Teori Konsentris, Sektoral, & Inti Ganda

Teori Konsentris, Sektoral, & Inti Ganda – Pengantar

Menurut sejarahnya, lahirnya suatu kota dikarenakan adanya urbanisasi dr balasan pertumbuhan penduduk, kenaikan keperluan, & pesatnya iptek sehingga bermunculan permukiman-permukiman baru. Kota dapat dibilang sebagai suatu lokasi yg mempunyai pemusatan masyarakatyg cukup besar dgn corak kehidupan yg bersifat heterogen & materialistis dibandingkan dgn daerah di belakangnya.

Struktur ruang kota didasarkan pada keragaman penggunana lahan sebagai cerminan dr kombinasi kebutuhan warganya. Hal ini dikarenakan industri yg menjadi tolak ukur dlm pembentukan struktur kota. Terdapat 3 macam teori struktur ruang kota, yakni teori konsentris, teori sektoral, & teori inti ganda.

Lihat pula bahan Sosiologiku.com yang lain:

Pencemaran Tanah

Sumber Daya Alam

Teori Konsentris

Ernest W. Burgess melaksanakan penelitan untuk Kota Chicago pada tahun 1923. Hasil memperlihatkan bahwa perkembangan Kota Chicago membentuk suatu acuan penggunaan lahan yg konsentris dgn fungsi yg berlainan-beda. Teori konsentris meyakini bahwa kemajuan kota dimulai dr pusatnya yg kemudian meluas ke wilayah yg jauh dr sentra akibat peningkatan penduduk. Interaksi antara penggunaan lahan & insan, baik dlm sisi ekonomi, sosial, ataupun politik membentuk beberapa zona konsentris. Kekurangan dr teori konsentris yakni tak berlaku di negara selain Amerika Serikat. Contoh kota dgn teori konsentris yaitu Chicago, London, Kalkuta, Adelaide, & sebagian besar kota-kota di Indonesia.

Asumsi Teori Konsentris

  1. Populasi dgn sosial budaya yg heterogen
  2. Industri komersil menjadi basis ekonomi
  3. Persaingan ruang untuk zona ekonomi & ruang pribadi (private ownership)
  4. Perluasan area & kenaikan populasi kota
  5. Transportasi dinilai gampang, cepat, & murah di setiap zona kota
  6. Pusat kota untuk sentra aktivitas ekonomi sehingga ruang di dekat pusat menjadi terbatas & bernilai tinggi

Susunan Ruang Kota Teori Konsentris

1. Zona Pusat Kegiatan (Central District Business)

Ciri-ciri:

  • Inti kota
  • Intensitas yg tinggi untuk acara komersil & pemerintahan (gedung perkantoran, pertokoan, & lain-lain)
  • Nilai harga jual atau sewa tanah tinggi
  • Populasi untuk permukiman sungguh sedikit
  • Aksesibilitas gampang & laju orang masuk/keluar jumlahnya besar setiap harinya

2. Zona Peralihan (Transition Zone)

Ciri-ciri:

  • Terikat dgn Zona Pusat Kegiatan
  • Populasi orangnya heterogen & tak stabil baik di permukiman atau acara sosial ekonomi
  • Daerah dgn berpenduduk miskin
  • Kualitas lingkungan permukiman memburuk -> sering ditemukan wilayah slum atau permukiman penduduk kumal
  • Dapat diubah menjadi komplek industri manufaktur, perhotelan, apartemen, & lain-lain -> untuk rencana pembangunan kota
  • Tingkat kejahatan & penyakit tertinggi di kota

3. Zona Permukiman Kelas Proletar (Low-Class Residential atau Workingmen’s Homes)

Ciri-ciri:

  • Kondisi permukimannya lebih baik -> umumnya rumah-rumah kecil atau rumah susun
  • Populasi penduduknya merupakan para pekerja dgn berpenghasilan kecil (buruh)
  • Transportasi mampu dikatakan masih relatif gampang & murah menuju tempat melakukan pekerjaan

4. Zona Kelas Menengah (Medium-Class Residential Zone)

Ciri-ciri:

  • Permukiman untuk para pekerja dgn berpenghasilan menengah
  • Kondisi permukiman lebih baik dibandingkan kelas proletar -> permukiman horizontal ataupun permukiman vertikal (apartemen)
  • Lokasinya strategis dgn pusat perbelanjaan sudah nyaris sama kondisinya dgn yg berada di pusat kota

5. Zona Penglaju (Commuters Zone)

Ciri-ciri:

  • Memasuki daerah belakang (hinterland) -> wilayah batas desa – kota
  • Penduduknya tinggal di pinggiran kota namun bekerjanya di kota
  • Biaya transportasi relatif tinggi menuju CBD dibandingkan dgn zona lain
  • Pendapatan penduduknya relatif tinggi

teori konsentris menurut burgess

Sumber gambar: Andrews, 1981

Teori Sektoral

Kritik pertama mengenai teori konsentris dikerjakan oleh Hoomer Hoyt (1939). Penelitian yg dijalankan oleh Hoyt menurut akan pemetaan rata-rata nilai sewa permukiman untuk setiap blok di setiap kota. Asumsi yg dipakai yaitu adanya variasi penggunaan lahan di sekeliling pusat kota (CBD Zone), lalu berkembang & masing-masing meluas ke zona lain. Pengelompokkan penggunaan lahan kota menjulur seperti irisan kue tar & sifatnya lebih bebas.

Hoyt pula mengungkapkan bahwa kompetisi spasial bukan satu-satunya sumber perkembangan kota, namun pula aspek keadaan geografis, rute transportasi, & hubungan sosial. Kelemahan teori ini yaitu mengabaikan jenis penggunaan lahan lain selain permukiman. Contoh kota dgn teori sektoral antara lain California, Alberta, Boston, & Calgary.

Asumsi Teori Sektoral

  1. Daerah-kawasan dgn harga jual atau sewa tanah tinggi biasanya terletak di luar kota
  2. Daerah-daerah dgn harga jual atau sewa tanah rendah merupakan jalur-jalur yg memanjang dr sentra ke perbatasan kota
  3. Zona pusat sebagai kawasan sentra acara

Susunan Ruang Kota Teori Sektoral

  1. Zona I: Pusat Kota (Central District Business), mencakup perkantoran, pusat perbelanjaan, & lain-lain
  2. Zona 2: Daerah Manufaktur, terdapat Kawasan industri ringan & perdagangan
  3. Zona 3: Permukiman Kelas Rendah, berada di dekat pusat kota & terdapat kawasan murbawisma (tempat tinggal kaum buruh)
  4. Zona 4: Permukiman Kelas Menengah, berada agak jauh dr sentra kota atau sektor industri & terdapat daerah madyawisma (tempat tinggal kaum menengah)
  5. Zona 5: Permukiman Kelas Atas, terdapat daerah adiwisma (tempat tinggal kaum atas)

susunan ruang kota menurut teori sektoral hoyt

Sumber gambar: Andrews, 1981

Teori Inti Ganda

Teori konsentris & sektoral menerima kritikan yg dikemukakan oleh Chauncy Harris & Edward L. Ullman (1945). Mereka beropini bahwa teori struktur ruang kota tak sesederhana seperti teori-teori sebelumnya. Teori inti ganda merupakan hasil dr pengamatan yg menunjukkan bahwa sebagian kota besar tak berkembang cuma dgn satu inti, melainkan adanya beberapa inti yg terpisah. Inti-inti tersebut berkembang sesuai dgn penggunaan lahannya yg fungsional & laba ekonomi menjadi dasar pertimbangan. Harris & Ullman pula beropini bahwa kemajuan kota pula melihat pada situs kota & sejarahnya sehingga tak ada urutan yg terorganisir.

Asumsi Teori Inti Ganda

Faktor yg menghipnotis pertumbuhan beberapa inti (CBD) adalah selaku berikut.

  1. Perbedaan akan akomodasi yg diperlukan untuk acara tertentu, misalnya acara industri
  2. Aktivitas yg serupa dapat dikelompokkan bareng untuk laba ekonomi sehingga hadirnya beberapa zona khusus untuk perekonomian
  3. Aktivitas perekonomian & nilai pemasukan yg berlawanan menyebabkan adanya pemisahan zona untuk tempat tinggal

Susunan Ruang Kota Teori Inti Ganda

  1. Zona 1: Pusat Kota atau CBD
  2. Zona 2: Daerah Grosir & Manufaktur, digunakan untuk daerah niaga & industri ringan
  3. Zona 3: Permukiman Kelas Rendah, dipakai untuk daerah murbawisma
  4. Zona 4: Permukiman Kelas Menengah, dipakai untuk tempat madyawisma Zona 5: Permukiman Kelas Tinggi, dipakai untuk tempat adiwisma
  5. Zona 6: Daerah Manufaktur Berat, sebagai pusat industri berat
  6. Zona 7: Daerah Luar CBD, pisat niaga lain di pinggiran kota
  7. Zona 8: Permukiman Suburban, merupakan upakota untuk tempat madyawisma & adiwisma
  8. Zona 9: Daerah Industri Suburban, merupakan upakota untuk daerah industri

susunan teori inti ganda menurut harris & ullman

Sumber gambar: Andrews, 1981

Artikel: Teori Konsentris, Sektoral, & Inti Ganda

Kontributor: Dema Amalia, S.Si.

Alumni Geografi FMIPA UI

  6 Karakteristik Gunung Meletus yang Wajib Kamu Kenali!