Orang Batak, dipahami dgn orang yg bringas dlm aneka macam hal terkait dgn faktor kesehatan & pendidikan. Hal ini jelas, jikalau mereka tak menciptakan masalah perihal pedoman agama mereka, maka resistensi menjadi dasar bagi mereka hidup sebagai perompak.
Berbagai hal terkait dgn aspek suku Batak Sihombing, (Kristen, Islam) bareng dgn Orang dayak, orang Jawa contohnya terperinci sekali bagaimana mereka berkoalisi antar orang, baik itu kesehatan & pendidikan mereka lakukan.
Salah satu dasar insan yg datang untuk berurbanisasi, dgn mata pencaharian yg mereka terapkan tatkala datang ke Kalimantan. Akan sangat terang bagaimana, mereka memahami mengenai persoalan agama, & seksualitas mereka.
Tanpa disadari berbagai duduk perkara terkait dgn hal ini menjadi perkara pula bagi orang tionghoa yg berada di Pontianak, bagaimana mempelajari kehidupan mereka. Bagaimana mereka bekerja, & mempersiapkan berbagai faktor kehidupan & ajal pada faktor kesehatan.
Hal ini, dapat dijumpai di Pontianak, Kalimantan Barat. Berbagai hal terkait dgn aspek kehidupan mereka selaku insan. Berbagai hal terkait pendidikan karakteristik mereka di rumah akan terperinci bagaimana seksualitas menjadi dasar bagi mereka hidup dgn mata pencaharian mereka.
Di temui, hanya marga Siregar (Katolik) yg dapat menjadi aspek bagaimana mereka berbuat di lingkungan kawasan tinggal. Sebut saja, tatkala berada pada RT 003 akan terang bagaimana mereka tinggal & bagaimana mereka menciptakan api.
Dengan demikian, banyak sekali masalah aspek kesehatan & pendidikan akan jelas bagaimana Orang Batak hanya mampu menjadi kasus diberbagai wilayah yg ada. Hal ini jelas dgn apa yg mereka persiapkan dimulai dr konflik sosial, pertentangan politik, serta tatkala Demokrasi.
Hal ini, pastinya dgn masalah kader-kader PDI Perjuangan di Kota, & Pedesaan, tak jauh berlawanan tatkala mereka mengatakan seperti kader asal Landak itu (laki-laki, (Sanen), (Golkar) yg memang berada pada keadaan agama & budaya, tatkala berkoalisi Golkar. Kalah di Politik, maka dikenali selaku Golkar Pengkhianat. Persoalanya sederhana, untuk bisa naik & mengakses ekonomi politik sebuah wilayah.
Berbagai pekerjaan mereka, akan sungguh jelas dgn faktor pendidikan mereka terapkan diberbagai wilayah, yg hendaknya menjadi dasar dr kepentingan politik, & planning pertentangan menjadi belahan dr penggunaan media sosial, & di penduduk sebut saja Malau itu, Orang Jawa kan?, Yogyakarta, tak jauh pada partai PDI Perjuangan itu (kader). Jika tak patuh, niscaya polisi menjadi penggalan dr senjata mereka. Tidak heran saja.
Ketika masa politik selesai, ada seorang bapak yakni orang Jawa, bagaimana menjelaskan perihal peneliti LIPI, akademik & yang lain bahwa mereka adalah orang-orang dlm kondisi sakit.
Tidak menanyakan siapa nama Bapak itu?, alasannya adalah biasa datang saja kerumah, aspek kesehatan itu pula dipakai untuk menjatuhkan mental manusia. Itu yaitu alat politik mereka di Indonesia, Kalimantan Barat, bagaimana di DKI Jakarta.