tahun 1928 merupakan salah satu cuilan dr rangkaian peristiwa dlm periode pergerakan nasional. Politik etis memunculkan banyak kelompok terdidik yg berserikat. Forum-forum ini menimbulkan pemikiran -pemikiran radikal yg mengarahkan pada pembebasan calon negara Indonesia dr cengkeraman kolonialisme. Sumpah Pemuda sebagai sebuah peristiwa sendiri ialah titik balik acara pergerakan nasional yg kian keras menentang Belanda, salah satunya dgn menyatakan kesetiaan pada tanah air. Peristiwa ini pula melahirkan tokoh-tokoh yg kelak berperan penting dlm penyelenggaraan negara Indonesia.

Latar Belakang Sumpah Pemuda

Politik Etis yg dicanangkan oleh Kerajaan Belanda pada awal abad ke-20, memunculkan kalangan terdidik baru sebab susukan pendidikan bagi pribumi. Tokoh-tokoh dr banyak sekali wilayah berserikat, seperti Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatranen Bond, & lain sebagainya. Perkumpulan ini kemudian sukses bertemu dlm Kongres Pemuda, mendiskusikan ide-gagasan kebangsaan & melahirkan ilham pergerakan gres. Tujuan Kongres Pemuda yg dilaksanakan dua kali ini tak lain yaitu memupuk persatuan. Selain itu pula berbagi perspektif untuk melancarkan perlawanan terhadap Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.

Kongres Pemuda pertama yg dilangsungkan pada 30 April-2 Mei 1926 pula menjadi latar belakang penting. Pada konferensi ini disepakati adanya koordinasi pemuda dlm bidang sosial, ekonomi, & budaya. Disepakati pula akan dijalankan kongres kedua untuk menegaskan ide yg ada.

Lihat pula materi Sosiologiku.com lainnya:

Kerajaan Singasari

Perang Diponegoro

Kronologi Peristiwa Sumpah Pemuda

Kongres Pemuda II dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober 1928, bertempat di Gedung Katholike Jongen Bond & Gedung Oost Java (JL. Medan Merdeka Utara), Batavia. Forum ini dipimpin oleh Sugondo Joyopuspito (PPPI) & Joko Marsaid (Jong Java). Kongres kedua ini merumuskan tujuannya yakni :

  Sejarah Bakso Kala Lampau – Asal Permintaan Nama Dan Variasinya

  • Melahirkan keinginan asosiasi cowok Indonesia,
  • Membicarakan permasalahan kepemudaan Indonesia,
  • Memperkuat kesadaran kebangsaan & persatuan Indonesia.

Agenda penting pada kongres ini adalah pernyataan “Sumpah Pemuda” yg sudah dirumuskan oleh Moh. Yamin selaku sekretaris kongres. Pengucapan sumpah ini adalah simbolisasi kesungguhan pemuda-perjaka Indonesia dlm melancarkan pergerakan nasional yg lebih progresif & satu visi. Dengan mengikat diri dlm tanah air, kebangsaan, & Bahasa yg satu, para cowok ini berharap semoga usaha dapat berjalan lebih optimal.

Agenda pelengkap pada sela-sela kongres adalah penampilan lagu “Indonesia Raya” oleh Wage Rudolf Supratman, yg kemudian ditentukan untuk menjadi lagu kebangsaan Indonesia.

panitia kongres pemuda kedua kronologi sumpah pemuda

Sumber gambar: kemdikbud.go.id

Isi Sumpah Pemuda

Berikut ini isi sumpah perjaka:

“Pertama: Kami poetra & poetri Indonesia, mengakoe bertumpah darah jang satoe, tanah Indonesia.

Kedua: Kami poetra & poetri Indonesia, mengakoe berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia.

Ketiga: Kami poetra & poetri Indonesia, mendjoendjoeng bahasa persatoean, Bahasa Indonesia.”

Lihat pula materi Sosiologiku.com yang lain:

Fungsi Pasar Modal

Konflik Sosial

Struktur Proposal Kegiatan

Tokoh-Tokoh yg Terlibat

1. Sugondo Joyopuspito

Soegondo Joyopuspito ialah cowok dr Tuban, Jawa Timur. Oleh sebab ayahnya yg seorang Juru Tulis, ia memperoleh peluang untuk mengenyam pendidikan di HIS, ia bahkan berkesempatan untuk meneruskan pendidikan di Rechthoogeschool te Batavia (Sekolah Hukum Batavia). Menyelesaikan pendidikannya pada 1925, ia eksklusif terjun dlm lembaga Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI). Ia berperan besar sebagai pemimpin Kongres Pemuda II yg melahirkan Sumpah Pemuda. Selama masa pergerakan nasional, ia menjadi simpatisan PNI pimpinan Soekarno & menggerakkan dunia pendidikan bersama Ki Hadjar Dewantara & Douwes Dekker. Kemudian sempat aktif dlm BP-KNIP pada periode 1950-an, tetapi kemudian menentukan pension dini di usia 46 tahun. Ia bersahabat denga tokoh-tokoh besar yang lain mirip mr. Soenario, Hamengkubuwono IX, Sutan Sjahrir, & Y.B. Mangunwijaya.

2. Yamin

Yamin yaitu tokoh tanah air yg hebat karena mendalami banyak bidang seperti politik, hukum, sastra, & kebudayaan. Ia mempunyai almamater yg sama dgn Sugondo yakni Sekolah Hukum Batavia, namun baru lulus pada 1932. Selepas kontribusinya dlm Sumpah Pemuda, ia malang melintang dlm politik nasional. Bertugas di PUTERA pada masa pendudukan Jepang. Yamin pula bertugas di BPUPKI, empat kali menjabat menteri, & Ketua Dewan Perancangan Nasional. Yamin kerap dianggap selaku tokoh brilian dlm pergerakan nasional & pasca kemerdekaan.

3. Wage Rudolf Supratman

Soepratman adalah seorang perjaka dr Purworejo, yg merupakan putra dr tentara KNIL pribumi. Ia pernah berpindah kawasan tinggal dr Makassar, Bandung, Sengkang, & terakhir Jakarta. Ia dikenalkan oleh iparnya Willem van Eldik tentang alat music biola, & mulai menggubah lagu. Lagu Indonesia Raya diciptakannya pada tahun 1924, & kemudian pada tahun 1928 dipresentasikan dlm Kongres Pemuda. Hal ini didorong oleh ketertarikannya pada dunia pergerakan yg kala itu begitu dinamis dgn adanya Sarekat Islam, Boedi Oetomo, & Indische Partij.

Lihat pula materi Sosiologiku.com yang lain:

Energi Baru & Terbarukan

Suku Banyak

Hortatory Exposition

Dampak Sumpah Pemuda

Sumpah Pemuda selaku tonggak pergerakan nasional dengan-cara kolektif & progresif melahirkan adanya agresi-agresi yg mempunyai efek lebih luas lagi. Seperti efek domino, tokoh-tokoh yg hadir dlm kongres tersebut bergerak dlm bidang masing-masing dgn tujuan yg sama. Forum-forum kebangsaan dgn latar belakang yg berlainan bermunculan. Partai politik menguat, pernyataan ketidakpuasan bermunculan, & penyaluran aspirasi pada pemerintah kian kuat. Sehingga kemerdekaan yg dituju kian lama kian dekat. Tanggal 28 Oktober diperingati sebagai Hari Sumpah Pemuda sejak tahun 1959, lewat Keppres no. 316 Tahun 1959 (16 Desember 1959).

Museum Sumpah Pemuda

Museum Sumpah Pemuda adalah komplek bangunan yg dipergunakan untuk memperingati kegiatan pada tahun 1928 tersebut. Di mana gedung ini yaitu tempat dibacakannya Sumpah Pemuda. Gedung ini pula menjadi saksi banyak kegiatan kepemudaan lainnya sebelum & sehabis Kongres Pemuda dilaksanakan.

Museum ini ditujukan untuk mengenang pentingnya nilai Sumpah Pemuda dlm pergerakan nasional menyongsong kemerdekaan. Museum ini berlokasi di JL Kramat Raya 106, Jakarta Pusat & diatur oleh Kementerian Pendidikan & Kebudayaan. Museum ini diresmikan pada tahun 1974, sesudah izinnya keluar melalui SK Gubernur DKI Jakarta pada tahun 1972. Museum ini memiliki banyak koleksi yg berkaitan dgn Sumpah Pemuda & kegiatan kepemudaan yang lain.

Kontributor: Noval Aditya, S.Hum.

Alumni Sejarah FIB UI

Materi Sejarah yang lain di Sosiologiku.com: