– Memahami Ringkasan Teori Konflik Analitis (Non-Marxis) : Ralf Dahrendorf, Lewis Coser, & Randall Collins.
Hai teman sosiologi Indonesia, kali ini saya ingin banyak sekali ringkasan materi untuk dapat memahami pemikiran tiga tokoh sosiologi dlm teori pertentangan non-marxis atau konflik analitis. Berikut ini ringkasan materinya :
Ralf Dahrendorf : Konflik Otoritas
-Masyarakat berkecenderungan untuk berkonflik semoga pergeseran sosial terjadi
-Konflik merupakan kreasi individu yg penting dlm penduduk
-Analisis konflik : kekuasaan utamanya pada kesanggupan untuk mengendalikan orang lain
Kekuasaan : kesanggupan memaksakan kemauan meskipun ditentang
Otoritas : hak yg sah untuk dipatuhi
-Selanjutnya, Dahrendorf menekankan analisis konflik otoritas : antara yg memiliki otoritas & yg tak mempunyai (dikontrol)
Dahrendrof : Otoritas
-Otoritas bertempat pada posisi sosial tertentu (bukan orang) & tersusun dengan-cara hirarkhis dlm stratifikasi sosial
Setiap posisi (pekerjaan) membutuhkan kemampuan yg berbeda-beda (mudah>
Setiap posisi (pekerjaan) mendapatkan reward yg berbeda-beda pula (tinggi>
-Stratifikasi sosial berdasarkan otoritas ini sangat kompleks dlm penduduk : seseorang bisa menempati posisi tinggi pada satu golongan & menempati posisi rendah di golongan lain
-Dahrendorf menerangkan bahwa masyarakat tersusun oleh kerjasama dengan-cara imperative oleh berbagai kelompok (imperatively coordinated associations)
-Masyarakat terdiri dr berbagai kalangan dimana individu bisa mempunyai berbagai posisi (otoritas) yg berlainan-beda dlm berbagai kelompok
Dahrendorf : Konflik Kelompok
-Dalam bukunya : Class and Conflict in Industrial Society, pertentangan sosial terjadi alasannya adalah perbedaan otoritas yg dimiliki oleh anggota masyarakat.
-Konflik ini bersifat dikhotomis : mereka yg memiliki otoritas & mereka yg tidak
-Konflik kelompok dipicu oleh kepentingan & dikerjakan oleh golongan kepentingan
-Kepentingan dibagi dua :
Kepentingan laten : belum disadari oleh golongan
Kepentingan manifest : sudah disadari & diperjuangkan oleh kalangan
-Kelompok kepentingan pula dibagi dua :
Kelompok semu (quasi) : dimana individu belum menyadari kepentingan bersama
Kelompok kepentingan : individu menyadari kepentingan bersama & berupaya memperjuangkannnya
Dahrendorf : Konflik Kelompok
-Konflik sosial menyaratkan tiga faktor :
Teknis : adanya pendiri & nilai-nilai ideologis yg diperjuangkan
Politik : keleluasaan berekspresi & berserikat dlm suatu negara
Sosial : terbagi tiga yakni : fokus anggota, komunikasi antar anggota, & homogenitas anggota
-Aspek lain ialah kepentingan & perubahannya menjadi kepentingan bersama & lahirnya kelompok kepentingan
Dahrendorf : Intensitas & Kekerasan dlm Konflik
-Disini ada dua rancangan :
Kekerasan konflik : penggunaan macam senjata
Intensitas konflik : penggunaan sumber daya & tingkat keterlibatan masing-masing kelompok.
-Aspek lain ialah adanya aturan main (rules of the games) yg mengontrol pertentangan
-Konflik Industrial :
Konflik dlm perusahaan antara pemilik modal dgn buruh cenderung menurun, alasannya tak terang aturannya, setelah lahir birokrasi/administrasi (direktur, manajer) yg bukan pemilik modal
-Konflik dlm negara
Cenderung tetap ada khususnya difasilitasi oleh sistem politik multi partai
Dahrendorf : Konflik & Perubahan Sosial
-Konflik diketahui sebagai sumber pergeseran & perkembangan masyarakat
-Konflik sosial merubah struktur sosial
Pergantian posisi secara umum dikuasai (keseluruhan atau sebagian)
Peleburan antara kalangan mayoritas & terdominasi
-Konflik intense mengakibatkan pergantian radikal, apabila dibarengi kekerasan menjadi lebih cepat
-Analisis konflik :
Hubungan antara pertentangan & pergeseran
Hubungan antara pertentangan dgn status quo
-Sidang umum MPR selaku bentuk prosedur mengorganisir konflik perebutan kekuasaan dengan-cara hening & saling menghormati
Lewis Coser : Konflik Fungsional
-Dalam bukunya : ‘The functions of Social Conflict.’ ditekankan bahwa walaupun analisis konflik sangat penting dlm kajian penduduk , faktor konsensus (keteraturan) masih lebih penting
-Konflik tak saja mengarah pada perubahan sosial tetapi pula mempererat integrasi sosial
-Coser berusaha memahami banyak sekali segi faktual dr konflik, selain dampak pergeseran sosialnya bagi keberlangsungan suatu penduduk
Lewis Coser : Asal Mula Konflik
-Mengikuti Simmel, konflik terjadi pada level interaksi sosial antar individu yg kemudian meningkat ke level struktural
-Konflik diawali atau terjadi tatkala ada hubungan yg intens antara individu atau golongan
-Dua tipe konflik :
Realistik : pertentangan dipakai untuk menerima atau menyanggupi kepentingan tertentu
Non-Realistik : pertentangan hanya sebagai media melepas ketegangan (mencari kambing hitam)
Lewis Coser : Konsekuensi Konflik
-Coser : konflik mengarah ke pergantian sosial
-Tapi, konflik pula bisa nyata bagi kelompok
-Konsekuensi konkret meliputi : memutuskan karakter anggota, menetapkan identitas kelompok, mempertahankan stabilitas, memajukan kohesi kerekatan masyarakat
-Konflik eksternal
Berperan dlm menetapkan identitas kalangan
Menetapkan batasan golongan : dgn memperkuat kesadaran, rasa keberadaan & identitas
-Konflik internal
Mengaktifkan berbagai individu/golongan pasif menjadi aktif
Mencipta ruang perundingan & saling mengetahui antara anggota kalangan (kohesi)
Randall Collins
-Mengarahkan analisis konflik struktural (makro) pada level individual (mikro)
-Interaksi sosial : tersusun dlm metode stratifikasi & organisasi sosial tertentu
-Interaksi sosial pula berkaitan akrab dgn kepentingan (kekayaan, ststus, kekuasaan, & lain) masing-masing individu, dimana perilakunya mencerminkannya
-Konflik sosial berpusat pada perebutan & konferensi kepentingan tersebut yg disertai dgn paksaan (kekerasan) dr yg berkuasa pada yg dikuasai
Randall Collind : Stratifikasi Sosial
-Stratifikasi sosial meliputi kekayaan, politik, karir/pekerjaan, keluarga, kelompok asosiasi, komunitas, gaya hidup, agama, & yang lain.
-Artinya stratifikasi sosial tak diciptakan oleh satu faktor tunggal : ekonomi seperti Marx
-Analisis stratifikasi sosial Collins diarahkan pada ranah perorangan : posisi dlm stratifikasi mempengaruhi emosi, cara berpikir, gaya hidup, kebiasaan, pula kepentingan
-Berbagi efek dr stratifikasi ini mendorong terjadinya konflik sosial
Randall Collins : Teori Konflik pada Stratifikasi Sosial
-Interaksi sosial : individu yaitu sosial (berhubungan dgn orang lain) namun pula gampang terlibat dlm pertentangan
-Konflik dlm stratifikasi ini digambarkan dlm tiga prinsip utama :
>Individu : hidup dlm dunia yg terkonstruksi dengan-cara subyektif
Beberapa orang mempunyai kekuasaan untuk mensugesti konstruksi dunia subyektif individu
>Beberapa orang berusaha mempengaruhi konstruksi subyektif tersebut
-Perbedaan posisi dlm stratifikasi (kekuasaan & kontrol) menjadi pusat lahirnya pertentangan
Randall Collins : Domain Stratifikasi Sosial
-Stratifikasi oleh tingkat Pendidikan
>Pendidikan menjadi modal sosial, budaya, politik, untuk mendapatkan kekayaan & kekuasaan
-Stratifikasi oleh perbedaan jender
>Beberapa pekerjaan cuma bisa atau cocok dijalankan oleh jenis kelamin tertentu (laki-laki)
-Stratifikasi oleh perbedaan umur
>Prioritas diberikan pada golongan umur tertentu (lebih tua)
-Stratifikasi sosial dlm Organisasi
>Organisasi menjadi satu pola praktek stratifikasi sosial yg rill & pertentangan antar individu di dalamnya
Sumber Referensi :
Teori Konflik 2 : Non Marxis kuliah ke-6 oleh Amika Wardana, Ph.D (a.wardana@uny.ac.id) Teori Sosiologi Kontemporer, klik