– Berikut yakni penjelasan & pembahasan Teori Konflik berdasarkan Emile Durkheim, mari simak ulasan & uraiannya di bawah ini.
Sobat, pernah menyaksikan orang lain berkonflik ? Atau dlm keluarga sedang ada pertentangan ? Konflik pasti akan kita temui dlm kehidupan.
Dari segi sosiologi, terdapat analisis mengenai konflik dimulai dr faktor yg memunculkan pertentangan, penyebab hadirnya pertentangan, & cara mengurangi terjadinya pertentangan.
Dalam sosiologi terdapat teori konflik yg dicetuskan oleh beberapa tokoh.
Secara sederhana, teori pertentangan didefinisikan selaku sekumpulan teori yg akan membicarakan suatu konflik yg terdapat dlm masyarakat.
Salah satunya Ibnu Khaldun. Seperti apa ya penggambaran teori konflik menurut Emile Durkheim ?
Pada postingan kali ini sahabat, akan membahas Teori Konflik Menurut Emile Durkheim. Telusuri gosip dr aneka macam sumber.
Tentang Teori Konflik berdasarkan Emile Durkheim Menjawab dgn semampunya dahulu soal pertanyaan di atas dgn seksama lantaran jawaban yg dihidangkan ini.
Sekilas mengenai Emile Durkheim
Seorang pria yg merupakan keturunan dr yahudi berkebangsaan perancis. Emile Durkheim lahir di di Epina Prancis pada tanggal 15 april 1858.
Durkheim berasal dr keturunan para rabbi. Pada umur ke 10 tahun, Durkheim kesengsem dgn ilmu-ilmu sekuler. Emile Durkheim dikenal luas sebagai bapak sosiologi modern.
Dalam ilmu sosiologi, Durkheim mencetuskan pemikirannya pada paradigma fakta sosial. Emile Durkheim sudah menulis banyak karya sosiologi mirip Division of Labor (1893).
The Rule of Sociological Methods (1895), Suicide (1896), The Elementary Forms of REeligiom Life (1912).
Emile Durkheim meninggal Dunia pada tanggal 15 November 1967 dgn usia 59 Tahun.
Teori Konflik Menurut Emile Durkheim
Emile Durkheim mengemukakan pendapatnya mengenai teori pertentangan yaitu pertentangan bisa terjadi dlm penduduk hanya lantaran adanya kesalahpahaman dlm akad & orang orang yg berpegang teguh pada nilai nilai kontradiksi.
Emile Durkheim menyaksikan bahwa adanya konflik dlm masyarakat menyaksikan pengkajian terkait desain tatanan sosial & bagaimana masyarakat mampu hidup dengan-cara harmonis.
Pengkajian dlm level tinggi yakni makro dgn cara menganggap bagaimana aspek masyarakat dapat berfungsi di kehidupan.
Adanya konflik sungguh berafiliasi dgn teori fungsionalisme lantaran melihat lagi bagaimana masyarakat mampu berfungsi sehingga mampu terjadinya konflik.
Pembahasan Pengertian Konflik
Apa sih yg adik adik ketahui perihal konflik ? Secara lazim biasa konflik yaitu usaha yg dilakukan oleh berbagai pihak untuk mendapatkan hal hal yg langka.
Misalnya seperti nilai, status, kekuasaan, otoritas, & lain lainnya. Nah maksudnya mereka berselisih itu tak hanya untuk memperoleh laba.
Tetapi pula untuk menundukkan saingannya dgn kekerasan atau bahaya.
Menurut Fisher, pertentangan adalah kekerabatan antara dua pihak atau lebih, baik individu maupun kelompok yg memiliki atau yg merasa memiliki, sasaran sasaran yg tak sejalan.
Konflik adalah selaku sebuah dr kenyataan hidup, tak terhindarkan, & sering bersifat inovatif. Dimana konflik sendiri terjadi tatkala tujuan yg ada di penduduk tak sama atau tak sejalan lagi.
Kemudian, Fuad & maskanah mengatakan konflik adalah benturan yg terjadi antara dua pihak atau lebih yg disebabkan lantaran adanya perbedaan kondisi.
Baik sosial, budaya, nilai, status, kekuasaan, dimana, masing masing pihak mempunyai kepentingan kepada sumber daya alam.
Nah kemudian dengan-cara garis besar ada tiga penyebab dr adanya pertentangan, yaitu :
1. Akibat Adanya Perbedaan Pendirian & Keyakinan
Konflik terjadi lantaran setiap orang individual di dlm dirinya selaku individu, merasa adanya perbedaan dlm hal pendirian maupun kepercayaan.
Sehingga terjadinya benturan antara pendirian & masing masing pihak berupaya untuk saling melaksanakan perlawanan satu sama yang lain.
Disinilah yg jadinya menciptakan terjadinya suatu pertentangan di dlm penduduk itu sendiri.
2. Akibat Adanya Perbedaan Kebudayaan
Selanjutnya dgn aneka macam perbedaan kebudayaan pula mampu mengakibatkan terjadinya konflik antar individu, bisa pula antar kelompok.
Nah acuan acuan kebudayaan yg berlawanan akan menimbulkan acuan acuan kepribadian & acuan sikap yg berlawanan pula di kelompok penduduk dengan-cara luas.
Selanjutnya perbedaan budaya dapat menciptakan orang menjadi mempunyai sikap etnosentrisme, yakni sikap yg ditunjukkan pada kelompok lain bahwa kelompokya yg paling elok, baik & yang lain.
Disinilah pula bisa menjadi pemicu penyebab adanya sebuah terjadi pertentangan di masyarakat.
3. Akibat Adanya Perbedaan Kepentingan
Terakhir, karena adanya aneka macam perbedaan kepentingan dr masing masing individu maupun kelompok.
Perbedaan kepentingan akan membuat terjadi kompetisi sehingga dapat mengakibatkan terjadinya pertentangan yg memperebutkan peluang & saranan yg ada.
Itu yaitu jawaban pertanyaan, mudah-mudahan menolong ya adik-adik. Demikian pembahasan tentang Teori Konflik berdasarkan Emile Durkheim.
Penulis : Nadia Safitri
Referensi :
Wahyuni. 2017. “Teori Sosiologi Klasik”. Makassar: Penerbit carabaca.
Raho, Bernard. 2016. “Sosiologi”. Nusa Tenggara Timur: Penerbit Ledalero.